Seri menjawab Zakir Naik ini memasuki penjelasan Alkitab yang sangat jelas tentang ke-Tuhan-an Yesus yang menurut Zakir sama sekali tidak ada. Sementara soal jawaban langsung sudah disuguhkan dalam SUP seri 1-4. Kisah di Kaisaria Filipi yang sebelumnya di era Yunani dikenal sebagai kota Pineas, yang kemudian di era Roma dibangun kembali oleh Filipus, raja wilayah dikekuasaan Roma. Disebut Kaisarea sebagai bentuk penghormatan kepada kaisar Agustus di Roma. Uniknya dikota yang berlatar belakang tempat pemujaan, disini pula dinyatakan iman para murid tentang Yesus Kristus Mesias Anak Allah yang diwakili oleh Petrus sebagai rasul kepala (Matius 16:13-20). Lokasi dan momentumnya seakan mengkoreksi paham yang salah tentang Allah.
Nikmati Menu Lainnya: #SUP – MENJAWAB ZAKIR NAIK (SERI.4)
Bermula dari pertanyaan Yesus; Kata orang siapakah Anak Manusia itu? Gelar Anak Manusia pertama kali disebut dalam kitab Daniel 7:13, menunjuk kepada Dia yang datang dalam awan dari langit. Yesus Kristus memakai gelar ini untuk diri Nya berungkali dalam kitab Injil, namun dalam pemahaman yang lebih luas melingkupi pelayanan, penderitaan, kematian, hingga kebangkitan Nya sebagai Anak Manusia. Dalam Kisah 1:9-11, di peristiwa kenaikan Nya jelas digambarkan Dia naik ke langit dan awan menutupi Nya. Rasul Paulus dalam Efesus 4 menjelaskan, Yesus yang telah naik itu sebagai yang telah turun. Maka apa yang dilihat Daniel ratusan tahun sebelum Kristus, digenapi dan dikerjakan Yesus Kristus, dijelaskan oleh para rasul, menjadi fakta tak terbantah tentang ke-Illahi-an Kristus. Jangan lupa Dia sendiri menyebut diri Nya sebagai Anak Manusia, Dia tidak sama dengan nabi Daniel utusan Allah yang menubuatkan tentang Anak Manusia, yaitu Yesus Kristus.
Nikmati Menu Lainnya: #SUP – MENJAWAB ZAKIR NAIK (SERI.3)
Apa kata orang? Sangat menarik bahwa orang pada jaman Yesus saja punya banyak pandangan. Ada yang menyebut Yesus sebagai Yohanes Pembaptis, Elia, Yeremia, atau salah seorang dari para nabi. Ingat, orang sejaman Yesus saja gagal paham tentang Yesus Kristus, jadi apabila orang masa kini gagal kenal sangat bisa dimaklumi, dan mereka memerlukan penjelasan. Menyebut Yesus sebagai Yohanes Pembabtis karena ada yang percaya Yohanes Pembaptis yang telah dihukum mati, telah bangkit dengan kuasa yang luar biasa (band Matius 14:1-2). Disebut Elia, karena orang Yahudi meyakini bahwa Elia akan datang dengan kuasa yang luar biasa berdasarkan Maleakhi 4:4-5. Padahal Alkitab mencatat dengan jelas bahwa yang dimaksud sebagai Elia adalah Yohanes Pembabtis (Lukas 1:15-17). Mengapa ada yang mengatakan Yeremia? Karena adanya kisah para rabi Yahudi bahwa Yeremia akan datang membawa tabut perjanjian dan itu berarti kemerdekaan dan kejayaan Israel. Disebut salah satu nabi, kemungkinan Musa karena melihat besarnya karya dan pengaruh Yesus Kristus saat itu. Sekalipun mereka salah mengenal, tapi tak satupun yang menyamakan Yesus sebagai utusan Allah, melainkan lebih besar, karena bangkit dari kematian. Bahwa betul Yesus Kristus akan bangkit dari kematian Nya sendiri, namun orang banyak belum mengerti ke-Illahi-an Kristus.
