Jalan Menuju Puncak

Raymond Lukas

BANYAK pertanyaan disampaikan kepada saya dalam kelas-kelas motivasi atau dalam perbincangan ringan dengan rekan sesama profesional. Menjadi kerinduan para profesional untuk mencapai posisi puncak dalam karir mereka. Misalnya, seorang petugas klerikal data entry berharap tidak sekadar bekerja melakukan data entry selama delapan jam sehari seumur hidup. “Pegal mas….” kata mereka. “Saya ingin jadi supervisornya saja, mengawasi, mengecek mutu dan memberikan motivasi”.  “Bagus, kamu pasti bisa! Itu hanya masalah waktu,”jawab saya. Seorang pejabat perusahaan keuangan mengatakan kepada saya “saya ingin jadi kepala divisi pak, langsung melapor ke seorang direktur. Sehingga saya lebih berkembang, tanggung jawab lebih besar dan dapat memberikan lebih besar bagi perusahaan.”  “Ya, itu pemikiran yang baik, kamu pasti akan mencapainya!” jawab saya lagi.
Begitu besarnya aspirasi manusia untuk maju. Terus maju, mengapai cita-cita dan ingin memberikan kontribusi maksimal kepada dunia melalui pekerjaan mereka. Seorang tokoh idola saya di dunia kepemimpinan menggunakan istilah “life to the fullest”, atau “hidup mencapai kepenuhan potensi maksimal” yang Tuhan berikan dalam hidup kita.  Namun, banyak orang berhenti sebelum mencapai puncak, dalih mereka: “Saya cukup sampai disini saja. Saya sudah capek. Usia saya tidak muda lagi. Saya tidak sanggup berlari bersama yang muda-muda.”
“Bagaimana caranya ya mas saya mencapai potensi maksimal saya?” tanya seorang rekan muda dalam sebuah bincang santai.  “Bisa share jalannya mas…” lanjutnya.  Saya menganggukkan kepala.  “Sebenarnya, tahukah Anda bahwa sangat sedikit perbedaan yang ada di antara sesama manusia…”  Kelompok bincang tersebut langsung menatap saya semua. Saya melanjutkan “tetapi perbedaan yang sedikit tersebut bisa membuat perbedaan yang sangat besar atas hasilnya”.  Misalnya, seorang pemimpin, dia bisa menentukan hasil seperti apa yang ingin dicapainya. Bisa yang besar, sedang, atau biasa-biasa saja. Seorang pemimpin perusahaan besar yang saya kenal senang mengatakan, bahwa penugasan dirinya hanyalah menjaga perusahaan yang dipimpinnya untuk bertahan, tidak rugi dan tidak hilang.  Karena pemilik perusahaan sangat marah kalau ada yang mencuri dari perusahaan, atau merugikan perusahaan, katanya.  Pemilik tidak ingin menjadi yang terbesar katanya, yang penting miliknya tidak hilang dan tidak dicuri orang. Maka jadilah, pemimpin perusahaan tersebut seorang pemimpin ’penjaga” yang baik. Ya, memang perusahaan tidak merugi, tidak hilang namun memang tidak berkembang, Semuanya hanya menjadi stagnan, aman terkendali sesuai keinginannya.
Ada empat langkah yang dapat menjadi acuan para profesional dalam mencapai puncak: Pertama, kita harus melihat kepada masa lalu. Kita melihatnya saja, untuk mengetahui apa yang telah dilakukan – itu adalah cara yang sangat efektif untuk mengubah masa depan. Dengan melihat masa lalu, orang dapat mempelajari apa yang sudah dicapai.  Apa saja yang menjadi kekuatan yang utama dan kelemahan diri yang terbesar. Dengan mengetahui secara jelas kekuatan dan kelemahan terbesar, maka orang dapat memperbaiki kelemahan terbesar dengan menggunakan kekuatan terbesarnya. Misalnya, setelah mempelajari masa lalunya orang menemukan, bahwa kekuatan terbesarnya adalah keinginanya untuk terus maju dan berusaha keras sangatlah besar. Namun, di lain pihak, dia menyadari bahwa dirinya adalah orang yang paling tidak kreatif dalam bekerja. Maka dengan kemauan yang besar untuk maju, orang tersebut dapat terus belajar.  Misalnya dengan lebih banyak membaca, mengikuti kelas-kelas yang dapat meningkatkan kreatifitas dan mengamati kehidupan para tokoh yang besar dengan kreatifitas yang tinggi. Maka, dalam beberapa waktu orang tersebut pasti dapat meningkatkan kreatifitasnya lebih baik.
Kedua, kita perlu melihat lebih luas di luar kebiasaan kita dalam memandang sesuatu. Hal ini seringkali dapat kita konotasikan layaknya  anak-anak kecil yang masih polos berpikir. Acapkali anak-anak berpikir di luar pola kebiasaan berpikir yang normal. Mereka seringkali sangat polos, sekaligus menemukan hal-hal baru yang luar biasa. Kalau kita menggambar sebuah titik di papan tulis dan bertanya kepada anak-anak, maka jawaban mereka akan sangat bervariasi. Anak yang satu menjawab, itu adalah seekor serangga. Yang lain menjawab, itu adalah ujung sebuah tali, dan anak lain lagi mungkin menjawab itu adalah sebuah payung yang dilihat dari sudut tegak lurus dari pesawat yang tinggi. Wow… mereka sangat luar biasa dan kreatif bukan? Jadi lihatlah persoalan-persoalan Anda secara lebih luas lagi. Jangan terhambat pada hambatan mental Anda yang mengatakan ”tidak mungkin,” ”tidak bias,” atau ”percuma”.
Ketiga, melihat kedepan. Setiap kita sebagai pemimpin harus mempunyai tujuan yang jelas. Itulah arah dan kompas kita. Orang-orang yang mempunyai tujuan yang jelas akan membuat perbedaan. Mereka mempunyai pengharapan yang lebih tinggi dan dapat secara jelas menggambarkan harapan harapan tersebut. Mereka juga aktif membuat pengukuran-pengukuran prestasi mereka, menggambar ’milestones’ mereka dan memiliki alasan-alasan yang jelas untuk memenuhi harapan-harapan tersebut.
Keempat, melihat ke dalam. Untuk mencapai puncak, Anda harus melihat ke dalam diri Anda dan melakukan perubahan-perubahan. Seringkali orang tidak bisa melihat Apa yang Anda pikirkan atau apa yang Anda miliki di dalam diri Anda. Namun Anda dapat secara jujur menggali keinginan-keinginan Anda dan mewujudkannya. Jadi dengan mempelajari diri, mengubah diri, dan cara berpikir, maka Anda dapat mencapai puncak.
Rekan Pemimpin Kristiani yang budiman, terlebih lagi kita sebagai anak-anak kerajaan Allah di mana Tuhan sendiri telah meletakkan sesuatu yang besar dan berharga dalam diri kita masing-masing, maka pasti jalan mencapai puncak telah dipetakan untuk kita. Pertanyaannya, maukah kita berusaha menggali labih dalam dan mencari kekuatan utama apa yang Tuhan berikan untuk kita. Kalau kita semua mau, maka pasti akan terjadi transformasi besar yang kita doakan dan dengungkan selama ini. Amen

—ooo–
 

Recommended For You

About the Author: Reformata

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *