
“Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan, tetapi setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan mengalami kekurangan.” Amsal 25:1
Dalam tulisan sebelumnya kita telah membahas betapa pentingnya sikap kita terhadap uang sebagai bagian dari sikap iman kita kepada Allah. Karena itu tidak heran Alkitab memberikan kepada kita banyak prinsip dan petunjuk bagaimana kita mengelola uang yang dipercayakan kepada kita. Kita akan membahas beberapa di antaranya, yang pertama, yaitu prinsip perencanaan dalam mengelola uang.
Prinsip perencanaan sebenarnya berlaku luas untuk berbagi kepentingan. Allah sendiri bekerja dengan menggunakan perencanaan. Ada yang menghitung ada lebih dari 200 kata terkait ‘rencana’ dalam Alkitab. Rencana untuk hidup kita dinyatakan dalam, antara lain, Yeremia 29:11 – “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”
Perencanaan keuangan adalah perencanaan alokasi sumber-sumber finansial yang terbatas kepada alternatif-alternatif penggunaan yang bisa tidak terbatas. Karena itu rencanakan sumber-sumber keuangan kita, tentang bagaimana kita akan mengalokasikan kepada berbagai kebutuhan kita, bukan rencanakan keinginan-keinginan kita. Ibrani 13:5 mengatakan “Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: ”Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.”
Kita mengelola sumber yang ada. Apa yang bisa kita lakukan dengan sumber yang ada. Penghasilan seperti apa yang saya punya. Daya beli seperti apa yang saya miliki. Untuk apa Allah mau saya gunakan sumber-sumber ini.
Jika kita hidup untuk mencoba membayar apa saja yang kita inginkan, kita akhirnya akan mengalami stres karena kebutuhan dana yang tidak terbatas dan akhirnya kita bisa hancur karena pengeluaran lebih dari penghasilan dan untuk menutupinya jalan yang paling gampang adalah dengan ‘gali lubang tutup lubang’.
Satu sarana sederhana membut rencana keuangan adalah dengan membuat budget untuk mengelolah aset-aset yang Tuhan percayakan kepada kita dengan baik. Ketahui kekuatan finansial kita secara tertulis. Tanpa pengetahuan itu kita tidak akan aman dan berhasil dalam pengelolaan keuangan kita. Sekali lagi metode untuk itu adalah pembuatan budget dan usahakan penggunaan dana di bawah budget.
Sebenarnya perencanaan keuangan adalah proses yang lebih menyeluruh dalam pengelolaan keuangan. Ini adalah proses untuk memeriksa gambar keuangan kita secara menyeluruh; menetapkan sasaran-sasaran keuangan dan menyandingkan keuangan kita sedemikian (dalam rencana) untuk mencapai sasaran-sasaran itu. Perencaan keuangan seyogyanya menjadi bagian dari perencanaan pribadi (goal setting) kita, yang kita lakukan dan perbaharui dari waktu ke waktu (biasanya dari tahun ke tahun). Setiap keputusan finansial yang kita buat berkaitan dengan keputusan-keputusan lain dalam hidup kita. Kita seyogyanya membuat perencanaan keuangan (dan goal setting) sejak dini. Namun banyak orang mulai membuat perencanaan keuangan ketika mengalami transisi dalam kehidupan, misalnya masuk kerja dengan kesadaran untuk mempersiapkan masa pensiun.
Perencanaan keuangan alkitabiah menggunakan prinsip-prinsip dan hikmat Alkitab untuk merencanakan penggunaan keuangan yang melibatkan Allah. Sebenarnya perencanaan finansial ini sama dengan perencanaan keuangan secara umum dilakukan orang, tapi menggunakan hikmat Alkitab sebagai filter untuk menyaring keputusan-keputusan keuangan itu. Menarik bahwa perencanaan keuangan tradisional itu sesungguhnya banyak menggunakan prinsip-prinsip Alkitab. Misalnya: Belanjakan kurang dari yang didapatkan (Amsal 13:11); siapkan dana cadangan untuk masa depan (Amsal 21:20); simpan dan investasikan dana ke sejumlah tempat (Pengkotbah 11:2); dsb. Perencanaan keuangan Alkitabiah adalah tentang memaksimalkan penggunaan finansial kita untuk kemuliaan Allah. Jika perencanaan uang generik berfokus pada diri, tapi perencanaan keuangan Alkitab berfokus kepada memuliakan Allah dengan dana kita.
Membuat perencanaan keuangan menjadi lebih sulit ketika dana dan sumber-sumber yang kita kelola semakin besar. Jika kita tidak memiliki latar belakang pendidikan keuangan mungkin kita perlu bantuan seorang ‘financial planner.’ Jika kita memutuskan untuk melakukan ini, maka penting kita memilih ‘financial planner’ yang percaya Alkitab sehingga memiliki cara pandang yang Alkitabiah dalam masalah pengelolaan keuangan. Tuhan Yesus memberkati!