Harry Puspito
(harry.puspito@yahoo.com)*
(harry.puspito@yahoo.com)*
Dalam dua tulisan terdahulu kita sudah membicarakan pentingnya konsep worldview atau wawasan dunia dalam kehidupan orang, khususnya kehidupan orang Kristen agar mereka bisa menjalankan fungsinya sebagai ‘garam’ dan ‘terang dunia’. Istilah worldview diturunkan dari kata Jerman Welt (kata) dan Anschauung (pandangan) untuk merefleksikan perspektif ontologis (hakikat hidup) dan epistemogi (dasar-dasar dan batas-batas pengetahuan) tentang bumi dan segala sesuatu didalamnya.
Wawasan dunia digambarkan sebagai kacamata seseorang melihat realitas. Kacamata digunakan oleh orang agar dia bisa melihat segala sesuatu dengan jelas. Jika lensa kacamata tidak cocok lagi dengan kebutuhan mata seseorang, maka kacamata tidak membantu orang itu memandang obyek. Dengan kacamata yang tidak baik maka dia akan gagal membaca suatu tulisan, misalnya, dari salah baca hingga tidak terlihat sebagai tulisan. Ketika orang tidak bisa melihat sesuatu dengan benar maka dia mudah bereaksi dengan cara yang salah. Bahkan dia bisa melakukan sesuatu yang membahayakan hidupnya. Seseorang dengan mata yang rabun, bisa salah melihat bahwa kolam renang itu ada airnya seperti biasa. Namun ketika dia terjun ke dalamnya, ternyata air itu tidak ada. Akibatnya tentu celaka.
Setiap orang memiliki kacamata itu. Masalahnya seberapa tajam lensa kacamata mereka melihat realitas-realitas kehidupan? Kita memerlukan kacamata dengan fitur-fitur tertentu yang menunjang kualitas yang diharapkan. Kita percaya wawasan dunia Alkitabiah adalah yang terbaik karena diturunkan dari wahyu ilahi dari Sang Pencipta dan Penguasa alam semesta dengan segalah isinya. Sebagai manusia yang terbatas, kita tidak mungkin mendapatkan wawasan yang sempurna. Namun dengan kasih karunia Tuhan, kita bisa mendapatkan hikmat yang cukup dari Dia untuk menolong kita memahami kehidupan ini.
Bagaimana karakteristik wawasan dunia Alkitabiah yang membedakan dengan wawasan-wawasan dunia yang lain? Berbagai wawasan dunia ini sebenarnya bisa dikelompokkan menjadi 3 golong besar, yaitu ‘pandangan sekular’, ‘pandangan berpusat kepada Allah’ dan pandangan ‘alam adalah rohani’. Wawasan dunia Kristen telah menjadi motor pda kelompok kedua. Mengenai detail karakteristik-karakteristiknya para ahli belum sampai pada kesepakatan mengenai hal ini walaupun pendapat-pendapat mereka tidak bertentangan satu dengan yang lain tapi cenderung saling melengkapi.
Sebagai awal, kita bisa melihat 6 karakteristik yang digunakan oleh peneliti sosial kekristenan di AS, George Barna untuk menidentifikasikan wawasan dunia masyarakat AS. Ciri pertama yang dijadikan pertanyaan untuk menguji wawasan dunia seseorang dalam surveinya, yang dia laksanakan di AS pada tahun 2003 – yang menghasilkan kesimpulan yang cukup menyentak bahwa hanya 4% warga AS dan 51% pendeta yang memiliki wawasan dunia Kristiani – adalah bahwa ketika Yesus hidup di bumi 2000 tahun yang lalu, Yesus telah hidup tanpa dosa sama sekali. Keyakinan ini memiliki konsekuensi keyakinan lain, yaitu Yesus bukanlah manusia biasa, karena manusia biasa lahir dalam dan terus berbuat dosa tapi Yesus adalah sekaligus Allah sendiri yang datang ke dunia dengan misi menyelamatkan manusia dari hukuman dosa. Dia adalah Mesias yang telah dinubuatkan ribuan tahun sebelumnya.
Poin lain adalah Allah adalah Sang Pencipta yang Mahakuasa dan Mahatahu, dan sampai sekarang masih memerintah bumi ini. Kebanyakan orang berpikir Allah mungkin ada dan adalah Sang Pencipta, tapi kebanyakan tidak sadar atau tidak yakin kalau Dia sebenarnya masih memerintah. Segala peristiwa di bumi adalah dalam kendali Dia.
Poin lain adalah Allah adalah Sang Pencipta yang Mahakuasa dan Mahatahu, dan sampai sekarang masih memerintah bumi ini. Kebanyakan orang berpikir Allah mungkin ada dan adalah Sang Pencipta, tapi kebanyakan tidak sadar atau tidak yakin kalau Dia sebenarnya masih memerintah. Segala peristiwa di bumi adalah dalam kendali Dia.
Ciri lain menyatakan keselamatan adalah pemberian dari Allah dan tidak bisa diusahakan manusia. Akibat dosa adalah maut, kematian fisik dan rohani. Manusia yang ‘mati’ tidak bisa menghidupkan dirinya kembali. Dia memerlukan kasih karunia Allah untuk mendapatkan hidupnya kembali. Jika ada jalan lain, apalagi semua jalan adalah menuju keselamatan, buat apa Allah sendiri harus datang ke bumi. Manusia telah jatuh dalam dosa dan dilahirkan dalam status dosa.
Mahluk lain yang semakin tidak diyakini keberadaannya adalah Iblis, sang penipu. Sementara Alkitab menekankan Setan betul-betul ada dan bekerja. Dia bekerja menipu manusia mula-mula hingga Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, dan selanjutnya dia menipu turunan Adam dan Hawa yang sudah dilemahkan oleh natur berdosa. Dia terus menipu dan mencobai manusia, mengusahakan agar manusia tidak mengenal Allah.
Oleh karena semua manusia telah jatuh dalam dosa, dalam kematian rohani sehingga tidak berdaya menyelamatkan dirinya sendiri maka manusia memerlukan kasih karunia Allah. Dari Alkitab kita belajar Allah memilih mengerjakan keselamatan manusia melalui manusia lain. Oleh karena itu satu karakteristik penting wawasan dunia Alkitabiah menurut George Barna itu adalah bahwa orang Kristen memiliki tanggung-jawab membagikan imannya dalam Kristus dengan orang-2 lain.
Dan satu ciri lain yang digunakan menentukan wawasan dunia seseorang adalah pandangan mereka mengenai otoritas Alkitab. Mereka yang memiliki worldview Kristiani meyakini bahwa Alkitab akurat dalam semua pengajaran-2-nya. Oleh karena itu ajaran-ajaran dan perintah-perintah dari Alkitab bersifat otoratif dan harus dipatuhi sebagai hukum tertinggi. Selanjutnya semua prinsip-prinsip Alkitab lain akan membentuk lebih spesifik lagi ciri-ciri wawasan dunia Alkitabiah ketika orang diperhadapkan dengan berbagai isu-isu penting, yaitu isu-isu yang diperhatikan oleh Alkitab.
Bagaimana dengan Anda dan saya? Apa keenam karakteristik ini benar-benar merupakan keyakinan Anda? Jika tidak kita perlu mempelajari lagi prinsip-prinsip yang kita tidak pahami, berdoa dan membangun keyakinan yang kokoh atasnya. Kita perlu berdoa agar baik prinsip-prinsip dasar ini maupun kebenaran-kebenaran Alkitab lain, bahkan kebenaran-kebenaran yang ditemukan kemudian dan tidak bertentangan dengan kebenaran-kebenaran Alkitab boleh kita yakini. Dengan fondasi ini kita akan memiliki wawasan dunia yang efektif menolong kita menjalankan peranan kita sebagai saksi-saksi Kristus di bumi ini. Tuhan memberkati!!!