Raymond Lukas
SALAH satu tugas utama pengurus inti perusahaan atau yang biasanya dewan direksi atau board of directors (BOD) adalah menentukan arah dan tujuan ke mana perusahaan tersebut akan berjalan. Pengarahan yang tepat dan tersosialisasi dengan baik ke seluruh jajaran perusahaan akan merupakan sebuah gerbong lokomotif yang memberdayakan perusahaan terse-but mencapai tujuan-tujuannya. Jadi, bayangkan kalau suatu perusahaan tidak memiliki tujuan atau gerbong lokomotifnya kurang berfungsi secara optimal. Apakah yang akan terjadi?
SALAH satu tugas utama pengurus inti perusahaan atau yang biasanya dewan direksi atau board of directors (BOD) adalah menentukan arah dan tujuan ke mana perusahaan tersebut akan berjalan. Pengarahan yang tepat dan tersosialisasi dengan baik ke seluruh jajaran perusahaan akan merupakan sebuah gerbong lokomotif yang memberdayakan perusahaan terse-but mencapai tujuan-tujuannya. Jadi, bayangkan kalau suatu perusahaan tidak memiliki tujuan atau gerbong lokomotifnya kurang berfungsi secara optimal. Apakah yang akan terjadi?
Santano baru saja selesai bertemu atasannya. Ia merenungkan kem-bali semua proses pembicaraan dengan atasan tadi. Dia memegang keningnya, “Wah, apa ya keputusan dari pertemuan tadi?” Sebelum masuk bertemu atasannya, dia sudah mencatat beberapa keputusan yang diperlukannya dari sang atasan. Namun sekarang, setelah dia selesai bertemu sang bos, kok tidak ada keputusan yang diambil ya? Semua yang harus diputuskan ternyata tidak dapat diambil suatu keputusan, malahan dibiarkan mengambang.
Bahkan, masalah yang seharusnya diputuskan di level pimpinan tersebut diminta untuk dibawa ke level pemilik perusahaan. Berarti, Santano harus menyampaikan masalah tersebut kepada pemilik. Sebuah proses yang secara hirarki jenjang organisasi sebenarnya ada di luar struktur organisasi. Karena atasannya adalah anggota board of directors, yang seharusnya sudah mewakili pemilik. Namun mengapa sang atasan seolah menghindar dari pengambilan sebuah keputusan?
Santano menjadi bingung. Wah, bagaimana ya? Sementara waktu yang diperlukan untuk memecahkan masalah itu sudah semakin dekat. Tapi, keputusan belum ada. Bah-kan, pengambil keputusan yang berwenang memutuskan menye-rahkan pengambilan keputusan kepada pemilik. Sedangkan pemilik sedang berada di luar negeri dan baru kembali 2 minggu lagi.
Rekan pemimpin kristiani, mengapa hal di atas dapat terjadi? Bukanlah seharusnya orang-orang yang secara sah sudah dipilih dan ditunjuk secara resmi dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) seharusnya dapat memutuskan hal-hal sesuai tugas dan tanggung jawabnya?
Rekan pemimpin kristiani, mengapa hal di atas dapat terjadi? Bukanlah seharusnya orang-orang yang secara sah sudah dipilih dan ditunjuk secara resmi dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) seharusnya dapat memutuskan hal-hal sesuai tugas dan tanggung jawabnya?
Mengkaji hal di atas, seringkali dalam suatu perusahaan masalah pengambilan keputusan ini menjadi suatu dilema yang serius. Banyak profesional yang diberi kuasa secara semu. Secara penugasan dan hal-hal yang dicantumkan dalam akte perusahaan, memang pengurus perusahaan diberi wewenang-wewenang khusus untuk mengambil keputusan. Tetapi ternyata apabila pengurus melakukan sesuatu sesuai mandat tersebut, pemilik perusahaan marah besar karena menganggapnya kurang tepat, dan bahkan mencurigai pengurus. Seringkali pengurusnya ditegur atau disindir sedemikian rupa, sehingga pengurus menjadi segan, takut dan apatis. Oleh sebab itu semua keputusan yang seharusnya menjadi wewenang dan tanggung jawab pengurus, dialihkan oleh pengurus kepada pemilik untuk menghindarkan tuduhan-tuduhan yang tidak diharapkan.
