
Mendengar kata ‘disiplin’ membuat banyak orang tidak tertarik. Terbayang kita harus melakukan banyak hal tidak menyenangkan yang berat dan terus menerus. Namun percayalah ketika kita sudah memulai dan menjalani, disiplin jauh dari buruk, bahkan kita akan menikmatinya. Mula-mula kita tidak suka karena disiplin memaksa kita berubah dan melakukan hal-hal yang berbeda. Hasil dari gaya hidup yang disiplin, tidak bisa diragukan akan lebih baik. Dengan disiplin kita bisa mencapai tujuan-tujuan yang kita ingin capai dengan lebih efisien. Dengan kata lain, disiplin membahwa kepada sukses, kepada keunggulan pribadi.
Contoh profesi yang sangat mengutamakan disiplin adalah militer. Dengan disiplin profesi ini menolong anggota-anggotanya untuk hidup sukses dan terhormat di masyarakat, lebih dari masyarakat rata-rata. Dalam organisasi militer terbukti yang membedakan mereka yang berhasil atau gagal, yang menanjak karirnya atau begitu-begitu saja adalah faktor disiplin.
Kalau mau bertumbuh secara rohani, dalam anugerah-Nya kita ambil bagian dengan melakukan latihan-latihan rohani – yang disebut sebagai ‘disiplin rohani’, dengan aktivitas dasar melakukan meditasi Firman dan berdoa. Dengan disiplin rohani, kita mengarahkan mata lebih sering kepada Allah, sehingga menolong kita lebih mengenal Dia. Disiplin rohani menolong kita melihat kehendak-Nya bagi hidup kita dengan lebih jelas sehingga kita bisa menjalani kehidupan yang Dia inginkan untuk kita.
Disiplin rohani menolong kita untuk ‘tinggal’ di dalam Yesus (Yohanes 15:5). Seperti janji-Nya, kalau kita ‘tinggal’ di dalam Dia, maka Dia akan tinggal di dalam kita, dan kita akan ‘berbuah banyak.’ Mempraktekkan disiplin rohani seperti meditasi Firman dan doa menolong kita menyelaraskan hati kita dengan hati Allah. Dengan demikian kita dijauhkan dari pikiran-pikiran yang bertentangan dengan kehendak-Nya. Hati kita terbuka untuk proses transformasi pengudusan yang Allah kerjakan sepanjang hidup kita. Karakter dan hidup kita dibentuk menjadi semakin seperti Kristus.
Ketika kita melakukan disiplin rohani secara tekun, maka kita akan mengalami dampak dari pertumbuah rohani itu dalam berbagai bentuknya. Dalam pertumbuhan rohani maka kita akan semakin mengalami damai sejahtera dan sukacita sebagai orang percaya. Orang akan puas dengan hidupnya, dalam kondisi dan situasi apa pun. Berbagai ciri buah Roh bertumbuh dalam diri mereka,yaitu: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, (23) kelemahlembutan, dan penguasaan diri (Lihat: Gal 5:22-23).
Di samping disiplin rohani membangun sikap rendah hati, karena kedekatannya dengan Allah yang Mahabesar kasih itu. Perilakunya tidak egois. Bertumbuhnya iman menyebabkan orang berani untuk bersikap benar. Orang yang bertumbuh akan lebih mudah mendengar suara Allah. Hati nuraninya lebih peka dan bersih karena kepenuhan Roh Kudus yang lebih konsisten. Karena itu mereka lebih mudah mendapatkan pencerahan-pencerahan dari Tuhan. Dan karena itu mereka lebih bisa membuat keputusan-keputusan yang baik. Artinya, mereka juga tampak bertindak dengan bijak.
Menghadap kesulitan-kesulitan dan tantangan-tantangan kehidupan, orang bertumbuh imannya saja yang akan bertahan dan terus bertumbuh. Praktek disiplin rohani melatih orang lebih mengenal Allah, kesetiaan-Nya, untuk mendekatkan diri dan bersandar kepada Allahnya, dan hasil alaminya adalah iman yang bertumbuh.
Orang yang demikian, pikirannya tetap fokus dan tidak mudah terpengaruh oleh kejadian-kejadian di luar. Disiplin rohani menolong orang membangun kebiasaan-kebiasaan yang baik, seperti dalam pengendalian makanan, berolah-raga, beristirahat cukup, terus belajar, dsb. Mereka tidak mudah terombang-ambing, tapi berjalan dengan keyakinan. Hidupnya membawa berkat bagi banyak orang lain.
Disiplin rohani menolong orang betumbuh dalam kasih kepada Allah dan kepada sesama. Orang dipersiapkan ambil bagian dalam misi Tuhan, yaitu dalam pemberitaan Injil kepada banyak orang yang sangat membutuhkan jamahan kasih Kristus. Tanpa Kristus manusia terhilang dan orang percaya yang bertumbuh saja yang siap dipakai membagikan kasih Kristus itu.
Kita harus hati-hati dalam melaksanakan disiplin rohani agar tidak kehilangan tujuan sesungguhnya, yaitu untuk semakinmengenal Kristus, bukan pada melakukan kegiatan disiplin rohani itu sendiri. Jika tidak orang akan terjebak dalam legalistik, merasa benar ketika melakukan tapi merasa bersalah ketiga gagal menjalani. Di samping, kalau kita terjebak dalam aktivitas disiplin rohani itu, tapi tidak pada keintiman hubungan dengan Kristus, kita bisa menjadi seperti orang Farisi. Kita melakukan disiplin rohani hanya untuk tampak luar dan dilihat manusia, tapi tidak dari hati dan berpusat kepada Kristus.
Kita juga harus ingat tujuan disiplin rohani adalah untuk pertumbuhan rohani, bukan untuk mendapatkan keselamatan. Firman Tuhan menegaskan keselamatan adalah anugerah dan bukan hasil kerja kita (Lihat Efesus 2:8-9). Bahkan disiplin rohani bukan untuk mendapatkan berkat-berkat Allah, yang adalah kedaulatan Allah untuk memberikan. Namun dengan disiplin rohani, kita menempatkan diri mengalami anugerah dan berkat Allah secara lebih penuh. Dengan demikian kita memiliki kerohanian yang sehat dan iman yang kuat dan terus bertumbuh. Mari kita meningkatkan kualitas dan kuantitas disiplin rohani yang kita praktekkan. Tuhan Yesus memberkati!