Sekali Lagi, Soal Goal Setting 2011

Raymond Lukas

Reformata.com – WAKTU  begitu cepat berlalu. Tahun datang silih berganti, seperti saat  ini tahun 2011 sudah kita masuki secara bersama. Banyak visi sudah dibicarakan, didiskusikan bahkan ditulis dalam bentuk dokumen-dokumen perusahaan, yayasan, organisasi bahkan visi-visi pribadi yang menjadi cita-cita bersama atau individual. Dari beberapa organisasi gereja misalnya, banyak visi sudah disampaikan untuk tahun 2011. Salah satu visi sebuah gereja yang sangat menarik adalah “Tahun 2011 adalah Tahun Multiplikasi dan tahun Promosi”. Saya yakin umat menerima visi tersebut secara positif bahkan menanamkan dalam benak mereka untuk diwujudkan, untuk dijadikan pernyataan misi yang harus dijalankan sehingga visi bisa dicapai dan menciptakan harapan-harapan di tahun 2011 ini.
Seorang teman bahkan menga-takan, “Saya mengimani visi ter-sebut, Pak. Namun saya bingung bagaimana harus mewujudkannya. Semuanya kan tidak datang begitu  saja seperti membalik telapak tangan. Apa yang harus saya lakukan ya, supaya saya bisa me-ngalami visi tersebut, saya memang butuh promosi di tahun ini,” katanya.  Ya, kita memang sudah memiliki sebuah visi. Sekarang saatnya mempertajam fokus terhadap visi tersebut. Kita harus mewujudkannya. Bagaimana mewujudkannya? Apakah cukup dengan diam berpangku tangan dan semua akan terjadi dengan sendirinya? Sebagai orang percaya kita tentunya sudah mengenal kalimat “Ora et labora” yaitu berdoa dan bekerja. Saya yakin kita semua setuju dengan kalimat tersebut.

Almarhum Cecil B. Day, Sr memiliki visi untuk mengem-bangkan sebuah usaha untuk mendapatkan dana bagi pekerjaan Tuhan di seluruh dunia. Dia mendirikan jaringan motel yang disebut “Days Inn” dan dalam empat tahun sudah mencapai 40.000 kamar. Namun dalam pengembangannya,  Cecil menghadapi tantangan embargo minyak dunia yang memberikan impak terhadap pengembangan jaringan jalan di Amerika dan pembatasan dalam melakukan perjalanan bagi orang-orang Amerika. Dalam pembangunan motel-motelnya hambatan lain yang dihadapi adalah keterba-tasan dana bank dalam membe-rikan pinjaman sehubungan dengan krisis minyak dunia tersebut. Namun Cecil tidak pernah kehilangan visinya. Di masa itu dia mengunjungi tiga bank dalam satu hari, lima hari seminggu dalam kurun waktu dua puluh satu bulan. Jadi, Cecil tidak pernah berhenti mewujudkan visi dan pikirannya yang terbaik serta menuangkannya dalam tujuan-tujuan dan langkah-langkah untuk mencapi tujuan tersebut. Waktu dia meninggal 1978, bisnisnya sangat solid dan visinya terlaksana dengan baik.
Jadi, kita harus memiliki visi, dan visi tersebut harus dilengkapi dengan komitmen untuk melaksanakannya yang biasa kita sebut misi. Selanjutnya, misi kita harus dilengkapi dengan  tujuan-tujuan untuk menjalankan misi tersebut untuk mencapai visi. Visi merupakan suatu dasar dalam kehidupan seorang pemimpin. Dan kita semua adalah pemimpin, paling tidak kita memimpin hidup kita sendiri dan keluarga kita. Visi tidak bisa dicapai tanpa suatu program yang jelas. Program terdiri dari tujuan-tujuan yang harus ditetapkan secara efektif. Semakin jelas suatu tujuan, maka fokus kapada visi menjadi semakin jelas. Visi akan tetap sama untuk periode yang cukup lama dan misi akan mengikuti visi tersebut. Namun, sebuah tujuan harus dievaluasi secara berkala dan disesuaikan dengan situasi yang seringkali berubah sehingga visi akhirnya bisa diwujudkan.

