LEADERSHIP Gym kita kali ini akan membahas mengenai bagaimana seorang pe-mimpin mengelola timnya yang terdiri dari berbagai macam jenis kepribadian yang berbeda-beda. Kita tahu bahwa sebagai pemimpin kita akan bertemu dengan orang-orang ini, bekerja sama dengan mereka dan mengelola mereka untuk bisa mencapai prestasi secara optimal. Semuanya itu harus dilakukan untuk prestasi terbaik sebuah tim, termasuk prestasi Anda. Oleh sebab itu mari kita kelola pribadi-pribadi yang berbeda-beda tersebut untuk mencapai potensi optimalnya. Niscaya, Anda akan ikut berhasil sebagai pemimpin mereka.
Kita tahu bahwa kita tidak dapat melatih dan memberikan motivasi kepada setiap orang dengan cara yang sama karena ada motivasi yang berbeda-beda untuk setiap orang. Sebuah prestasi biasanya dimulai dengan ’self image’ atau ’citra diri’. ’Citra diri’ adalah kunci bagi kepribadian dan tingkah laku seseorang. Ubahlah ’citra diri’ Anda maka Anda akan mengubah kepribadian dan perilaku Anda. Namun lebih dari itu ’citra diri’ akan menentukan batas-batas keberhasilan seseorang. ’Citra diri’ menen-tukan apa yang dapat dan tidak dapat. Perluaslah citra diri Anda, maka Anda akan memperluas kemungkinan yang bisa Anda capai. Pengembangan ’citra diri’ yang realistis akan memungkinkan seseorang mencapai kemampuan dan talenta baru, serta dapat membalik kegagalan menjadi kesuksesan.
Dalam sebuah organisasi biasanya ada kelompok-kelompok orang yang dapat kita bagi berdasarkan prestasi mereka. Kelompok-kelompok tersebut adalah: 1) Para juara. 2) Kelompok mayoritas dengan prestasi konstan. 3) Kelompok marjinal. 4) Kelompok yang selalu kurang berprestasi.
Saya percaya dalam setiap organisasi ada empat kelom-pok ini. Yang pertama adalah para juara di organisasi Anda. Mereka adalah orang-orang yang mau melakukan apa pun yang diperlukan untuk menye-lesaikan suatu pekerjaan. Mereka benar-benar memiliki komitmen kepada tujuan pe-rusahaan. Mereka bukan merupakan ancaman. Mereka sangat mendukung sebuah perubahan. Kapan pun juga Anda bisa mengandalkan mereka. Banyak orang sewaktu mendirikan sebuah perusahaan ingin sekali mempekerjakan orang-orang tipe juara ini, karena sebagai enterpreneur mereka tahu bahwa dari para juaralah prestasi bisa dihasil-kan. Jadi, pastinya para pe-mimpin perusahaan meng-inginkan lebih banyak dari orang-orang tipe juara ini di dalam perusahaan bukan?
Saya percaya dalam setiap organisasi ada empat kelom-pok ini. Yang pertama adalah para juara di organisasi Anda. Mereka adalah orang-orang yang mau melakukan apa pun yang diperlukan untuk menye-lesaikan suatu pekerjaan. Mereka benar-benar memiliki komitmen kepada tujuan pe-rusahaan. Mereka bukan merupakan ancaman. Mereka sangat mendukung sebuah perubahan. Kapan pun juga Anda bisa mengandalkan mereka. Banyak orang sewaktu mendirikan sebuah perusahaan ingin sekali mempekerjakan orang-orang tipe juara ini, karena sebagai enterpreneur mereka tahu bahwa dari para juaralah prestasi bisa dihasil-kan. Jadi, pastinya para pe-mimpin perusahaan meng-inginkan lebih banyak dari orang-orang tipe juara ini di dalam perusahaan bukan?
Namun kenyataannya, tidak ada perusahaan yang hanya memiliki satu jenis pegawai. Kita akan menemukan jumlah yang lebih besar yaitu kelompok kedua yang disebut kelompok mayoritas yang memberikan prestasi yang stabil. Orang yang stabil adalah orang yang melakukan pekerjaan mereka dengan baik namun tidak mengembangkan diri mereka kecuali mereka di dorong. Mereka orang-orang yang bagus, mereka memiliki zona kenya-manan di mana mereka hidup, mereka berhasil, mereka mem-berikan tantangan tertentu dalam organisasi, namun dasar-nya mereka adalah orang-orang baik dan sangat diperlukan dalam perusahaan.
Selanjutnya kelompok ketiga yang merupakan kelompok yang banyak memberikan tantangan kepada kita. Mereka biasa disebut sebagai kelompok marji-nal. Alasan mengapa mereka banyak menantang perusahaan karena mereka memang tidak cukup baik untuk dipertahankan, namun tidak sangat buruk untuk diterminasi. Pertanyaannya, apakah yang harus kita lakukan dengan kelompok ini? Mereka sangat sulit untuk diberikan motivasi. Mereka melakukan pekerjaan yang minimal, namun mereka tahu bagaimana menghadapi atasan mereka. baca selengkapnya dalam TABLOID RFORMATA EDISI 113