Pdt. Bigman Sirait
Follow @bigmansirait
Bapa Pengasuh Yang Baik
Keluaran 20:15 dikatakan “Jangan Mencuri”. Ini adalah salah satu hukum atau perintah mutlak dari Allah yang harus di lakukan umat-Nya. Yang melanggar pasti dihukum. Salah satu contohnya ketika Akhan mencuri (Yosua 7:1-26), Akhan dan seluruh keluarganya bahkan segala kepunyaannya dilempari batu dan dibakar. Tetapi dalam Yosua 8:1-29, Tuhan menyuruh orang Israel membinasakan orang Ai, tetapi ternak dan barang-barangnya boleh dijarah. Saat membaca beberapa bagian Alkitab ini, terkesan sekali, bahwa Allah melarang umat mencuri, namun disisi lain Allah menyuruh umat untuk mencuri.
Pertanyaan saya:
1. Bolehkah kita mencuri, sekalipun itu untuk kepentingan banyak orang?
2. Tuhan membinasakan Akhan karena mencuri, tetapi Tuhan menyuruh umat menjarah, adilkah?
Terima kasih untuk penjelasannya.
Bernad / Jakarta Timur
Bernad yang dikasihi Tuhan, sebuah pertanyaan yang menarik untuk kita ulas. Memang tidaklah mudah memahami PL jika tidak mengerti latar belakangnya. Tuhan memberikan sepuluh hukum yang terkenal itu dalam tertib relasi antara umat dengan DIA sebagai pemberi perintah. Karena itu sangatlah jelas tekanan kedaulatan diawal pemberian hukum, yaitu; AKUlah TUHAN Allahmu (Yehowa, Ellohim), yang membawa engkau keluar dari tempat perbudakan (Keluaran 20:1-2). Penggabungan dua nama Allah, disini menekankan Kedaulatan Allah pencipta yang menyatakan janji sebagai pemilik hidup manusia. Dalam bagian-bagian Alkitab juga ada penggabungan Yehowa Adonai.
Allah yang membawa umat-NYA keluar dari perbudakan Mesir, menetapkan ketentuan yang tidak boleh dilanggar oleh umat. Hal ini berlaku dalam konteks hubungan umat dengan Allah, dan antara sesama umat Israel. Ini bukan hukum yang berlaku umum bagi semua orang jaman itu.
Itu sebab dalam perang, umat Israel boleh membunuh musuh, bahkan kadangkala diperintahkan hingga pembunuhan anak-anak. Yang tidak boleh saling membunuh adalah antara umat, kecuali hukuman mati karena pelanggaran terhadap hukum Allah. Hukum Allah ini tidak berlaku bagi bangsa yang tidak mengenal Allah Israel.
Banyak orang bertanya, mengapa sepuluh hukum dilarang membunuh tetapi orang Israel membunuh musuhnya. Ingat hukum mengatur ketetapan hubungan antara umat Allah. Dan, musuh, yaitu orang yang tidak mengenal Allah dipandang sebagai orang berdosa yang binasa. Binasa karena kejatuhan kedalam dosa.
Itu sebab, orang diluar Israel yang menjadi percaya pada Allah diselamatkan, seperti Rahab wanita Yerikho. Dalam PB, musuh orang percaya bukan lagi darah dan daging, melainkan penguasa di udara, artinya iblis pembuat dosa. Orang percaya tetap bertempur, membunuh, tapi bukan melawan manusia melainkan dosa. Orang percaya berharap banyak jiwa yang dimenangkan dalam pertempuran melawan setan.
Sekarang pada kasus Akhan. Israel berperang mengalahkan Yerikho, barang jarahan sudah ditetapkan untuk perbendaharaan TUHAN (Yosua 6:18-19). Jelas dilarang mengambil untuk pribadi. kesalahan Akhan adalah mengambil untuk dirinya, apa yang sudah dilarang. Jadi pelanggarannya bukan soal penjarahan, melainkan melanggar perintah yang telah ditetapkan. Sementara dalam penyerbuan ke Ai, barang dan ternaknya boleh dijarah (Yosua 8:2). Ini adalah ketetapan yang disampaikan kepada umat. Jadi ini bukan soal mencuri atau tidaknya, melainkan melanggar ketetapan Allah atau tidak.
Umat harus sepenuhnya mentaati ketetapan Allah. Dan, penjarahan terhadap musuh Israel adalah simbol, bahwa seluruh harta dunia ini, bahkan nyawa manusia, adalah milik Allah Sang Pencipta. Semua tergantung kepada DIA. Kehidupan di PL, masih dalam bayang-bayang, sampai nanti digenapi oleh Yesus Kristus dalam kematian NYA diatas kayu salib. Jadi sangat jelas, bahwa kita harus memahami PL, seturut dengan jaman, dan tuntutan hukum Allah yang berlaku saat itu. Kita tak bisa memahami PL dalam perspektif PB yang sudah terang benderang. Kristus belum datang di era PL.
Mengenai, apakah Allah adil dalam ketetapan-NYA? Sebuah pertanyaan menarik yang harus didudukkan tepat sesuai realitanya. Siapakah pemilik hidup, harta, dunia ini. Jelas Allah! Jika DIA membuat ketetapan atas apa yang menjadi hak-NYA, apakah bisa kita katakan DIA tidak adil? Jika DIA mengambil milik-NYA sendiri, bisakah kita katakan mencuri? Bukankah sebaliknya, kita sebagai manusia yang tidak berhak atas apapun isi dunia ini, tapi menggugat keputusan-NYA.
Dalam Roma 9:11-15; Paulus menjelaskan kedaulatan Allah kepada umat di Roma. Allah memilih Yakub bukan Esau, apakah Allah tidak adil? Mustahil, kata Paulus. Ya, rencana Allah sudah ada disana, dikekekalan, sebelum dunia dijadikan, kita ada disini, dibumi didalam kesementaraan. Karena itu memang wajar jika kita mempunyai banyak pertanyaan.
Akhirnya, Bernad yang dikasihi Tuhan, persoalannya bukan Allah, melainkan Akhan yang melanggar ketetapan yang sudah dibuat Allah atas pertempuran yang dijalani Israel.
Menarik ya, ketika kita memahami kebenaran-NYA. Semoga jawaban ini boleh menjadi berkat bagi kita semua.