Pdt. Bigman Sirait
Follow Twitter @bigmansirait
Bapak Pengasuh yang baik?
Dalam Injil Matius 4:1-11, dikatakan bahwa Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai iblis sampai beberapa kali. Tetapi dalam Matius 8:28-34 dan Lukas 8:26-31 dikatakan juga ketika ia melihat Yesus, ia berteriak dan tersungkur di hadapan-NYA dan berkata: Yesus Anak Allah yang Mahatinggi, aku mohon pada-Mu jangan menyiksa aku.”
Pertanyaan saya:
1. Apakah benar iblis bisa mencobai Tuhan?
2. Apakah beda Iblis yg di Matius 4:1-11 dengan Matius 8:28-34 dan Lukas 8:26-31?
3. Apa implikasi dari kedua peristiwa ini?
Terima kasih bapak pengasuh!
Ryan, Depok
Ryan yang dikasihi Tuhan!
Memang terasa menggangu ya, koq setan bisa-bisanya menggoda Tuhan. Padahal kita yakin sepenuhnya Tuhan adalah pencipta segalanya, dan setan takluk kepada-Nya. Mari kita mulai dengan mencari tahu tentang iblis. Istilah iblis atau setan, menunjuk kepada satu pribadi yang sama. Sejatinya setan adalah malaikat ciptaan Tuhan, yang disebut bintang timur, putera fajar. Yesaya 14:12: Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai bintang timur, putera fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!” Ini menunjuk kepada malaikat yang terbuang dari surga, yang ingin mengatasi bintang Allah. Ya, sebuah pemberontakan, sama dengan peristiwa taman Eden, dimana manusia tergoda oleh setan, untuk juga mau menjadi sama dengan Allah. Begitu pula, para raja jahat dalam PL, digambarkan oleh Alkitab, sebagai manusia yang melawan Allah.
Setan sering juga disebut dengan nama Lucifer. Ini berasal dari bahasa Latin: Lux, Lucis = cahaya, dan ferre = membawa. Disebut Lucifer yang berarti si pembawa cahaya, yang menunjuk bintang fajar, yang mulia di awalnya. Nah, keterbuangannya, dan penyebutan namanya Lucifer memang ironis, karena kata mulia untuk pribadi hina. Tapi paling tidak, itu menjadi pengingat yang penting, agar setiap menyebut namanya, kita tak terpuruk pada jalan yang ditempuhnya. Karena itu, tidak heran jika pekerjaan setan adalah melulu menggoda manusia agar memberontak kepada Allah seperti apa yang telah dikerjakannya.
Setan terus-menerus dengan gigih mencari dan menambah pengikutnya. Jangan lupa, setan itu memiliki kekuatan yang besar, namun saat bersamaan tak berdaya terhadap umat Tuhan yang setia. Setan tak mampu menjatuhkan Ayub, orang benar yang beriman sungguh. Berbagai usaha dicobanya, mulai dari harta benda Ayub yang lenyap dalam sekejap. Lalu anak-anaknya yang kehilangan nyawa. Istri, kesehatan, dan teman yang meninggalkan dia. Namun Ayub tetap percaya pada Allah, dan tak sekalipun dia melawan, apalagi mengutuki Allah. Ini adalah kisah aktual di PL, betapa iman yang sejati akan mengalahkan Lucifer si perkasa. Ingat kisah ini, Ayub digoda dan menang.
Lalu bagaimana dengan kisah setan menggoda Yesus Kristus? Apakah setan bisa menggoda Tuhan? Ryan yang dikasihi Tuhan, perlu hati-hati disini. Yesus Kristus adalah Tuhan, betul sekali! Tapi jangan lupa, Dia adalah Tuhan yang dengan rela telah mengosongkan diri-Nya, untuk menjadi sama dengan manusia (Filipi 2:6-7). Mengosongkan diri (Yunani; Kenosis). Berarti, Dia yang Tuhan, dengan rela melepas atribut ke-Illahian-Nya. Yang kekal, masuk ke dalam ruang dan waktu. