Sikap Kristiani – Apa Ada?

Dalam beberapa tulisan terakhir kita berbicara tentang sikap dan pentingnya sikap untuk keberhasilan hidup kita. Pada kesempatan ini kita ingin membahas pertanyaan seperti judul tulisan ini, yaitu apa ada sikap orang yang kristiani. Untuk itu kita perlu kembali memahami arti 'sikap' yang pada tulisan sebelumnya didefinisikan sebagai 'kecenderungan orang berpikir dan berperasaan sehubungan dengan sesuatu yang dihadapinya.' Selanjutnya dijelaskan sikap adalah keadaan pikiran seseorang relatif terhadap yang apa dipercaya dan mempengaruhi seluruh hidup orang itu. Dan sikap-sikap itu terekspresikan dalam penampilan, perkataan dan tindakan mereka.

Dengan kesadaran, seseorang bisa memilih dan menentukan pilihan sikapnya, yang bisa bersifat negatif, netral atau positif. Karena pengaruh sikap begitu besar terhadap apa yang dialami – dipikirkan, dirasakan dan dilakukan – maka memutuskan bagaimana sikap kita ketika berhadapan dengan berbagai hal dari waktu ke waktu, adalah keputusan yang sangat penting. Karena begitu pentingnya sikap, tidak heran Alkitab banyak berbicara tentang hal ini, walau pun tidak menggunakan istilah sikap. Namun Alkitab banyak berbicara apa yang dikonsepkan sebagai sikap dari proses berpikir yang menghasilkan sikap dan selanjutnya menentukan tindakan-tindakan seseorang.

Dan tentang berpikir dan berperasaan ini, ketika kita menjadi orang percaya, maka kita dalam proses pembentukan ilahi untuk memiliki sikap Yesus Kristus, seperti ditekankan Paulus kepada jemaat Filipi: "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, …" (2:5) atau kepada jemaat Efesus: "…yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,..."(4:22, 23).

Dengan demikian dapat dijawab dengan tegas bahwa ada yang disebut sikap kristiani dalam arti sikap yang diteladankan oleh Kristus, yang sedang dibentuk dalam diri orang-orang percaya, melalui pekerjaan Roh Kudus. Kita bahkan diperintahkan untuk memiliki pikiran yang berbeda dengan dunia, membangun cara pandang Alkitabiah dan memiliki sikap seperti sikap Kristus terhadap segala hal – terhadap Allah, sesama, orang miskin, orang belum percaya, kuasa gelap, ciptaan, kekekalan, dsb.

Bagaimana kita bisa memiliki sikap kristiani itu? Pertama, karena pikiran Kristus dijabarkan dalam Firman Tuhan secara tertulis, maka untuk membangun sikap kristiani, kita perlu memahami pikiran, nilai-nilai dan sikap serta perbuatan-perbuatan Kristus dalam Alkitab. Mempelajari pikiran-pikiran Allah itu penting, karena pikiran-pikiran-Nya tidak sama dengan kita, sempurna dan karenanya unggul tanpa batas dibandingkan dengan pikiran yang kita miliki. Kita juga diperintahkan untuk berpikir dengan cara tertentu, yaitu sesuai dengan iman yang Tuhan karuniakan "…tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing." Roma 12:3b.

Kedua, memiliki sikap kristiani adalah dengan berpikir dengan Firman Allah. Kita ingat ketika Yesus dicobai Iblis sebelum masa pelayanan-Nya dalam 40 hari, Dia diajak berpikir dan bertindak dengan caranya, maka Yesus melawan dengan pikiran-pikiran Firman. Cobaan Iblis pertama, ketika Yesus merasa lapar setelah berpuasa selama 40 hari, adalah agar Dia mengubah batu-batu menjadi roti. Daripada ikut bujukan Iblis, Yesus menolaknya dengan suatu Firman, yaitu suatu pikiran Allah: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (Matius 4:4). Dalam peristiwa itu Yesus dicobai sebanyak tiga kali, dan untuk melawannya Yesus menggunakan senjata yang sama, yaitu Firman Allah yang tertulis. Untuk hidup dengan sikap Kristus, sehingga kita mengalami damai dan sukacita-Nya, maka tidak ada pilihan lain, kita harus bertumbuh dalam pemahaman kita terhadap Firman-Nya.

Berikut, dalam keterbatasan kita sebagai manusia berdosa dan karena kita masih hidup di dunia yang dikuasai Iblis yang mempengaruhi hidup kita, maka pikiran dan sikap kita perlu terus menerus diperbaharui oleh Firman. Pikiran-pikiran kita tentang berbagai hal perlu terus menerus ditransformasi, yaitu diubah secara total, dari yang bersifat duniawi ke pikiran-pikiran yang ilahi, yang baik, dapat diterima oleh dan sempurna di hadapan Allah (Roma 12:2). Setelah itu pikiran-pikiran kita terus dipelihara dan dan dikembangkan oleh Firman secara teratur.

Apakah Anda dan saya meninginkan memiliki sikap kristiani, sikap yang memastikan kita mengalami kehidupan dengan segala kelimpahan ilahi yang Yesus janjikan? Tidak ada jalan lain, maka kita harus memperkaya diri dengan pengetahuan akan Firman, menggunakan Firman dalam berpikir dan pikiran kita terus ditranformasi dan dipelihara oleh Firman. Tuhan Yesus memberkati!

Recommended For You

About the Author: Reformata

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *