“Kasih itu sabar…” (1 Korintus 13:4a)
Dalam tulisan sebelumnya kita sudah mendefinisikan kasih berdasarkan bacaan Alkitab paling jelas dan mendalam tentang kasih, yaitu seperti Paulus tulis dalam 1 Korintus 13:4-7. Disana Paulus mendefinisikan kasih agape itu dengan 15 kata kerja. Dalam tulisan ini kita akan membahas kata kerja pertama, yaitu bahwa ‘Kasih itu sabar.’
Dalam kekristenan kesabaran adalah satu kebajikan penting dan merupakan bagian dari buah Roh (Gal 5:22-23). Oleh karena itu sebagai orang percaya kita harus ingin memiliki kesabaran. Dan kalau kita ingin sabar, kita perlu tahu arti dalam perspektif Alkitab. Dalam PB (Yak 5:7-12) ada dua kata yang diterjemahkan dengan kesabaran. Pertama, kesabaran terhadap orang lain (makrothumesate) (5:7, 8). Kata ini berarti ‘sumbu-panjang,’ yaitu tidak mudah marah.
Bersabar menunjukkan sikap menahan diri yang mencegah orang cepat membalas orang lain yang menyebabkan penderitaan. Kedua, kesabaran dengan situasi, atau bertekun (hupomone – Yak 5:10, 11), yaitu bertahan dengan sabar terhadap situasi yang berat. Bisa disimpulkan kesabaran adalah pengendalian diri untuk menolak dikendalikan oleh perilaku orang lain atau lingkungan, untuk membalas tapi memilih mengambil sikap untuk kebaikan.
Pada dasarnya kita dipanggil untuk sabar terhadap Tuhan, karena Dia yang memberikan orang-orang dan situasi dalam hidup kita. Kesabaran adalah masalah sikap hati di hadapan Allah, karena itu kita bersabar dari hati. Daripada digoncang dan dibingungkan oleh kesulitan-kesulitan yang kita alami, kita diperintahkan untuk berpegang teguh kepada iman. Sabar tidak berarti pasif, menunggu, tapi dengan aktif berusaha memperbaiki situasi.
Mengapa orang percaya dituntut bersabar? Dalam Alkitab ‘kesabaran’ adalah karakter yang utama. Paulus mendaftar sabar sebagai kualitas kasih yang pertama dalam 1 Kor 13:4 – artinya jika kita tidak sabar, kita tidak mengasihi Allah mau pun sesama, yang adalah perintah utama bagi orang percaya.
Kesabaran adalah salah satu karakter yang Allah gambarkan tentang diri-Nya, misalnya dalam Keluaran 34:6 – Berjalanlah TUHAN lewat dari depannya dan berseru: “TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya…” Kesabaran-Nya Dia tunjukkan kepada manusia yang berdosa (2 Pet 3:9), termasuk kita yang walau pun sudah mengalami kasih-Nya tapi terus berdosa.
Kesabaran dalam diri kita adalah bagian dari gambar Allah; satu aspek buah Roh yang Roh Kudus bangun dalam diri orang percaya (Gal 5:22 – 23). Karena itu kesabaran harus menjadi karakter kita yang terus berkembang.
Bersabar adalah bertindak seperti Kristus yang bersabar terhadap kita. Kalau kita bersikap kasar atau garang, maka kita menolak pekerjaan Roh Kudus yang sedang menjadikan kita sabar. Terlebih perintah mengasih orang lain menuntut kita menyadari bahwa kita bukan orang satu-satunya yang Dia kasihi. Ini berarti kita harus bersabar kepada sesama kita.
Kesabaran adalah untuk diaplikasikan pada hubungan-hubungan kita dengan orang lain. Ketika Yakobus menggunakan kata ‘Bersabarlah’ dalam Yakobus 5, dia segera memberikan satu aplikasi di ayat 9: “Janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan,…” Kita menerapkan kesabaran dalam hubungan kita dengan orang yang belum percaya, dengan pasangan, dengan rekan kerja, dengan sesama orang percaya, bahkan dengan orang-orang yang memusuhi kita.
Bagaimana kita bersabar? Kristus adalah teladan kesabaran kita. Dia menunjukkan kesabaran terhadap orang-orang Israel, para murid-Nya, termasuk yang memusuhi Dia. Para murid menunjukkan tidak tahu apa yang harus mereka buat.
Mereka tidak membela Kristus ketika akan disalib dan khususnya Petrus mengingkari Yesus hingga 3 kali, tapi setelah bangkit Yesus mencari mereka. Ketika Yesus dianiaya secara tidak adil dalam proses pengadilan Roma yang korup, ia tidak pernah membalas atau menjadi lemah, namun bertahan dengan kesabaran dan penderitaan yang panjang, berbeda dengan ketidaksabaran dan ledakan amarah para penuduh palsunya.
Bagaimana kita belajar bersabar? Pertama, bersandar kepada Tuhan dengan percaya kepada pemeliharaan-Nya, dan berjalan dengan Dia. Kalau Dia ijinkan berbagai kesulitan terjadi, ingat Dia melakukan itu untuk kebaikan kita. Kalau kita dalam situasi sulit, sadari Allah sedang mengerjakan maksud-Nya dalam hidup Anda, Dia sedang membentuk Anda menjadi semakin seperti Kristus.
Berikut, bagikan anugerah Allah. Allah telah sabar dengan kita, seorang pendosa besar, mari kita bersabar dengan mereka yang berdosa lebih kecil terhadap kita. Kita berdosa lebih besar dan lebih sering daripada orang berdosa kepada kita. Mari kita bersabar, seperti Dia telah bersabar terhadap kita.
Mari kita merangkul kesabaran. Kita merangkul kesabaran karena kita mau menjadi orang percaya yang berkemenangan yang sedang diubah menjadi seperti Kristus. Kita adalah ciptaan baru yang tidak lagi dikuasai dosa, termasuk kemarahan. Mari kita hidup dengan natur baru kita, hidup dengan kesabaran.
Kita ingat, kesabaran mendatangkan pahala, sementara bertindak tidak sabar bisa mendatangkan hukuman.Dalam Yakobus 5:7-8 Yakobus bahwa petani yang bersabar menunggu panen, akan menerima pahala panen, kalau bersabar. Kalau kita tidak bersabar kita tidak menerima hasil.
Kita perlu bersabar dengan pertumbuhan kesabaran kita.Pertumbuhan rohani, pengudusan orang percaya, menjadi sabar adalah proses yang panjang dan terjadi seumur hidup. Dalam banyak hal kita belajar untuk menjadi sabar. Kita belajar dengan berbagai jenis orang. Kita belajar dengan berbagai situasi: kekurangan, pekerjaan, kesehatan, dsb. Kita bersabar dengan pembelajaran kita.
Kesabaran adalah utama bagi orang yang diselamatkan. Tidak bisa dilakukan dengan kekuatan manusia, karena itu Roh Kudus mengerjakan dalam diri orang percaya. Bayangkan apakah manusia biasa bisa bersabar seperti yang Yesus jawab kepada Petrus, apakah dia harus mengampuni saudara yang bersalah kepada dia sampai 7 kali.
“Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Matius 18:22. Kita dipanggil atau diperintahkan untuk sangat sabar dengan dosa dan kegagalan orang lain. Tuhan Yesus menolong!