Proses menetapkan tujuan-tujuan memang bukan hal yang mudah.  Hal ini memerlukan evaluasi yang terus menerus dan perubahan-perubahan yang terus-menerus. Tujuan tujuan harus ditetapkan secara SMART. Kita perlu menuliskan tujuan tersebut dengan jelas dan langkah-langkah untuk mencapainya.

Buatlah tujuan kita Spesifik
Menyatakan  bahwa saya ingin memimpin perusahaan mungkin tidak cukup. Kita harus jelas mengatakan perusahaan jenis apa yang hendak kita pimpin, sehingga memudahkan kita untuk menyiapkan langkah-langkah untuk mencapainya. Misalnya, akan lebih tepat mengatakan,  “Saya ingin memimpin sebuah bank dalam waktu 5 tahun ke depan”, sesuai dengan bidang yang kita tekuni sekarang.
Buatlan tujuan kita ’measurable’ atau ’dapat diukur’
Apabila tujuan kita tidak dapat diukur maka sulit bagi kita untuk memonitor hasilnya. Sebuah tujuan yang mengatakan akan meningkatkan efisiensi perusahaan mungkin sulit dimonitor. Hal tersebut masih perlu diperjelas dengan efisiensi di bidang apa, dan apa key performance indikatornya  serta jangka waktu penca-paiannya. 
 Buatlah tujuan kita ’Achievable’/ ’Attainable’ atau ’dapat dicapai’
Jangan membuang waktu kita untuk membuat seekor kuda bisa terbang. Kita memang perlu menetapkan tujuan-tujuan yang tinggi, tapi juga tujuan-tujuan tersebut harus dapat dicapai sesuai kemampuan dan sumberdaya yang kita miliki. Mintalah bantuan Roh Kudus yang akan memberikan kebijakan kepada kita dalam menetapkan tujuan-tujuan kita yang terbaik.

Buatlah tujuan kita ‘Realistis’
Nyatakan tujuan kita secara realistis dengan sumber daya yang kita miliki. Mahasiswa senior di universitas yang mengatakan, “Saya ingin memimpin universitas ini sebagai rektor dalam waktu 12 bulan ke depan”, adalah pernyataan yang kurang realistis. Karena mahasiswa senior tersebut belum lulus menjadi sarjana dan belum memiliki pengalaman yang cukup untuk menjadi rektor. Tetapi jika dia mengatakan, “Saya ingin menjadi rektor universitas ini dalam waktu 10 tahun ke depan”, cukup realistis.
Buatlah tujuan kita ‘Timeline” atau “Memiliki Jangka Waktu”.

Tujuan yang kita tetapkan bukanlah sebuah tujuan tanpa jangka waktu, di mana kita ingin mencapainya pada saat kita hanya ingin mencapainya, tanpa batasan waktu yang jelas. “Saya ingin lulus menjadi sarjana pertanian”. Namun kita tidak pernah menetapkan kapan tahun kelulusan yang menjadi terget kita, akibatnya mungkin kita bisa menjadi mahasiswa abadi bahkan tidak sempat lulus kuliah. 
Mari di tahun 2011 ini kita tetapkan tujuan-tujuan kita secara SMART sehingga tidak mustahil “Tahun Multiplikasi dan Tahun Promosi” kita alami dengan bantuan Roh Kudus yang akan terus memimpin dan menguatkan kita. Amin.v

Trisewu Leadership Institute
Founder: Lilis Setyayanti
Co-founders: Jimmy Masrin, Harry Puspito
Moderator: Raymond Lukas
Trisewu Ambassador: Kenny Wirya

Untuk pertanyaan, silakan kirim e-mail ke: seminar@trisewuleadership.com. Kami akan menjawab pertanyaan Anda melalui tulisan/artikel di edisi selanjutnya. Mohon maaf, kami tidak menjawab e-mail satu-persatu.”

Recommended For You

About the Author: Reformata

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *