Setiap orang memiliki jumlah waktu yang sama, yaitu 24 per jam, atau 1,440 menit, sama dengan 8,6400 detik per hari – yang terus bergerak. Umur orang memang berbeda-beda, ada yang pendek, ada yang panjang, ada yang rata-rata yang menurut Alkitab sekitar 70 tahun (Mazmur 90:10). Ketika kita berulang tahun, berarti jatah waktu kita berkurang lagi satu tahun. Karena itu pada kesempatan ulang tahun, di samping bersyukur, adalah kesempatan baik, untuk memikirkan bagaimana kita kita akan menjalani waktu hidup kita yang tersisa, agar lebih produktif.
Dalam hari-hari yang kita jalani, kita semua memiliki waktu 'ekstra' di luar waktu-waktu yang mutlak harus kita pakai untuk hal-hal seperti tidur, merawat diri (mandi, solek, dsb), makan-minum, bekerja, dsb. Jika hal-hal esensial yang menuntut waktu kita adalah tidur (8 jam), bekerja & istirahat (9 jam), perjalanan pulang pergi ke tempat kerja (2 jam), pemeliharaan diri dan lain-lain (3 jam), maka praktis kita tinggal memiliki walti 2 jam per hari untuk melakukan hal-hal lain yang ingin kita lakukan. Ketika kita boroskan waktu 2 jam ini dengan aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai seperti media sosial, browsing internet, menonton TV, dsb tanpa tujuan jelas maka kita menyia-nyiakan waktu yang berharga itu. Kita tidak mengalami pertumbuhan diri dan tidak menginvestasikan diri dalam pekerjaan-pekerjaan baik (lain) yang menjadi kewajiban kita sebagai orang percaya (Efesus 2:10, dsb).
Ketika kita tidak memikirkan penggunaan waktu-waktu itu, waktu kita seperti hilang begitu saja. Ada yang begitu sibuk dengan aktivitas tapi pada akhirnya seperti tidak mencapai hasil apa-apa. Ada yang sepertinya kebanyakan waktu, dan sama-sama tidak mengerjakan sesuatu yang bernilai. Disini penting sebagai orang percaya, yang pada waktunya harus mempertanggung-jawabkan segala yang Tuhan percayakan kepada kita, kita memikirkan dan memiliki strategi dalam mengisi waktu-waktu yang Tuhan anugerahkan kepada kita.
Pentingnya apa yang kemudian dikenal sebagai 'time management' karena waktu adalah aset yang paling berharga dibandingkan dengan aset-aset kita lain. Ketika waktu – sekian detik, menit, atau jam berlalu, maka waktu seberapa pun itu tidak bisa ditarik kembali untuk diisi ulang dengan pekerjaan lain. Aset-aset lain seperti uang, kita bisa gunakan sehingga uang kita berkurang, namun kita bisa usahakan untuk mendapatkan sejumlah uang lagi, bahkan dalam jumlah yang lebih banyak.
Demikian penting waktu bagi manusia tidak heran Alkitab banyak berbicara mengenai waktu, memperingatkan betapa cepatnya waktu berlalu dan hubungan hidup kita dengan waktu. Efesus 5:15-17, misalnya, mengatakan "Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan."
Ayat ini memerintahkan kepada orang percaya untuk mempergunakan waktu dengan arif, tidak dengan bodoh. Artinya, kita memikirkan bagaimana kita menggunakan waktu kita, tidak membiarkan waktu mengalir dan hanya melakukan hal-hal mendesak saja pada perhatian kita. Jika demikian, maka kita telah menjadi bodoh.
Dikatakan kita harus memperhatikan dengan seksama, atau dengan sangat hati-hati bagaimana kita menghidupi waktu itu. Cara menggunakan waktu yang sangat hati-hati adalah dengan merencanakan penggunaan waktu itu, mengimplementasikan dan mengevaluasi penggunaan waktu itu. Dari hasil evaluasi itu kita bisa terus memperbaiki.
Mengapa kita perlu banyak memikirkan penggunaan waktu kita, karena hari-hari ini adalah jahat. Alkitab menyatakan dunia dengan segala isinya ini dikuasai oleh Si Jahat. Celakanya kita tidak melihatnya secara kasat mata. Si Jahat ingin dan mengusahakan kita gagal dalam mengerjakan kehendak Allah dalam hidup kita. Bagian Alkitab lain memperingatkan rencana Si Jahat itu dalam Yohanes 10:10, sementara sebenarnya Allah merencanakan suatu kehidupan yang berkelimpahan: "Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." Allah memiliki rencana untuk setiap orang percaya, agar setelah diselamatkan, maka orang percaya mengerjakan pekerjaan-pekerjaan baik yang telah Dia siapkan (Lihat Efesus 2:8-10). Pengembangan talenta dan pengerjaan pekerjaan-pekerjaan Tuhan ini menuntut perhatian, hikmat dan energi kita di tengah hal-hal esensial yang tidak bisa kita hindarkan.
Kita akan membahas berbagai pendekatan 'time management' pada tulisan-tulisan yang akan datang. Namun pada kesempatan ini penting kita memiliki kesadaran tentang pentingnya variabel waktu dalam hidup kita, orang percaya. Mari kita terus memikirkan, menyukuri dan mendoakan agar Tuhan memberikan hikmat dalam penggunaan sisa waktu yang Tuhan masih percayakan kepada kita masing-masing. Tuhan memberkati!