Pengaruh Yang Mengubahkan

“Meyakinkan atasan atau rekan kerja Anda untuk menerima usu-lan Anda memerlukan beberapa keahlian yang akan meningkatkan kompetensi Anda dalam mempen-garuhi”

SERING kita dengar dalam organisasi perusahaan atau organisasi lainnya, keluhan tentang betapa sulitnya melakukan sesuatu yang tepat dan baik untuk perusahaan atau organisasi terse-but. Seringkali ide-ide brilian tidak dapat diterima oleh organisasi di mana kita bekerja atau beraktivitas. ”Wah, di situ mah orang-orangnya kaku, sudah karatan – kalau kita mau mengubah sesuatu pasti deh gak bisa. Tidak akan didengar,” demikan keluhan Santi, seorang tenaga periklanan yang bekerja di sebuah perusahaan agensi periklanan.

Ya, memang tidak mudah – banyak organisasi yang secara turun-temurun sudah melakukan berbagai macam hal menurut kebiasaan-kebiasaan yang menu-rut mereka ”sudah begitu dari so-nonya”. Jadi kalau ada masukan yang lebih baik atau ide brilian yang bisa membuat perusahaan/ organisasi menjadi lebih baik, ban-yak karyawan lainnya menentang karena sudah merasa nyaman den-gan apa yang biasa dilakukan. Isti-lahnya ”kalau tidak rusak, mengapa harus diperbaiki?”

Sebenarnya, dalam banyak pe-rusahaan/organisasi biasanya ada dua atau tiga orang yang dapat menembus batas-batas  penolakan tersebut. Orang-orang ini biasanya memiliki kemampuan lebih di mana pengaruh mereka bisa mengubah segala sesuatunya. Kalau mereka mengusulkan hal-hal yang kontro-versial, atasan mereka menden-garkan dengan seksama. Topik-topik yang mereka ungkapkan bisa menjadi agenda perusahaan dan diselesaikan dengan sukses seka-lipun banyak tantangan dan kesulitan, namun mereka bisa mele-watinya dengan baik. Orang-orang ini dapat menyelesaikan berbagai persoalan, sementara banyak eksekutif lainnya gagal walaupun menggunakan kekuasaan, perin-tah, lobi-lobi antar pejabat sampai pada mengancam pihak lainnya. Orang-orang ini merupakan kary-awan yang sangat bernilai. Mereka seringkali diberikan tugas-tugas yang menantang dan sekaligus mendapatkan penghargaan yang besar. Atasan dan perusahaan pun merasa diuntungkan dengan ke-mampuan mereka itu. Persoalan besar cepat diselesaikan, proses pengambilan keputusan dapat dit-ingkatkan dan batasan-batasan struktur organisasi dalam pelak-sanaan dapat disederhanakan menjadi lebih lancar dan tidak kaku. Bagaimanakah seseorang pemimpin dapat mengembangkan kompetensinya dalam memberikan pengaruh pada lingkungannya? Ada lima hal yang dapat diterapkan oleh pemimpin dalam menggunak-an pengaruhnya, yaitu:

1. Tingkatkan keberanian untuk
mengangkat masalah-masalah yang sulit. Banyak pemimpin ter-lalu mengkhawatirkan pening-katan karirnya  apabila mereka terlalu berani mengungkapkan hal-hal yang sepantasnya dan seha-rusnya diungkapkan. Sebenarnya kita bisa memimpin dengan baik di dalam suatu organisasi apabila kita mempunyai keberanian untuk menyatakan pendapat kita. ”Inilah masalahnya dan menurut saya ini-lah jalan keluarnya. Hal-hal berikut ini sudah saya mulai untuk menga-tasinya. Kalau Anda setuju dengan saya, itu baik sekali. Kalau Anda tidak setuju coba berikan pendapat dan alasan Anda”.

2. Jangan memiliki agenda pribadi. Sekalipun kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain dapat meningkatkan karir ses-eorang, namun seharusnya jangan membesar-besarkan diri sendiri. Banyak pemimpin melupakan hal itu. Oleh sebab itu untuk meletak-kan pengaruhnya mereka dengan menggunakan ’ofce politics’ untuk membangun kekuatan mereka, dan kemudian mereka menjadi haus akan kekuasaan. Mereka melupak-an bahwa sukses mereka  seharus-nya terjadi akibat mereka melayani perusahaan dimana mereka beker-ja dengan sebaik-baiknya.

3. Kuasai sistem permainan yang ada, dan jangan mengabaikannya.
Seorang pemimpin yang sangat baik dalam memberikan pengaruh adalah seorang ’penasihat’ yang terbaik. Dia harus bersedia mem-berikan pengetahuannya yang ter-baik bagi atasannya, namun tetap memberikan sang atasan pilihan untuk memutuskan apakah akan mengubah haluan dari usulan yang diberikannya sebelum dia melaku-kan hal yang terlalu jauh. Hal terse-but akan mengurangi tekanan poli-tik didalam kantor dan memperbaiki situasi apabila dia melakukan kes-alahan. Dia juga pandai dan cerdik dalam mengidentikasi pihak-pihak yang biasanya menjadi ’broker’ kekuasaan dan berbicara dengan para ’broker’ tersebut dari hati-ke-hati dengan mengutamakan ke-pentingan organisasi secara kese-luruhan. Dia juga mempelajari cara berpikir dari semua anggota peru-sahaan/organisasi tersebut. Dia mencoba untuk mengerti agenda anggota dan bagaimana membuat agenda tersebut cocok dengan hal yang akan dilakukannya.

Rekan pemimpin kristiani yang saya kasihi, seperti Firman-Nya yang mengatakan ”Sedapat-dapat-nya kalau hal itu tergantung kepad-amu, maka hiduplah dalam per-damaian dengan semua orang…”, maka seorang pemimpin dengan kemampuan memberikan penga-ruh akan terus memegang kuasa Firman Allah dalam melakukan pe-kerjaannya.

Recommended For You

About the Author: Reformata

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *