Bagaimana Mengelola Perubahan?

Raymond Lukas

Raymond LukasMAX Ways, dalam bukunya  “The Era of Radical Change”    menyatakan: “Change has always been the part of human condition. What is different now is the pace of change, and the prospect that it will come faster, effecting every part of our life, including personal values, morality and religion, which seem almost remote from technology….so swift is the acceleration, that trying to “make sense” of change will become our basic industry…”  

Dari pernyataan di atas kita bisa melihat bahwa perubahan adalah sesuatu yang permanen dan tidak bisa dihindarkan di semua aspek kehidupan manusia.  Kita tidak bisa bersembunyi dan berharap peruba-han itu akan berlalu dan kemudian kita bisa melanjutkan kehidupan kita. Tidak, … tidak bisa, karena kita akan selalu menjadi bagian dari perubahan itu, dan kehidupan akan berlangsung terus. Jadi, kalau kita tidak bisa menghindari perubahan tersebut, apa yang sebaiknya kita lakukan? Tentunya selain mengha-dapi perubahan tersebut dengan berani, kita perlu mengelola tantangan-tantangan yang timbul karena adanya perubahan tersebut. Untuk bisa mengatasi tantangan- tantangan perubahan, kita perlu mengerti mitos-mitos yang ada dalam pengertian kita dan dalam masyarakat kita. Mitos-mitos tersebut antara lain:  
A..Perubahan itu berbahaya. Ini adalah sebuah mitos yang mengatakan bahwa kalau ada perubahan maka hal itu akan membahayakan orang-orang yang terkena perubahan itu, Orang-orang bisa kehilangan pekerjaan, penghasilan atau kerugian fisik dan materil karena adanya perubahan tersebut. Oleh sebab itu kalau ada tanda-tanda akan terjadi suatu perubahan, maka banyak orang menghindarinya karena takut kehilangan atau mengalami akan kerugian sesuatu. Mereka tidak mau berpikir atau melihat bahwa di balik setiap perubahan itu akan ada juga banyak kesempatan dan peluang baru yang lebih baik dan menguntungkan.
B..Keadaan akan tetap seperti sekarang. Banyak orang berasumsi bahwa keadaan akan tetap konstan dan tidak berubah. Semuanya akan tenang seperti biasanya. Tidak demikian. Keadaan akan secara konstan berubah. Perubahan itu adalah hal yang paling konstan dalam sebuah lehidupan. Waktu penulis menulis artikel ini The King of  Pop Michael Jackson dan bintang ”Charlie’s Angels” terkenal, Farah Fawcett baru saja meninggal dunia. Banyak orang kehilangan figur Michael Jackson, bintang pop pujaan mereka. Dan itu akan mengubah industri musik pop dunia. Jadi perubahan itu pasti akan terjadi.
C..Kalau belum rusak untuk apa diperbaiki? Merupakan mitos yang sudah tua sekali di mana dikaatakan bahwa perubahan tidak perlu dilakukan kalau sesuatu belum mengalami kerusakan atau sesuatu hanya perlu diubah kalau sudah rusak keadaannya. Hal ini sebenarnya tidak relevan lagi untuk masa kini. Sebelum terlambat, perubahan itu harus sudah dilakukan sekarang sehingga perkembangan bisa terus terjaga dan tidak menghambat bisnis kita.
D..Solusi yang lalu bisa dipakai lagi untuk memecahkan masalah yang timbul  sekarang. Hal ini kurang tepat, terutama hal-hal menyang-kut teknologi. Kemungkinan besar teknologi yang lalu, tidak bisa dipakai untuk memecahkan kebutuhan teknologi masa kini. Kita melihat bahwa teknologi berkem-bang dengan sangat-sangat cepat bahkan luar biasa cepatnya di masa-masa ini.
E..Perubahan yang positif akan terjadi dengan sendirinya, tanpa usaha apa pun. Hal tersebut merupakan mitos yang kontra-produktif. Kita tahu bahwa untuk menghasilkan sesuatu yang baik diperlukan usaha yang tidak berkeputusan. Jadi, kita tidak bisa bersikap ’take it for granted’.

Benci perubahan
Mitos-mitos yang ada menunjuk-kan resistan terhadap perubahan. Namun sesungguhnya apakah orang membenci suatu perubahan? Terutama kalau perubahan tersebut untuk mencapai sesuatu yang lebih baik. Sesuatu yang akan mening-katkan produktivitas dan keuntungan perusahaan? Ternyata orang-orang tidak membenci perubahan. Bahkan sesungguhnya mereka merasa perlu ada perubahan untuk menjadi lebih baik. Seringkali mereka tidak mengetahui caranya dan terutama mereka tidak menyukai gangguan-gangguan atau kekacauan-kekacauan yang disebabkan oleh perubahan itu terutama di masa transisi dari keadaan yang nyaman menjadi keadaan yang kurang nyaman. Kita tahu bahwa urutan suatu perubahan dimulai dari suatu keadaan yang bisa disebut nyaman (status quo) di sisi kiri,  menuju keadaan yang diinginkan di sisi kanan. Di tengah-tengahnya akan terjadi masa transisi dengan banyak perubahan, ketidaknyamanan dan ketakutan. Nah, masa inilah yang ditentang dan kurang disukai oleh banyak orang. Oleh sebab itu masa transisi ini perlu di-manage dengan sebaik-baiknya. Berikut adalah beberapa ketakutan yang dihadapi di masa-masa transisi:

1..Takut akan hal-hal yang tidak/belum diketahui. Ketakutan ini adalah hal yang wajar timbul dalam setiap perubahan. Yang penting adalah bagaimana mengurangi atau menghilangkan ketakutan ini? Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan mem-berikan banyak informasi pada masa-masa transisi ini. Segera informasikan ke mana perubahan akan menuju, apa impaknya terhadap organisasi dan orang-orangnya, dan apa yang akan dilakukan untuk membantu mengatasi perubahan-perubahan tersebut.
2..Takut kehilangan kontrol. Dalam masa transisi, bagaimanakah kita mengatasi ketakutan akan kehilangan kontrol  atau kuasa dari orang-orang kita yang memegang jabatan atau posisi tertentu? Sekali lagi dengan memberikan informasi dan kejelasan akan fungsi dari personel yang terlibat akan.  baca selanjutnya dalam REFORMATA edisi 111

Recommended For You

About the Author: Reformata

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *