
Raymond Lukas
Sebagai profesional atau pengusaha Kristiani seringkali kita bertanya: “Bagaimana sebaiknya saya mengelola usaha saya ini?”. Seorang pengusaha muda di industri
makanan yang saya temui di sebuah foodcourt di gedung perkantoran di Jakarta, mengeluhkan sulitnya berusaha di bidang makanan. “Saya sudah bekerja selama 14 tahun di industri ini pak, sangat tidak mudah dan melelahkan”, katanya. “Selain tantangan utamanya yaitu diperlukannya SDM yang handal, usaha makanan juga memerlukan pengawasan yang ketat dibidang layanan, kwalitas masakan, dan pengawasan inventory makanan”. Belum lagi kastemer seringkali menginginkan harga yang murah terjangkau. “Kalau harga dinaikkan sedikit saja, kastemer sering komplain dan akhirnya omzet menurun Pak…Jadi harga makanan di foodcourt perkantoran ini tidak bisa terlalu tinggi,” lanjutnya.
Jadi pertanyaannya, bagaimanakah mengelola suatu usaha agar berjalan dengan baik, lancar dan menguntungkan? Seorang pengusaha handal yang terkenal membagikan resepnya sebagai berikut:
1. Yang terpenting, miliki SDM yang benar.
2. Miliki model bisnis yang tepat
3. Miliki sistem atau proses yang benar
4. Miliki kultur yang benar.
1. SDM yang benar.
Penting bagi sebuah usaha untuk memiliki sumber daya manusia yang benar. Artinya, usaha kita seharusnya mempekerjakan orang-orang yang tepat, yang memiliki semangat dan kemampuan yang baik. Harvey McKay, seorang pengusaha dan motivator kenamaan pernah mengatakan: “Kesalahan terbesar yang dilakukan suatu organisasi adalah mempekerjakan orang yang tidak tepat. Teramat sulit untuk mencari orang-orang yang tepat dan baik, namun, kalau Anda memiliki sebuah sistem rekruitmen yang baik dan memiliki komitmen untuk menjalankan sistem tersebut, maka peluang sukses Anda akan sangat besar”. Memang ada sesuatu yang lebih langka daripada sebuah kemampuan, yaitu kemampuan untuk mengenali kemampuan seseorang. Jadi, bagaimanakah kita dapat mencegah kesalahan dalam rekruitmen yang kita lakukan? Beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam hal rekruitmen adalah proses interview yang tepat. Interview harus dilakukan di berbagai situasi yang berbeda. Gunakanlah beberapa orang pewawancara untuk melakukan inerview seorang kandidat, serta gunakan kriteria yang konsisten. Dengan demikian Anda bisa membandingkan hasil interview dari beberapa orang interviewer yang ada dan membandingkan jawaban-jawaban kandidat untuk kemudian diambil kesimpulan mengenai kandidat tersebut. Dalam sebuah interview, jangan pernah Anda berkompromi tentang standard-standard yang sudah ditentukan. Misalnya, kalau sebuah posisi memerlukan pengalaman minimal 5 tahun, maka carilah seseorang dengan pengalaman selama 5 tahun dibidang yang Anda tentukan. Jangan berkompromi dengan menerima kandidat dengan pengalaman yang cuma 2 tahun. Apabila sebuah posisi memerlukan interview melalui telepon, maka lakukanlah. Misalnya, Anda memerlukan staf layanan yang akan menangani keluhan melalui telepon, maka wawancarailah calon Anda dengan menggunakan telepon, sehingga Anda bisa secara langsung menilai ‘telephone manner’ kandidat itu. Selanjutnya, Anda bisa juga menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang bisa menggali potensi kandidat, misalnya; Apakah Anda pernah di kritik dalam 2 tahun terakhir?
Kalau ya, apa yang menyebabkan Anda di kritik?. Atau Anda dapat menanyakan apa yang kandidat tersebut inginkan dalam 5 tahun kedepan? Hal ini antara lain untuk mengenali kemauan yang kuat dari si kandidat.
