Disiplin Rohani Puasa

"Dan apabila kamu berpuasa, …..” (Matius 6:16)

Kita sudah membahas berbagai aspek tentang disiplin rohani dalam beberapa tulisan terdahulu, dan sudah memulai dengan satu bentuk disiplin rohani yang penting, yaitu ‘Saat Teduh.’ Pada tulisan sekarang dan selanjutnya akan dibahas beberapa bentuk disiplin rohani lain, yang akan kita mulai dengan puasa.

Dalam Alkitab kita melihat banyak orang yang berpuasa, baik di Perjanjian Lama maupun Perjanjian. Dalam Alkitab tercatat lebih dari 70 kali tentang puasa, dan contoh pertama adalah puasa Musa di Gunung (Keluaran 34). Diceritakan Musa tidak makan dan tidak minum air Sinai selama 40 hari dan 40 malam. Setelah itu Alkitab mencatat tokoh-tokoh iman Alkitab yang berpuasa seperti Elia, Daniel, murid-murid Yohanes Pembaptis, Paulus, bahkan Yesus sendiri. Di samping itu orang-orang Farisi, kelompok pemimpin Kristen yang menentang Yesus dan berkonspirasi untuk membunuh Yesus juga berpuasa. Pada masa Yesus, akan aneh kalau pemimpin Kristen tidak berpuasa.

Banyak alasan umat Allah dalam Alkitab berpuasa. Mereka berpuasa, antara lain, untuk mendukung dan memperkuat doa mereka; mencari pimpinan Allah dalam membuat keputusan-keputusan yang penting; mendapatkan pertolongan atau perlindungan Allah; untuk mendapatkan kekuatan mengatasi cobaan dan mendedikasikan diri kepada Tuhan – seperti yang Yesus lakukan sebelum memulai pelayanan-Nya; ketika bertobat dari dosa mereka dan mau kembali setia kepada Allah; ketika umat mengalami kesesakan dan kesedihan; merendahkan diri kepada Allah; menyatakan beban untuk pekerjaan Tuhan; untuk melayani kebutuhan orang-orang lain; dan, mengekspresikan kasih dan ibadah kepada Allah.

Yesus mengharapkan kita berpuasa dengan tulus (Matius 6:16-18), tidak dengan cara munafik, dan Bapa akan memberikan pahala-Nya kepada kita. Berbagai situasi yang dicontohkan Alkitab bisa menjadi alasan berpuasa, dan bahkan kita bisa berpuasa secara teratur untuk membangun keintiman hubungan dengan Dia, yang merupakan kekuatan iman kita.

Motivasi harus dari hati, tidak untuk memanipulasi Allah melakukan apa yang kita inginkan, tapi

untuk menolong sesaat melepas diri dari dunia yang mengelilingi kita, dan memusatkan perhatian, keinginan dan memberikan waktu untuk mewujudkan hubungan dengan Allah yang lebih intim dan memiliki komitmen kepada kehendak-Nya. Puasa menolong kita mendengar suara Allah lebih baik dan sepenuhnya bergantung kepada Dia.

Berpuasa adalah dengan sengaja tanpa melakukan sesuatu yang memuaskan fisik kita untuk tujuan kerohanian. Dalam Alkitab, puasa dilakukan dengan tidak makan saja atau tanpa minum, atau sering disebut puasa total. Bagaimana pada masa kini kita berpuasa? Kita bisa puasa tanpa makan dan minum sehari. Namun karena ada alasan kesehatan atau belum terbiasa ada yang tidak bisa tanpa makan dan minum sepanjang hari. Jika demikian kita bisa memulai dengan tingkat puasa yang lebih ringan, dan memilih puasa sesuai dengan kemampuan fisik kita. Ada yang berpuasa dengan tidak makan tapi masih dengan minum, dalam 24 jam.

Puasa yang lebih ringan adalah menghindari satu dari tiga jadual makan kita, yaitu sarapan pagi atau makan siang atau makan malam, tapi dilakukan dalam periode waktu yang lebih panjang, misal 1 minggu. Ada juga yang melakukan puasa dengan tidak makan makanan tertentu, misalnya nasi putih, selama satu bulan. Orang bisa berpuasa dengan tidak makan makanan manis kesukaannya seperti permen, coklat, ice cream, dsb. Kita juga bisa memilih berpuasa seperti Daniel, yang tidak mengonsumsi daging, makanan penutup dan makanan ringan, tapi makanan yang Daniel makan seperti sayur dan biji-bijian. Orang bisa puasa dengan minum air putih saja, atau plus jus.

Di luar makanan, kita bisa berpuasa dengan absen menonton TV, film, membaca buku hobi atau menggunakan media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dll; atau rekreasi tertentu. Membatasi mendengar musik hanya musik rohani. Kita bisa membatasi penggunaan smartphone sama sekali. Kita juga bisa berpuasa dengan kombinasi dari absen berbagai kegiatan itu.

Kita memilih puasa yang menantang bagi kita tapi cocok dengan kondisi kesehatan dan situasi kita. Perlu diingat berpuasa tanpa berdoa bukanlah puasa. Karena itu ketika berpuasa rencanakan untuk memberi waktu untuk doa dan pembacaan Firman. Dalam puasa kita melepaskan fokus dari perhatian dan kenikmatan fisik dan menggantikan dengan penyegaran dan kesenangan rohani. Ketika kita tidak melakukan kegiatan yang memuaskan fisik kita itu, kita menggantikannya dengan melakukan hal-hal yang rohani, seperti berdoa, melakuk studi Alkitab, mengikuti ibadah, atau mengerjakan pelayanan. Selamat berpuasa!

Recommended For You

About the Author: Reformata

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *