
Kebanyakan kita merasa memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu yang tetap, yaitu 24 jam sehari. Karena itu 'time management' telah menjadi kebutuhan tapi juga sekaligus tantangan banyak orang.
Satu teknik time management yang penting adalah membuat apa yang dikenal dengan 'to-do-list.' Banyak orang yang mempraktekkan dan mendapatkan manfaat dengan kebiasaan ini, namun mungkin masih banyak yang belum mencoba, atau berhenti menggunakannya karena berbagai alasan. Pada kesempatan ini kita akan membicarakan untuk mendorong kita menggunakan satu metode time management klasik ini, dan mungkin meningkatkan teknis dan disiplin kita agar kita lebih produktif dengan penggunaan waktu yang Tuhan anugerahkan.
Tapi sebelumnya ada baiknya kita menyadari manfaat yang kita bisa dapatkan dari membuat to-do-list, bukan sekedar untuk memastikan efisiensi penggunaan waktu kita tapi juga mendapatkan berkat-berkat rohani dan alami dari praktek menggunakan to-do-list.
Pada dasarnya to-do-list adalah rencana sehari, karena itu dengan mendaftar aktivitas-aktivitas yang akan dijalani dalam satu hari, maka jelas ini akan menolong kita memastikan kita akan berjalan di arah yang benar – sesuai dengan rencana. Merencanakan kegiatan-kegiatan di depan walau memerlukan waktu dalam persiapannya, namun akan menghemat waktu secara keseluruhan untuk mengerjakan sejumlah aktivitas.
Penggunaan daftar seperti ini akan membuat seseorang akuntabel dalam penggunaan waktunya dan tidak melupakan pekerjaan-pekerjaan yang harus diselesaikan. Kita selalu bisa menambahkan item yang kita teringat perlu dikerjakan. Kita tidak perlu kawatir atau stres mengingat apa saja yang perlu kita kerjakan di suatu hari. Ketika suatu item kita tik atau coret, penggunaan to-do-list memberikan kepuasan karena kesadaran telah menyelesaikan suatu tugas.
Bahwa perencanaan adalah alkitabiah sudah banyak dibahas dan diterima oleh orang-orang Kristen. Dengan demikian penggunaan to-do-list yang merupakan bagian dari perencanaan boleh disimpulkan juga alkitabiah. Lebih dari itu dalam Alkitab kita bahkan bisa melihat banyak daftar atau 'list' dan ketika memberikan tugas Tuhan sering memberikan daftar tugas yang rinci. Dalam Keluaran 26, misalnya, Allah memberikan daftar yang detil tentang bagaimana Salomon harus membangun Kemah Suci.
Bagaimana kita membuat to-do-list? Sangat sederhana, yaitu dengan membuat daftar apa saja yang kita pikir perlu kita kerjakan dalam suatu hari – bisa dibuat pada akhir hari sebelumnya, atau pagi hari sebelum kita memulai berbagai aktivitas harian kita. Daftar bisa dibuat dalam komputer (kemudian dicetak), dalam smartphone, ditulis di kertas, atau sarana lain, atau kombinasi – yang paling cocok untuk sang pengguna.
To-do-list harian ini bisa merupakan to-do-list periode waktu yang lebih lama, misalnya, mingguan. Item-item dalam to do list bulanan ini kita turunkan ke dalam to-do-list dari hari ke hari dalam satu minggu itu.
Langkah berikut yang bisa dilakukan untuk lebih meningkatkan manfaat to-do-list adalah memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Kita usahakan waktu untuk suatu aktivitas tidak terlalu panjang, misal maksimal 1-2 jam. Jika suatu pekerjaan memerlukan waktu lebih, bisa dipecah dan dikerjakan dalam beberapa waktu.
Kemudian kita bisa menggunakan suatu cara untuk memberikan prioritas untuk setiap item yang terdaftar. Misalnya, kita bisa menggunakan skala prioritas A-B-C dimana A berarti sangat penting dan urgen untuk dikerjakan; B berarti penting tapi belum urgen; dan C belum membutuhkan perhatian langsung. Kita perlu membuat jadual untuk mengerjakan berbagai item aktivitas itu. Pekerjaan yang prioritas dan sulit bisa kita jadualkan pada waktu-waktu dimana tingkat energi kita masih atau sedang tinggi-tingginya, misalnya pada pagi hari. Pekerjaan-pekerjaan kurang favorit bisa kita dahulukan, sedang yang fun kita kerjakan pada akhir hari.
Setelah itu adalah waktu untuk 'action.' Kita kerjakan item demi item sesuai dengan prioritas. Ketika satu item kita selesaikan, kita beri tanda tik atau coret. Pekerjaan-pekerjaan yang tidak terselesaikan kita pindahkan pada to-do-list hari berikutnya. Jika Anda baru mencoba menggunakan to-do-list, coba evaluasi produktivitas penggunaan waktu Anda. Kita selalu bisa melakukan perbaikan-perbaikan di sana sini.
Sebagai orang percaya maka kita menyusun to-do-list ini dengan doa dan daftar itu seharusnya menjadi pokok doa kita pada saat teduh pagi kita. Ketika kita memulai suatu item adalah kesempatan untuk mendoakannya dan ketika kita mencoret suatu pekerjaan yang kita selesaikan, adalah kesempatan kita bersyukur kepada Tuhan yang memampukan kita mengerjakan tugas itu. Bukankah Alkitab kita memerintahkan: "Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." (1 Tesalonika 5:16-18). Kiranya Tuhan menolong kita menjadi penatalayan sumberdaya dan waktu yang Tuhan percayakan kepada kita. Tuhan memberkati!