Hidup di tengah dunia yang berdosa ini, kita memerlukan Tuhan Yesus yang membangun dalam diri kitaapa kita butuhkan untuk hidup di tengah dunia yang jahat ini, agar tetap mengalami damai sejahtera, sukacita, dan menjadi berkat bagi sesama. Kita membutuhkan apa yang dikenal dengan 'attitude' atau sikap, tapi tentu dengan karakteristik tepat, yaitu yang rohani, yang positif dan kuat. Kita memerlukan sikap-sikap yang dibangun dari dasar iman percaya kita, dengan nilai-nilai kebenaran Firman; dan diberikan tenaga oleh kuasa Roh Kudus.
Kita sering mendengar ungkapan-ungkapan dalam bahasa Inggris: Your attitude can make or break you, heal you or hurt you, make you succeed or fail, dsb. Demikian penting sikap seseorang dalam menjalani kehidupannya sehingga ada keyakinan bahwa 'Success is 90% attitude and 10% aptidue.' Dan ungkapan seorang pengkotbah AS terkenal Charles R. Swindoll yang mirip itu adalah 'Saya yakin hidup adalah 10% apa yang terjadi pada saya dan 90% bagaimana saya berekasi terhadap itu." Jika sikap demikian penting maka kita perlu lebih memahami bagian dalam diri kita, yang tidak kita bisa lihat itu, tapi pengaruhnya begitu menentukan dalam hidup kita. Sehingga dengan sadar kita membangun sikap-sikap yang penting kita miliki.
Istilah 'attitude' menunjuk kepada situasi pikiran seseorang berdasarkan keyakinan-keyakinan dasar (worldview, cara pandang) dan nilai-nilai yang yang dipercayai, emosi dan kecenderungan bertindak terhadap sesuatu yang dihadapi. Berbagai keyakinan kita mengenai sesuatu itu membentuk sikap kita. Dan sikap adalah rasa suka dan tidak suka kita terhadap hal-hal, orang dan obyek-obyek. Sikap mempengaruhi respon kita terhadap orang-orang, tempat, berbagai hal, atau kejadian-kejadian dalam hidup yang kita hadapi.
Berbagai respon itu bisa kita kategorikan memiliki sifat positif, netral atau negatif. Seseorang dengan sikap yang positif melihat dan berespon terhadap sesuatu dari sisi positif. Sebaliknya orang dengan sikap negatif mengambil sisi negatif dari apa yang dia hadapi. Misalnya, seseorang dengan sikap yang positif terhadap kesalahan atau kegagalan, melihat hal positif dalam peristiwa kegagalan yang dia hadapi, tidak sebagai sesuatu yang memalukan atau menghancurkan dirinya tapi melihat sebagai kesempatan belajar dari kesalahan itu dan terus 'move on.' Sebaliknya orang dengan sikap yang negatif ketika melihat perubahan-perubahan sebagai mengancam dirinya. Sementara sikap netral membuat orang tidak memperhatikan sesuatu, misal, mengabaikan suatu masalah yang timbul, dan mendiamkan atau membiarkan orang lain mengatasi masalah itu.
Sebagai orang percaya kita membangun sikap yang positif terhadap segala hal yang baik dari Tuhan tapi sikap negatif terhadap hal-hal yang jahat dan dosa seperti 'kejahatan, kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat' (Amsal 8:13).
Definisi sikap mengaitkan sikap dengan iman hingga nilai-nilai yang terbentuk dalam diri kita. Tidak heran Alkitab sangat akurat menginstruksikan kita agar terus mengalami perubahan melalui perubahan 'akal budi' (Roma 12:2). Ayat itu juga menyatakan agar kita dengan sadar tidak meniru dengan sikap-sikap yang terbentuk dari 'dunia' berdosa yang melawan Allah itu; dan mengarahkan perubahan-perubahan dalam diri kita dengan mengikut apa yang menjadi kehendak Allah, yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Pikiran yang memegang peranan penting dalam membangun sikap kita menjadi tanggung-jawab kita. Alkitab mengajarkan kita agar mengarahkan pikiran kita kepada hal-hal yang baik dan benar (Lihat Filipi 4:8 – "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.). Penting kita menyaring agar hal-hal yang merusak pikiran kita, kita buang. Misalnya, kita singkirkan materi-materi pornografi, kekejaman, gosip, dsb. dari jangkauan kita. Sebaliknya, kita mengisi pikiran kita dengan pikiran-pikiran yang sehat. Sumber utama kita tentu adalah Firman Tuhan. Namun banyak karya-karya manusia yang bisa menjadi sumber makanan pikiran yang sehat.
Sikap kita adalah pilihan kita. Ketika kita mengalami masalah, kita bisa memilih untuk tetap bersyukur, bersukacita, berpengharapan – bersikap positif, daripada menggerutu, bersedih, putus harapan – bersikap negatif. Dalam banyak hal, pilihan ini adalah masalah ketaatan kepada kehendak Allah yang menebarkan perintah-perintah pilihan yang positif itu. Karena itu mari kita memilih sikap yang benar dan sikap yang taat. Tuhan memberkati!