Rekan pemimpin kristiani, tentunya apa yang terjadi dalam perusahaan di atas bukan contoh yang baik, karena pemasungan fungsi pengurus memberikan dampak yang besar terhadap kemajuan perusahaan. Dalam hal ini pengurus menjadi sangat tidak efektif, kreativitas terpasung, cenderung melepas tanggung jawab, risk averter dan tidak berorientasi pada pertumbuhan. Hal ini tentunya menyebabkan perkembangan peru-sahaan terhambat karena pengurus cendrung hanya menjadi ’penjaga toko’ ketimbang ’business developer’.
Rekan pemimpin kristiani, tentunya apa yang terjadi dalam perusahaan di atas bukan contoh yang baik, karena pemasungan fungsi pengurus memberikan dampak yang besar terhadap kemajuan perusahaan. Dalam hal ini pengurus menjadi sangat tidak efektif, kreativitas terpasung, cenderung melepas tanggung jawab, risk averter dan tidak berorientasi pada pertumbuhan. Hal ini tentunya menyebabkan perkembangan peru-sahaan terhambat karena pengurus cendrung hanya menjadi ’penjaga toko’ ketimbang ’business developer’.
Jadi bagaimana seharusnya pemim-pin kristiani membuat organisasinya berjalan optimal? Masalah yang terjadi dalam perusahaan di atas terutama disebabkan oleh masalah ’delegation of authority’ yang kurang tepat. Nah, bagaimana seharusnya kita sebagai pemimpin kristiani memberikan delegasi?
Marilah kita lihat Matius 28: 19 – 20. Di sana kita lihat bagaimana Tuhan Yesus menerima kuasa dari Allah Bapa dan bagaimana Ia memberikan perintah dan memberikan delegasi. Ayat 18b dikatakan ”Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi”, artinya Tuhan Yesus sudah menerima ’full power” yaitu segala kuasa, bukan sebahagian kuasa. Jadi, Yesus juga mendelegasikan di ayat 19-20 sbb.: ”Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa, Anak dan Rohkudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”.
Marilah kita lihat Matius 28: 19 – 20. Di sana kita lihat bagaimana Tuhan Yesus menerima kuasa dari Allah Bapa dan bagaimana Ia memberikan perintah dan memberikan delegasi. Ayat 18b dikatakan ”Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi”, artinya Tuhan Yesus sudah menerima ’full power” yaitu segala kuasa, bukan sebahagian kuasa. Jadi, Yesus juga mendelegasikan di ayat 19-20 sbb.: ”Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa, Anak dan Rohkudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”.
Wow, rekan pemimpin – itu adalah cara menerima kuasa dan cara memberikan kuasa dengan sangat ’powerful’. Kita lihat bahwa dalam mendelegasikan kuasa pun Yesus sangat tegas. Perintahnya mengatakan ”Per-gilah…”, artinya lakukanlah dengan yakin, bertindaklah! Yesus juga menyebutkan ekspektasinya dengan sangat jelas yaitu untuk menjadikan semua bangsa murid-Nya, membaptis mereka dengan cara tertentu dan mengajar semua (bukan sebagian atau 99%, tetapi ’segala sesuatu atau 100%’) yang telah diajarkan Yesus kepada mereka.
Lebih hebat lagi, Dia juga menguatkan dan mengatakan, ”Aku mengetahui tantangan yang akan kalian hadapi, oleh sebab itu, jangan takut, aku akan mengamati kalian, membantu kalian dan memecahkan masalah kalian”. Sampai kapan Yesus mau membantu kita? Dengan tegas Ia mengatakan ”bukan sehari, sebulan, setahun, sepuluh tahun atau seratus tahun, tetapi …sampai kepada akhir jaman”.
Rekan pemimpin, lihatlah cara Yesus mendelegasikan. Bayangkan hasil pelipatgandaan yang akan kita peroleh buat perusahaan kita kalau kita memberikan delegasi dengan tepat dan benar.v
Rekan pemimpin, lihatlah cara Yesus mendelegasikan. Bayangkan hasil pelipatgandaan yang akan kita peroleh buat perusahaan kita kalau kita memberikan delegasi dengan tepat dan benar.v