Pak Pendeta, saya beribadah di Gereja X, dan saya masih bingung dengan beberapa hal di sana.
Terima kasih untuk penjelasannya. Saya ingin untuk tetap menjadi Kristen yang baik dan benar, baik dalam pengajaran maupun perbuatan.
Bingung, Jakarta
0852-426xxxx
=============================
Saudara Bingung, saya mengerti kebingunganmu, tapi jangan sampai bingung menyebut nama, karena saya jadi bingung menyapa Anda. Oke, sekarang mari kita mulai dengan soal bertemu Yesus. Semua orang percaya pasti ber-temu Yesus. Persoalannya, berte-munya seperti apa? Menarik sekali, Yoh 4: 1-26, dalam konteks perte-muan dengan seorang perempuan Samaria, Yesus berkata, “penyem-bah-penyembah yang benar akan menyembah Allah dalam roh dan kebenaran, karena Allah itu Roh”. Apa maksudnya? Dalam ayat sebelumnya, terjadi pembicaraan tentang lokasi menyembah Allah, (di gunung, di Samaria atau Yerusalem). Yesus menjawab bukan keduanya, me-lainkan di dalam roh (bukan ruang/lokasi), karena Allah itu roh.
Jadi pertemuan dengan Allah itu di dalam roh, bukan fisik (ini yang disebut iman). Menyembah dalam kebenaran, karena Allah adalah kebenaran itu. Jadi bukan kebenaran diri sendiri. Nah, jadi jelas sekali lagi, semua orang percaya, bertemu dengan Allah (tetapi di dalam roh, bukan fisik). Yesus bahkan mengkritik Thomas yang tidak percaya bah-wa Yesus sudah bangkit sebelum membuat pembuktian nyata (menyentuhkan jarinya ke bekas lubang paku di tangan Yesus). Yesus berkata dalam Yoh 20: 29, “Engkau percaya karena melihat, berbahagialah mereka yang percaya sekalipun tidak melihat.” (Di sini, kembali nyata fungsi iman). Sekarang ini memang agak lucu, malah yang melihat yang merasa hebat. Nah, silakan pilih: mau percaya Alkitab yang benar atau mereka yang berkata-kata itu).
Lalu, soal bahasa roh memang ada (I Kor 12: 10). Persoalannya, itu bukan yang terpenting, melainkan bernubuat (I Kor 14: 5). Bernubuat, yaitu membangun, menasihati dan menghibur (I Kor 14: 3), bukan meramal yang akan datang (Mat 6: 25-34). Dengan apa orang bernubuat? Sesuai dengan firman Tuhan, maka ujilah (I Tes 5:19-21). Artinya, menyampaikan firman, sharing berdasarkan Firman, mengingat seseorang akan kebenaran firman Tuhan, itulah bernubuat (bukan lu buat, baca: kamu buat-buat dan rohanikan). Kemudian bahasa roh itu untuk pribadi (I Kor 14: 4), dan itu sebabnya Rasul Paulus, kepada jemaat, lebih suka memakai lima kata-kata manusia daripada beribu-ribu bahasa roh (I Kor 14: 18-22). Bandingkan manfaat bahasa manusia dan bahasa roh. Lagi pula bahasa roh disebut Paulus sebagai tanda untuk orang yang tidak beriman (pengalaman rohani yang personal).
Lalu, I Kor 14: 23 dengan tegas mengatakan, “Kalau semua berba-hasa roh dalam ibadah, dan masuklah orang asing, bukankah dia akan berkata kamu gila?” Pasti bukan seperti itu yang Tuhan mau. Jadi bahasa roh bukannya tidak ada, tapi untuk apa? Dan juga tentu saja, yang mana yang asli? Karena toh tidak ada yang mengerti (I Kor 14: 2). Jadi, kembali kepada Alkitab, silakan baca selengkapnya I Kor 12-14. Yang terpenting adalah Kasih (I Kor 13:1-2). Soal pelepasan, hingga berteriak-teriak, banyak yang perlu dipertanyakan. Misalnya saja, dilepaskan dari apa dan teriak apa? Tentang kata-kata “lalu dike-luarkan dari pernapasan”, saya tidak menemukan kasus itu di Alkitab. Kalau ada, mari kita pelajari. Jadi, sederhana saja ya, Saudara Bingung, cari contohnya di Alkitab (bisa tersurat atau tersirat). Soal mirip dukun, memang ya, maka-nya harus hati-hati. Bahkan Yesus sendiri berkata bahwa akan ada orang yang menyebut dirinya Mesias. Sekian dulu ya.