Pdt. Bigman Sirait
Bapak Pengasuh yang kami hormati, setiap mendengar berita tentang konflik Israel dan Palestina, ingatan saya selalu tertuju pada Alkitab, khususnya mengenai Tanah Perjanjian, yang dijanjikan Allah kepada bangsa Israel. Dalam sejarah modern, katanya Israel tidak memiliki tanah air. Ada pun wilayah negara Israel saat ini adalah milik bangsa Palestina yang dicaplok dengan bantuan Inggris, pada Perang Dunia II.
Lewat tabloid ini saya ingin mendapatkan penjelasan yang memuaskan tentang “tanah terjanji” ini. Kalau ada, di manakah arealnya? Dan kenapa bangsa Israel tidak memiliki tanah air? Ataukah Tanah Perjanjian itu akan diberikan kelak? Sekian saja dulu Pak. Terimakasih dan GBU.
Sugeng
Srengseng, Jakarta Barat
Lewat tabloid ini saya ingin mendapatkan penjelasan yang memuaskan tentang “tanah terjanji” ini. Kalau ada, di manakah arealnya? Dan kenapa bangsa Israel tidak memiliki tanah air? Ataukah Tanah Perjanjian itu akan diberikan kelak? Sekian saja dulu Pak. Terimakasih dan GBU.
Sugeng
Srengseng, Jakarta Barat
SUGENG yang dikasihi Tuhan, perjalanan sejarah Israel memang unik dan sangat panjang. Untuk memahaminya kita perlu membaginya beberapa episode. Yang pertama adalah ketika Israel kembali dari Mesir (sekitar tahun 1445 SM), kedua belas suku mendapatkan pembagian tanah yang sangat luas. Luasnya bahkan hingga wilayah yang sekarang menjadi negara Lebanon (seperti Qana yang dulu didiami suku Asyer). Begitu juga dengan wila-yah yang masih dalam persengke-taan dengan Suriah (seperti Gu-nung Hermon yang dulu didiami suku Dan).
Nah jelas, sejak sebelum Masehi, Israel sudah mendiami tanah yang Tuhan berikan kepada mereka. Israel melewati masa pasang surut di era hakim-hakim (sistem teo-krasi), hingga kemudian mereka menuntut raja (sistem monarki) kepada Nabi Samuel (1 Samuel 8). Raja Israel yang pertama adalah Saul, kemudian Daud, dan dilanjut-kan oleh anaknya, Salomo. Setelah Salomo, kerajaan pecah dua: di utara menjadi kerajaan Israel (pem-berontakan dan pemisahan diri sepuluh suku) dengan ibu kota Samaria, sementara di selatan, Ye-huda (di sini ada dua suku) dengan ibu kota Yerusalem. Perpecahan ini terjadi sekitar tahun 930 SM. Kerajaan utara kemudian hari jatuh ke tangan kerajaan Asyur sekitar tahun 722 SM. Orang Israel men-jadi orang buangan di Asyur (2 Raja-raja 17). Ini merupakan huku-man Tuhan atas dosa-dosa orang Israel yang menjadi penyembah berhala.
Nah, di sini wilayah Israel semasa pembagian kedua belas suku telah berubah karena kerajaan utara te-lah jatuh ke tangan Raja Asyur. Lalu kerajaan Yehuda bernasib sama, mereka ditaklukkan oleh kerajaan Babel sekitar tahun 586, dan men-jadi orang buangan di Babel. Maka wilayah Israel pada masa kedua belas suku jelas porak-poranda, dihuni oleh berbagai suku bangsa jajahan Asyur maupun Babel.
Jadi, pada 500 tahun sebelum Masehi saja wilayah Israel sudah tak jelas, tersobek-sobek. Orang Israel yang tidak dibawa ke dalam pembuangan tak bisa menolak kehadiran suku bangsa lain, dan juga tak bisa mempertahankan tanah mereka. Israel adalah kera-jaan yang kalah perang dan orang-orang terbaiknya dibawa ke pem-buangan untuk kepentingan kerajaan musuh.
