Kegiatan berinvestasi sedang mendapatkan momentum. Kita dibombardir dengan penawaran investasi oleh media dan staf perusahaan-perusahaan investasi. Dengan teknologi digital, perusahaan-perusahaan dapat menawarkan berbagai bentuk investasi dengan jumlah investasi yang juga beragam, terutama bisa dimulai dengan jumlah yang kecil. Hasil-hasil survei menunjukkan pengenalan dan penggunaan jenis investasi yang beragam, baik yang konvensional maupun yang ‘kekinian’.
Generasi muda menyerbu investasi kekinian ini banyak karena alasan FOMO (Fear of Missing Out). Suatu riset menunjukkan 69% milenial terpengaruh oleh FOMO dalam hal berinvestasi. Tidak heran satu bentuk investasi kekinian dalam bentuk kripto sangat popular. Banyak orang Kristen juga terlibat dalam berbagai investasi yang menjanjikan 'gain' yang menguntungkan itu. Bahkan banyak uang gereja diinvestasikan dalam berbagai instrumen investasi.
Sebagai orang Kristen, bagaimana kita menanggapi industri investasi yang berkembang demikian pesat ini? Bagaimana kita memilih investasi yang sesuai dengan iman Kristiani kita? Firman Tuhan memperingatkan bahwa segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa. (Roma 14:23).
Karena itu kita perlu memahami apa yang dimaksud dengan investasi, yang sering rancu dengan judi. Sebagai awal kita perlu paham bahwa baik investasi mau pun judi menawarkan hasil tapi juga mengandung resiko rugi atau kehilangan. Namun perlu disadari bahwa investasi yang benar memiliki resiko yang nyata karena dikelolah oleh manusia. Sementara judi dengan sengaja membuat resiko kehilangan itu dengan peluang yang kehilangan yang besar.
Dalam investasi yang benar, kedua pihak (investor dan pihak penerima investasi) bekerja untuk mendapatkan keuntungan dan aksi investasi itu berfungsi sebagai agen pertumbuhan ekonomi. Dana diinvestasikan dalam berbagai kegiatan seperti pendirian usaha, perluasan usaha, pembangan rumah, dsb. yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Investasi adalah penatalayanan sumber daya yang dimiliki seseorang, dan ini ciri yang membedakan dengan judi.
Investasi bersifat jangka panjang. Kegiatan investasi memerlukan waktu untuk memberikan hasil dari kegiatan ekonomi nyata. Oleh karena itu dalam bahasa Alkitab, investasi menjadi berkat bagi kedua pihak dan karena itu bersifat 'win win' antara investor sebagai pemilik dana yang tidak terpakai dan pemilik kegiatan usaha yang membutuhkan dana. Berbeda dengan judi yang bersifat 'zero-sum game' – satu pihak saja yang mendapat gain, investasi bersifat 'positive-sum game,' artinya ada hal positif dari investasi yang bisa dinikmat oleh kedua pihak.
Dalam perjudian, harta dipindahkan dari satu pihak ke pihak lain melalui suatu permainan judi. Judi bisa memberikan kesenangan kepada pemilik dana, tapi tidak menjadi sarana langsung pembentukan modal dan pertumbuhan ekonomi. Kita bisa berjudi dengan instrumen investasi tradisional. Ini adalah apa yang kita kategorikan sebagai spekulasi, yaitu transaksi-transaksi jangka pendek beresiko menggunakan sarana-sarana investasi tradisional. Spekulasi ini dilakukan oleh para 'trader' dengan orientasi jangka pendek.
Ada banyak contoh perdagangan spekulatif mengalami kejatuhan. Ketika ada ekspektasi inflasi atau kecenderungan harga yang meningkat, hal ini membuat volume perdagangan meningkat, hingga mengarah ke 'bubble,' harga meningkat tidak realistis. Sebagai contoh besar, hal ini ini terjadi pada masa bubble dotcom pada tahun 1990-an. Harga perusahaan-perusahaan internet naik pesat hingga akhir tahun 1990-an. Namun, pasar mengalami kejatuhan yang cepat pula setelah tahun 2001. Sebagai akibatnya, banyak perusahaan teknologi besar yang kehilangan nilai karena tak memahami perbedaan investasi dan spekulasi ini dan banyak yang bangkrut.
Penjual harian atau day trading adalah suatu bentuk spekulasi. Istilah tersebut muncul karena mereka sering berdagang saham-saham. Mereka akan memegang aset selama sehari dan ditutup setelah sesi perdagangan selesai.
Contoh spekulasi yang sekarang populer adalah berinvestasi di kripto. Ini seperti strategi investasi perjudian. Para pemain menciptakan transaksi pasar gelap yang tidak legal, tidak di bawa kendali pemerintah. Mereka invest di kripto seperti Bitcoin, bertaruh keluar dari sebelum bubble (gelembung) meletus. Satu tanda kripto bukan investasi yang sehat, ada banyak kasus kebangkrutan investor, stress hingga bunuh diri ketika mereka 'kalah' dalam investasi mereka.
Bagaimana dengan sikap kita sebagai orang percaya terhadap investasi ini? Kita ingat menurut Alkitab semua yang kita lakukan harus menyatakan kemuliaan Allah (1 Kor 10:31); mengerjakan penatalayanan atas segala 'talenta' yang dipercayakan kepada kita (Kej 1:28; Mat 25:14-30; 1 Petrus 4:10); serta mengerjakan kasih dan kebenaran (Mark 12:29-31; 1 Kor 16:15; Ams 21:3). Oleh karena itu apa yang kita usahakan haruslah memberkati, bahkan mengutamakan orang lain, dan sering harus berkorban.
Allah kita sebenarnya adalah 'Investor' Agung, yang menginvestasikan talenta, perhatian, bahkan diri-Nya, termasuk Anak-Nya melalui kematian-Nya di salib, untuk menyelamatkan manusia demi masa depan Kerajaan-Nya. Resiko kegagalan dalam individu-individu sangat besar tapi jangka panjang Allah pasti berhasil dalam investasi-Nya itu. Oleh karena kita diciptakan sesuai dengan gambar-Nya, kita pasti juga memiliki jiwa investor itu. Alkitab bahkan berbicara tentang fasilitas investasi di dunia fana untuk hasil besar di dunia kekekalan.
Oleh karena itu di dunia ini tujuan investasi kita haruslah untuk menyatakan kasih dan keadilan. Investasi kita haruslah untuk membawa kemajuan kemakmuran pada orang lain, yaitu menjadi berkat bagi banyak orang. Investasi kita juga menjadi sarana untuk mengasihi sesama yang memerlukan. Karena itu ketika melakukan investasi, orang percaya perlu mempertanyakan motivasi dan tujuan investasinya, apakah sesuai dengan nilai-nilai Alkitab serta memilih bentuk-bentuk yang sesuai dengan nilai-nilai iman Kristen itu.
Investasi Kristen harus ditempatkan pada penggunaan yang produktif, melayani suatu kebaikan, misalnya pada stock atau bond yang ditanamkan ke kegiatan dalam rangka mengembangkan usaha, menciptakan produk baru, memperkerjakan orang, menyediakan kredit rumah sehingga orang membeli rumah, investor mendapatkan hasil dan peminjam mendapatkan manfaat. Orang Kristen harus tertarik berinvestasi dengan cara-2 untuk melayani kemanusiaan. Berinvestasi adalahmelayani dengan sumberdaya yang Tuhan percayakan kepada kita. Mari berinvestasi dan kiranya Dia menjadikan investasi kita berkat bagi banyak orang!