
Dalam dunia bisnis perusahaan mengharap karyawan bekerja produktif sesuai dengan salary yang perusahaan bayar. Perusahaan menetapkan target untuk. Ketika dia berprestasi melebihi target kerjanya, maka perusahaan sering menyiapkan bonus. Untuk memastikan karyawan berprestasi, perusahaan tidak segan untuk menginvestasikan training dan berbagai program insentif.
Dalam Alkitab, ternyata Allah kita juga mengharapkan orang percaya hidup produktif, bahkan sangat produktif – yang dalam bahasa Alkitab dikatakan 'berbuah' (Yoh 15:8). Alkitab menggambarkan harapan Allah terhadap manusia ini dalam banyak bagian Alkitab, antara lain dalam Yohanes 15:1-8.
Dalam bacaan ini Allah Bapa digambarkan sebagai pengusaha kebun anggur. Yesus adalah pokok anggur-Nya sedangkan orang percaya adalah ranting-ranting dari pokok anggur itu. Bapa yang memilih 'ranting-ranting' itu, bukan kita, untuk berbuah. Allah yang mengerjakan kebun anggur itu, Dia yang bertanggung-jawab atas usaha itu. Kalau ada cabang yang tidak berbuah Dia buang. Sedang cabang yang berbuah Dia pangkas, bersihkan, sehingga cabang-cabang itu berbuah lebih banyak lagi. Dengan berbuah banyak Pengusaha anggur itu namanya dikenal dan dihargai, dalam bahasa Alkitab, nama-Nya dimuliakan. Karena itu Allah sangat berkepentingan dengan usaha ini, karena ini demi reputasi-Nya.
Dalam usaha ini, Yesus adalah pokok anggurnya, sedangkan orang percaya, lebih tepatnya para murid-Nya, adalah ranting-ranting dari pokok anggur itu. Sama seperti Bapa, Yesus juga berkepentingan agar ranting-ranting-Nya berbuah untuk sukses usaha sang Bapa. Untuk itu Yesus menyediakan diri-Nya bagi kita yang mau berbuah (4, 5). Orang percaya, pertama dibersihkan oleh Firman-Nya (3), dan kemudian dikuduskan – dijadikan murid (8), agar berbuah bahkan berbuah banyak. Ini adalah indikasi keberhasilan usaha dan karya Kristus.
Buah adalah hasil pertumbuhan pohon yang sehat, yang bisa dinikmati oleh sang Pemilik pohon buah itu dan sesama. Buah tidak hanya untuk digantung di pohon tapi untuk dinikmati konsumen. Jika tidak demikian maka buah itu akan terus tergantung di pohon dan membusuk.
Allah kita menghasilkan macam-macam buah dan buah yang diharapkan adalah buah yang 'tetap' yaitu buah yang berhubungan dengan kekekalan. Beberapa buah yang disebut dalam Alkitab, antara lain, adalah buah 'keadilan' dan 'kebenaran' (Lihat Yesaya 5:7). Ini adalah buah rohani dari karakter dan kehidupan yang kudus. Buah lain yang terkenal adalah buah Roh, yaitu karakter Kristus yang terwujud dalam diri seseorang, ketika dia hidup dalam ketaatan kepada Roh Kudus (Galatia 5:22-23). Buah ini memiliki sembilan rasa, yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.
Oleh karena Allah juga menginvestasikan talenta dan karunia rohani dalam setiap orang percaya, Dia juga berharap buah-buahnya. Untuk ini, Allah berharap buah jiwa yang dimenangkan bagi Kristus (cabang-cabang baru), orang-orang percaya yang diajar dan dimuridkan; dan berbagai buah karya budaya dan perbuatan baik. Dengan kata lain orang percaya diharapkan menunjukkan hidup yang di bawah pengaruh Kristus dan hidup sedemikian rupa sehingga berguna bagi orang lain.
Sebagai orang percaya, bagaimana berbuah? Ternyata tidak sesukar yang dibayangkan banyak orang, walau pun juga tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak tahu rahasianya dan mau dikerjakan dengan kekuatan sendiri. Mau hidup produktif bagi Tuhan, cukup 'tinggal' di dalam Kristus. Namun yang dimaksud 'tinggal' ini bukan diam pasif, tidak berbuat apa-apa, tapi lebih berarti terus menjalin hubungan dengan Kristus, seperti ketika mula-mula kita menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat kita. Berarti kita dengan sadar terus hidup dalam kebergantungan kepada Kristus, terus berhubungan dengan Dia, terus tinggal dalam kasih-Nya. Kita terus terhubung dengan Sumber Kekuatan kita untuk hidup dan berbuah. Seperti smartphone yang bisa berfungsi luar biasa – menelpon, text, internet, foto, video, menjadi petunjuk jalan di bagian dunia mana saja, bertransaksi perbankan, dsb., dsb. tapi jika smartphone itu 'no bat' tidak akan artinya. Semua fungsi tidak bisa dijalankan. Kristus adalah satu-satunya Sumber tenaga kita.
Dikatakan untuk berbuah kita perlu tinggal dalam Kristus dan dalam Firman-Nya (7). Firman itu adalah makanan rohani kita, yang mempengaruhi hidup kita, yaitu apa yang kita yakini dan kita lakukan. Ketika dalam Dia, maka apa saja yang kita doakan – yang sudah menyesuaikan dengan kehendak-Nya itu – akan dikabulkan. Sehingga doa kita mendukung kita untuk berbuah. Tinggal dalam Dia juga berarti tinggal dalam gereja-Nya, yaitu jemaat dengan Kristus sebagai kepalanya. Buah dikerjakan dan dialami dalam relasi dengan sesama, karena itu orang percaya yang berbuah, adalah mereka yang hidup dalam persekutuan dengan sesama.
Sebagai penutup, mari kita ingat bahwa tujuan hidup kita di dunia ini adalah memuliakan dan menikmati Allah selamanya. Kita memuliakan Dia dengan berbuah banyak – buah dalam karakter, buah pelayanan rohani dan perbuatan baik. Berbuah bagi orang Kristen bukan pilihan tapi adalah naturnya. Dia memang memilih kita dan menetapkan kita untuk berbuah (16). Rahasia berbuah adalah tinggal di dalam Yesus, melekat kepada Dia, dan setia selama-lamanya; hidup dalam iman dan ketaatan pada kehendak-Nya. Berarti mengetahui Firman dan melakukannya. Bagaimana dengan hidup kita? Apakah hidup kita telah produktif bagi kemuliaan nama-Nya? Tuhan memberkati!