Saudaraku, Sugeng yang dikasihi Tuhan, Israel jelas memiliki tanah dalam wilayah yang sangat luas di era pembagian kedua belas suku. Tapi kemudian kehilangan semua-nya karena dosa-dosa mereka. Tuhan telah menghukum bangsa Israel karena ketidaksetiaannya. Setelah era Babel habis, kerajaan yang berkuasa silih berganti. Di era Koresy, raja Persia yang berhasil mengalahkan kejayaan Babel, orang Israel di pembuangan diijinkan kembali ke Yerusalem. Ini adalah kelompok pertama Israel kembali dari pembuangan sebanyak 50.000 orang di bawah pimpinan Zerubabel. Zerubabel dibantu oleh Yesua, seorang imam besar yang saleh, juga dua nabi Allah menyer-tai mereka yaitu Hagai dan Zakaria. Nabi inilah yang menasihati dan terus mendorong umat untuk menyelesaikan perbaikan Bait Allah yang porak-poranda.
Lalu kelompok berikutnya merupakan gelombang kedua ada di bawah pimpinan Ezra. Gelom-bang ketiga kembali dari pem-buangan ada di bawah pimpinan Nehemia. Israel berada di pembua-ngan sekitar 70 tahun, suatu waktu yang tidak pendek. Semua kisah ini tercatat dalam kitab Ezra dan Nehemia, dan juga kitab lainnya. Bisa dibayangkan tanah Israel sudah terbagi-bagi, mereka praktis kehilangan banyak lokasi. Situasi ini semakin kusut karena Israel tidak lagi pernah mampu ber-diri sebagai sebuah kerajaan yang berdaulat penuh. Penjajah, da-tang silih berganti, setelah Persia, Mesir, lalu Pompey, juga bangsa Parhtians yang mencoba merebut wilayah ini dari kekuasaan Roma, tetapi kemudian berhasil dihalau Herodes Agung kemudian menda-pat penghargaan oleh Roma.
Yang mana tanah Israel? Anda bisa bayangkan sendiri. Israel tanpa tanah air, dan tanah itu sendiri bahkan dikenal sebagai Palestina. Pada masa kelahiran, pelayanan hingga kematian Yesus Kristus, Israel masih berada di bawah penja-jahan Roma, dengan raja wilayah Herodes Agung, mendapatkan wilayah kekuasaannya berdasar-kan “pemberian hadiah” dari Roma. Setelah kematian Tuhan Yesus Kristus, di tahun 70 sesu-dah Masehi, Roma di bawah pe-rintah Kaisar Titus, bahkan meng-hancurkan bait Allah, sebagai konsekuensi pemberontakan Israel yang terjadi terus-menerus, namun tidak pernah berhasil tun-tas. Kemudian kekuasaan Byzan-tium, yaitu Roma yang telah menjadi Kristen (pertobatan Kai-sar Konstantin dan Kristen sebagai agama resmi di tahun 313). Di jaman ini, banyak bangunan yang sudah rata dengan tanah, tertim-bun, digali dan dibangun dalam bentuk gereja yang masih bisa kita saksikan hingga saat ini.
Tahun 614 Persia menguasai wilayah ini, lalu 639 kafilah muslim berhasil menduduki wilayah ini dan menjadikannya tempat suci ketiga. Di era ini kem-bali lagi ma-rak peng-hancuran. Tahun 1099, Ksatria Perang Salib berhasil menduduki wilayah ini, dan membangunnya kembali. Tapi 1187 Sultan Saladin, pangeran mu-slim dari Mesir berhasil menduduki wilayah ini dan membangun kom-pleks mesjid Al Aqsa. Tahun 1400, bangsa Mongol di bawah Timur Leng berhasil merebut wilayah ini. Tahun 1517 wilayah ini kembali berganti tuan, di era ini Ottoman, raja Turki yang muslim berkuasa se-lama 400 tahun, dan memper-baharui Al Aqsa, dan Dome of the Rock yang kubah-nya dilapisi emas.
Nah, barulah kemudian Inggris menguasi wilayah ini tahun 1917 di bawah pimpinan Jenderal Allenby. Tahun 1948, Israel dimer-dekakan dan menjadi negara man-diri. Setelah merdeka, Israel tak lantas tenang, tetapi terlibat lagi dalam perang Timur Tengah. Pe-rang tahun 1967 dan 1973 saling berebut dan saling klaim wilayah dengan negara-negara Arab seki-tarnya. Israel memenangkan perang dan merebut beberapa wilayah.