2. Miliki model bisnis yang tepat.
Bisnis model merupakan sebuah formula bisnis tentang bagaimana usaha Anda akan dijalankan. Hal ini dapat mencakup hal-hal yang menyangkut penerimaan, produksi, operasional dan pengeluaran-pengeluaran. Sebuah bisnis model yang tepat seharusnya menguntungkan usaha Anda. Model bisnis sangatlah penting. Anda harus menentukan model yang paling cocok untuk usaha Anda tersebut. Model bisnis yang tepat akan menolong Anda untuk berhasil. Kalau kita melihat kitab Ulangan 28:1-14, maka kita bisa mempelajari model bisnis ‘berkat’ yang Tuhan ajarkan. Model bisnis ini sangatlah sederhana, dikatakan sbb: “Jika engkau baik-baik mendengarkan suara Tuhan Allahmu dan melakukan dengan setia segala perintahNya…..maka Tuhan Allahmu akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di dunia”. Jadi model bisnis “berkat”, akan mengantarkan segala berkat ke tangan kita, asalkan kita mengandalkan Tuhan dan menjadikan Tuhan Sebagai CEO serta pusat semua usaha yang kita lakukan. Artinya, kita melakukan segala sesuatu dengan benar, jujur dan tidak melanggar – maka Allah kita yang ajaib akan memberkati kita. Sayangnya, di jaman modern ini banyak pengusaha, termasuk
pengusaha kristiani mengambil jalan pintas. Seringkali pengusaha Kristiani ini lebih pandai berkata-kata dengan baik, santun dan mempesona. Namun dalam tindakan bisnisnya seringkali bertentangan dengan kata-katanya. Seorang pengusaha Kristiani yang terkenal pernah di penjara karena manipulasi suap yang besar demi memenangkan persaingan bisnis yang ketat. Ada pula pengusaha yang membeli perusahaan dengan harga murah,namun kemudian menjualnya kembali kepada perusahaan lain yang notabene miliknya sendiri untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Miris bukan?
3. Miliki sistem atau proses yang benar.
Dalam menjalankan usaha, milikilah sistem atau tata kelola yang profesional dan benar. Tidak ada sesuatupun yang instan dapat bertahan lama, jadi jangan menggelembungkan asset Anda untuk keuntungan sesaat. Jangan lakukan goreng menggoreng yang curang demi capital gain yang mudah Anda peroleh secara singkat. Jadi, lakukan usaha Anda dengan mekanisme pasar yang jujur. Jangan lakukan suap untuk memuluskan tender Anda. Apalagi, di jaman keterbukaan seperti saat ini. Ikutilah sistem atau proses yang benar. Kalau perusahaan Anda harus ikut tender, ikutilah dengan benar sesuai prosedur yang ada. Jangan terjebak permainan kotor yang dapat menjerat usaha Anda dan Anda sendiri dikemudian hari.
4. Miliki kultur yang benar.
Sebuah kultur atau budaya yang benar di perusahaan Anda akan membawa Anda kepada keberhasilan. Jadi, bangunlah usaha di atas nilai-nilai atau ‘values’ yang benar. Sebuah perusahaan yang benar biasanya akan membangun kultur budaya TRIP, singkatan dari Transparency, Responsiveness, Integrity dan Professionalism. Dengan mengutamakan nilai-nilai utama tersebut usaha Anda dijamin langgeng untuk jangka waktu yang panjang. Asalkan, nilai-nilai tersebut sungguh merupakan sebuah nilai untuk dijalankan dan bukan sekedar ‘lips-service’. Banyak kita lihat contoh-contoh dari pengusaha kita yang hanya simbolis atau lips service. Jadi, apa yang diperkatakan hanyalah sebuah tebar pesona, bukan ‘the real meaning’. Seringkali pengusaha menciptakan ‘bad guy’ dan ‘good guy’ situation. Sebagai pengusaha, dia menempatkan dirinya sebagai ‘good guy’ yang bijak dan mempesona. But when it comes to execution, lain lagi ceritanya. Seringkali kaki tangan sang pengusaha menjadi ‘bad guy’ yang direstui si pengusaha. Artinya, kalau si pengusaha mengatakan “Ya, berikan atau Ya, lakukan” maka kaki tangannya mengartikan itu sebagai “Tidak atau jangan berikan”. Dengan demikian orang akan memiliki persepsi bahwa sang pengusahanya sih OK, namun karyawannya atau bawahannya yang suka menghambat. Padahal, pada kenyataannya. hambatan tersebut direstui dan diminta untuk dilakukan oleh sang pengusaha. Seorang rekanan supplier yang menagih sesuatu ke perusahaan mengalami penundaan pembayaran yang sangat lama. Setelah dilaporkan ke pemilik perusahaan, maka sang pemilik mengatakan; “OK, akan segera kami bayar”. Lalu sang pemilik memerintahkan bagian keuangan untuk membayar. Setelah di follow up, bagian
keuangan mengatakan: “Ya pak, kita bayar dulu 10% saja dulu ya dari seluruh tagihan Bapak yang Rp. 5 Milyard tsb”.
Pengusaha Kristiani yang budiman, ke empat jurus diatas kalau kita lakukan dengan
setia akan membawa perusahaan kita ke jenjang yang lebih tinggi. Seperti firman-Nya di Ulangan 28:13, bahwa kita akan diangkat menjadi kepala dan bukan ekor, bahwa kita akan tetap naik dan tidak turun…”. Mari jalankan usaha kita sesuai dengan
perintah-Nya,amin. —-ooo—