Nikmati Menu Lainnya: #SUP – MENJAWAB ZAKIR NAIK (SERI.2)
Sekarang apa katamu tentang Aku ini? Tanya Yesus kepada para murid. Dari antara para murid, Petrus menjawab; Engkau adalah Mesias Anak Allah yang hidup. Yesus Kristus tak membantah, bahkan mengingatkan Petrus bahwa bukan manusia yang menyatakan itu melainkan Bapa-Ku yang disurga. Dia, Yesus mengatakan akan memberikan kepada Petrus kunci Kerajaan Surga, yaitu kuasa gereja. Jika Yesus adalah utusan Allah Dia tak patut berkata seperti itu karena Allah adalah Pemilik kuasa kunci surga. Mesias (Ibrani), Kristus (Yunani), berarti Raja yang Diurapi. Raja bukan dengan kerajaan dunia melainkan kerajaan surga. Orang Majus dari Persia, sang bijak berpendidikan tinggi, yang bukan Israel mencari Nya dan menyebut Yesus sebagai Raja orang Yahudi dan menyembahnya, padahal raja Yahudi adalah Herodes (Matius 2:1-11). Sementara gelar Anak Allah menunjukkan kesatuan Nya dengan Bapa. Zakir menyebut kita semua juga adalah Anak Allah. Kesimpulan yang terlalu dini dan tak berdasar. Pertama Yesus adalah Anak Tunggal Allah, menunjukkan kekhususan, tidak ada yang lain, hanya Satu. Manusia adalah anak-anak Allah bersifat jamak dan umum. Dan dalam ucapan Yesus kepada para murid yang berulangkali di kitab Injil, Dia menyebut Bapa-Ku, dan tidak pernah sekalipun mengatakan Bapa kita. Ah, Zakir kurang teliti dan terlalu emosi membuat kesimpulan. Itu sebab nama Nya juga disebut Imanuel yang berarti Allah menyertai kita (Matius 1:23), yang berarti dimana Yesus ada disitu Bapa ada. Dan Yesus menyebutnya Aku dan Bapa-Ku adalah Satu, dan jika kalian telah melihat Aku, kalian telah melihat Bapa-Ku. Ini bukan sekedar gambaran umum seperti kita dan Bapa, tapi gambaran khusus ke-Satu-an Bapa dan Anak. Belum pernah para nabi, rasul, mengatakan mereka anak tunggal Bapa, atau sama dengan Bapa. Mereka semua bernubuat menunggu dan mengharap kedatangan Anak Bapa, yaitu Yesus Kristus Mesias Anak Allah. Jadi Yesus mengaminkan bahkan meluruskan paham Petrus bahwa Dia Mesias Anak Allah, dan itu dengan pertolongan Roh Allah. Jadi bisa dimengerti jika orang tak mengerti soal ke-Illahi-an Kristus karena melulu hanya mengandalkan pengetahuan manusiawi yang terbatas. Hanya rasio yang dikuasai dan dipimpin oleh iman yang dapat memahami kebenaran Kristus seutuhnya. Iman yang membuat kita mengerti apa yang kita lihat, tahu, telah ada dari apa yang tidak dapat kita lihat atau tahu (Ibrani 11:1-3). Iman adalah sebuah lompatan besar melintasi batas rasio, dan menolong rasio untuk memahami misteri Allah yang diungkapkan.
Nikmati Menu Lainnya: #SUP – MENJAWAB ZAKIR NAIK (SERI.1)
Jadi jelas bukan, Yesus mengiyakan bahkan meneguhkan paham para murid Nya bahwa Dia adalah Mesias Anak Allah dalam konteks ke-Illahi-an Nya. Tapi tak mengapa jika ada yang tidak mengerti, karena mengetahui memang kasih karunia. Namun orang yang mengaku percaya sudah semestinya mampu menjelaskannya. Jangan malah ikut keliru paham. Sementara Zakir rajin memilih dan menghafal ayat Alkitab, namun kehilangan benang merahnya. Dia gagal memahami konstruksi berita Alkitab secara utuh. Karena itu saya coba menolongnya, dan mengajak umat melakukan hal yang sama. Jangan lupa ini tugas yang Tuhan Yesus Kristus amanatkan kepada kita untuk memberitakan berita Injil.
Mari dinikmati SUP nya, untuk menjaga kesehatan iman, karena diluar sana virus penyebab penyakit iman semakin menggila. Coba lihat banyak orang berbicara tentang kebenaran agama tapi saat bersamaan melanggarnya, karena jangankan bersikap benar, santun saja ia tak mampu. SUP, SUP, memang sangat perlu bagi kita, keluarga dan rekan-rekan kita dimanapun mereka berada.
Selamat menikmati dengan teliti dan tulus hati.