Nah, Sugeng yang dikasihi Tu-han, persoalan Israel adalah per-soalan ribuan tahun. Wilayah Israel mana yang mau disebut, jaman kedua belas suku, dua kera-jaan, atau setelahnya. Jadi apa yang dilakukan Inggris praktis hanyalah sebuah bagian kecil sejarah pan-jang. Israel punya tanah air, tanah perjanjian yang Tuhan berikan, yang mereka du-duki sekarang. Tetapi, Israel juga punya dosa pan-jang, dan mereka sudah menerima akibatnya, termasuk perdebatan sekarang yang masih tersisa. Jadi, aneka sudut pandang politis yang ada saat ini sangat relatif, tergan-tung dari sudut mana melihatnya. Semoga Sugeng satu waktu bisa berkunjung ke Israel dan mempe-lajarinya, sangat luar biasa. Terus beritahukan rekan-rekan untuk mengikuti ulasan di REFORMATA. Yang kiranya memperkaya wawa-san kita. Tuhan memberkati.v
Nah jelas, sejak sebelum Masehi, Israel sudah mendiami tanah yang Tuhan berikan kepada mereka. Israel melewati masa pasang surut di era hakim-hakim (sistem teo-krasi), hingga kemudian mereka menuntut raja (sistem monarki) kepada Nabi Samuel (1 Samuel 8). Raja Israel yang pertama adalah Saul, kemudian Daud, dan dilanjut-kan oleh anaknya, Salomo. Setelah Salomo, kerajaan pecah dua: di utara menjadi kerajaan Israel (pem-berontakan dan pemisahan diri sepuluh suku) dengan ibu kota Samaria, sementara di selatan, Ye-huda (di sini ada dua suku) dengan ibu kota Yerusalem. Perpecahan ini terjadi sekitar tahun 930 SM. Kerajaan utara kemudian hari jatuh ke tangan kerajaan Asyur sekitar tahun 722 SM. Orang Israel men-jadi orang buangan di Asyur (2 Raja-raja 17). Ini merupakan huku-man Tuhan atas dosa-dosa orang Israel yang menjadi penyembah berhala.
Nah, di sini wilayah Israel semasa pembagian kedua belas suku telah berubah karena kerajaan utara te-lah jatuh ke tangan Raja Asyur. Lalu kerajaan Yehuda bernasib sama, mereka ditaklukkan oleh kerajaan Babel sekitar tahun 586, dan men-jadi orang buangan di Babel. Maka wilayah Israel pada masa kedua belas suku jelas porak-poranda, dihuni oleh berbagai suku bangsa jajahan Asyur maupun Babel.
Jadi, pada 500 tahun sebelum Masehi saja wilayah Israel sudah tak jelas, tersobek-sobek. Orang Israel yang tidak dibawa ke dalam pembuangan tak bisa menolak kehadiran suku bangsa lain, dan juga tak bisa mempertahankan tanah mereka. Israel adalah kera-jaan yang kalah perang dan orang-orang terbaiknya dibawa ke pem-buangan untuk kepentingan kerajaan musuh.
Saudaraku, Sugeng yang dikasihi Tuhan, Israel jelas memiliki tanah dalam wilayah yang sangat luas di era pembagian kedua belas suku. Tapi kemudian kehilangan semua-nya karena dosa-dosa mereka. Tuhan telah menghukum bangsa Israel karena ketidaksetiaannya. Setelah era Babel habis, kerajaan yang berkuasa silih berganti. Di era Koresy, raja Persia yang berhasil mengalahkan kejayaan Babel, orang Israel di pembuangan diijinkan kembali ke Yerusalem. Ini adalah kelompok pertama Israel kembali dari pembuangan sebanyak 50.000 orang di bawah pimpinan Zerubabel. Zerubabel dibantu oleh Yesua, seorang imam besar yang saleh, juga dua nabi Allah menyer-tai mereka yaitu Hagai dan Zakaria. Nabi inilah yang menasihati dan terus mendorong umat untuk menyelesaikan perbaikan Bait Allah yang porak-poranda.
Lalu kelompok berikutnya merupakan gelombang kedua ada di bawah pimpinan Ezra. Gelom-bang ketiga kembali dari pem-buangan ada di bawah pimpinan Nehemia. Israel berada di pembua-ngan sekitar 70 tahun, suatu waktu yang tidak pendek. Semua kisah ini tercatat dalam kitab Ezra dan Nehemia, dan juga kitab lainnya. Bisa dibayangkan tanah Israel sudah terbagi-bagi, mereka praktis kehilangan banyak lokasi. Situasi ini semakin kusut karena Israel tidak lagi pernah mampu ber-diri sebagai sebuah kerajaan yang berdaulat penuh. Penjajah, da-tang silih berganti, setelah Persia, Mesir, lalu Pompey, juga bangsa Parhtians yang mencoba merebut wilayah ini dari kekuasaan Roma, tetapi kemudian berhasil dihalau Herodes Agung kemudian menda-pat penghargaan oleh Roma.
Yang mana tanah Israel? Anda bisa bayangkan sendiri. Israel tanpa tanah air, dan tanah itu sendiri bahkan dikenal sebagai Palestina. Pada masa kelahiran, pelayanan hingga kematian Yesus Kristus, Israel masih berada di bawah penja-jahan Roma, dengan raja wilayah Herodes Agung, mendapatkan wilayah kekuasaannya berdasar-kan “pemberian hadiah” dari Roma. Setelah kematian Tuhan Yesus Kristus, di tahun 70 sesu-dah Masehi, Roma di bawah pe-rintah Kaisar Titus, bahkan meng-hancurkan bait Allah, sebagai konsekuensi pemberontakan Israel yang terjadi terus-menerus, namun tidak pernah berhasil tun-tas. Kemudian kekuasaan Byzan-tium, yaitu Roma yang telah menjadi Kristen (pertobatan Kai-sar Konstantin dan Kristen sebagai agama resmi di tahun 313). Di jaman ini, banyak bangunan yang sudah rata dengan tanah, tertim-bun, digali dan dibangun dalam bentuk gereja yang masih bisa kita saksikan hingga saat ini.
Tahun 614 Persia menguasai wilayah ini, lalu 639 kafilah muslim berhasil menduduki wilayah ini dan menjadikannya tempat suci ketiga. Di era ini kem-bali lagi ma-rak peng-hancuran. Tahun 1099, Ksatria Perang Salib berhasil menduduki wilayah ini, dan membangunnya kembali. Tapi 1187 Sultan Saladin, pangeran mu-slim dari Mesir berhasil menduduki wilayah ini dan membangun kom-pleks mesjid Al Aqsa. Tahun 1400, bangsa Mongol di bawah Timur Leng berhasil merebut wilayah ini. Tahun 1517 wilayah ini kembali berganti tuan, di era ini Ottoman, raja Turki yang muslim berkuasa se-lama 400 tahun, dan memper-baharui Al Aqsa, dan Dome of the Rock yang kubah-nya dilapisi emas.
Nah, barulah kemudian Inggris menguasi wilayah ini tahun 1917 di bawah pimpinan Jenderal Allenby. Tahun 1948, Israel dimer-dekakan dan menjadi negara man-diri. Setelah merdeka, Israel tak lantas tenang, tetapi terlibat lagi dalam perang Timur Tengah. Pe-rang tahun 1967 dan 1973 saling berebut dan saling klaim wilayah dengan negara-negara Arab seki-tarnya. Israel memenangkan perang dan merebut beberapa wilayah.
Nah, Sugeng yang dikasihi Tu-han, persoalan Israel adalah per-soalan ribuan tahun. Wilayah Israel mana yang mau disebut, jaman kedua belas suku, dua kera-jaan, atau setelahnya. Jadi apa yang dilakukan Inggris praktis hanyalah sebuah bagian kecil sejarah pan-jang. Israel punya tanah air, tanah perjanjian yang Tuhan berikan, yang mereka du-duki sekarang. Tetapi, Israel juga punya dosa pan-jang, dan mereka sudah menerima akibatnya, termasuk perdebatan sekarang yang masih tersisa. Jadi, aneka sudut pandang politis yang ada saat ini sangat relatif, tergan-tung dari sudut mana melihatnya. Semoga Sugeng satu waktu bisa berkunjung ke Israel dan mempe-lajarinya, sangat luar biasa. Terus beritahukan rekan-rekan untuk mengikuti ulasan di REFORMATA. Yang kiranya memperkaya wawa-san kita. Tuhan memberkati.v