Ciri-Ciri Orang Bijak

Kita sudah pernah membahas topik seputar menjadi pribadi yang bijak dalam beberapa tulisan. Kali ini kita akan membahas beberapa tanda-tanda yang membedakan orang bijak dengan orang naif atau bodoh seperti dikemukakan dalam kita hikmat Amsal, khususnya pasal 19. Dengan demikian kita bisa merefleksikan kehidupan kita dan bergumul dengan Tuhan agar bisa membangun diri menjadi pribadi yang terus berkembang dalam hikmat-Nya. Kita akan membahas lima ciri yang bisa kita dapatkan dari Amsal 19:20-29).

Pertama, orang bijak siap menerima lebih banyak hikmat (19:20). Alkitab bahkan menegaskan: Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Matius 25:29. Oleh karena itu tanda seseorang itu bijak, mereka terus berubah semakin bijak.

Tanda pertama orang bijak adalah siap menerima lebih banyak lagi hikmat – menerima lebih banyak lagi nasihat dan didikan. Ketika orang mendengar nasehat dan menerima didikan, maka dia dalam pertumbuhan dalam hikmat. Mendengar nasihat dan menerima didikan tidak sekedar menambah pengetahuan, tapi membentuk sikap hati dan membangun perilaku sehingga mengubah hidup orang (Mat 7:24).

Kedua, orang bijak tidak 'percaya; manusia tapi kepada Allah (19:21). Manusia membuat banyak rencana dalam hatinya – itu sifat manusia, untuk menghadapi masa depannya. Namun hikmat Allah-lah yang akan terjadi.

Manusia tidak bisa percaya dengan pikiran sendiri karena mata batinnya telah dibuta oleh dosa (Roma 3:23). Kita suka mencari-cari alasan dan pembenaran. Karena itu kita tidak boleh percaya dengan hati kita (Yer 17:9). Namun kita bisa percaya kepada hikmat Allah. Kita melihat hati kita dengan hikmat -Nya. Kita perlu memiliki hati yang baru dimana hukum-hukum Allah tertanam di dalamnya sebelum hati kita bisa dipercaya. Kita menilai apa yang kita dengan berdasarkan Firman-Nya sebelum menerimanya.

Dalam berencana kita perlu buat dalam hikmat, karya dan kehendak Allah. Karena itu orang bijak mencari sasehat-nasehat Allah yang dapat ditemukan di dalam Alkitab.

Ketiga, orang bijak itu takut akan Tuhan (19:23). Takut Tuhan adalah permulaan pengetahuan (1:7). Takut Tuhan adalah dasar memiliki pengetahuan dan hikmat rohani yang membawa kita kepada hidup yang indah dan berbuah.

Ketika kita takut Tuhan maka kita sadar akan keberadaan Allah dan menghormati Dia. Untuk mendapatkan keselamatan-Nya kita harus percaya Allah ada, Allah mati bagi kita, Dia bangkit kembali untuk kita. Kita bisa berharap bangkit dari kematian. Ketika kita yakin kalau kita akan hidup kembali bersama dengan Tuhan, maka seharusnya kita hidup puas karena kita hidup dalam damai dan sukacita-Nya. Dan hidup dengan kepuasan menghindarkan kita dari kejahatan di masa yang akan datang.

Keempat, orang yang bijak itu tidak malas tapi rajin (19:24). Salomo menggambarkan orang malas duduk pada makanannya dan tangannya terbenan di dalamnya. Orang malas memiliki sangat sedikit energi dan inisiatif bahkan untuk membawa makanan ke mulutnya (memenuhi kebutuhan dasarnya). Karena itu orang malas akan mengalami kelaparan, – kelaparan rohani, mental, emosi dan fisik.

Orang malas akan hidup berkekurangan, kekurangan hikmat dan sebagai akibatnya hidup dalam berbagai kekurangan. Orang malas bergantung kepada orang lain – untuk kehidupan, untuk menghadapi masalah, untuk masa depannya.

Terakhir, orang bijak hidup konsisten di jalur hikmat (19:27). Ayat ini adalah peringatan bahaya berhenti mendengar didikan, berhenti menjadi bijak. Orang bijak harus terus memberikan perhatian dan usaha untuk tetap di jalur hikmat. Ketika seseorang berhenti mendengarkan didikan, mereka akan menyimpang dari pengetahuan. Orang bijak menetapkan diri di jalur hikmat, dan dengan pertolongan Allah, menentukan bahwa mreka tetap di jalan itu.

Arti lain ayat ini adalah lebih baik tidak belajar daripada belajar tapi menolak untuk mematuhi. Kita harus berbuat yang konsisten dengan apa yang kita pelajari. Oleh karena itu kita perlu punya sikap hati untuk patuh dan taat kepada apa yang kita belajar dari Firman Tuhan dari waktu ke waktu.

Tanpa perhatian dan ketaatan terus menerus kepada hikmat akan merusak manusia yang tanpa sadar menyimpang daripadanya. Contoh ekstrim adalah Salomo, manusia yang bahkan Allah sendiri menyatakan sebagai manusia paling bijak sepanjang masa, menyimpang ketika dia berhenti mendengarkan pada amsal-amsalnya sendiri. Kita tahu pada masa usianya yang makin lanjut Salomo dipengaruhi oleh banyak istri dan gundik sehingga dia sampai beribadah kepada berhala-berhala mereka. Tuhan marah dan dia dihukum.

Sebagai orang percaya dengan Roh Allah tinggal di dalam diri kita, maka kita potensi menjadi orang yang bijak, yang kehadirannya menjadi 'garam dan terang' dunia, dan memuliakan Allah. Namun Alkitab juga menegaskan di dunia kita belum sempurna. Oleh karena itu kita perlu secara teratur mengevaluasi diri dan meningkatkan dalam segala aspek, khususnya area-area yang kita lemah. Tuhan Yesus memberkati!

Recommended For You

About the Author: Reformata

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *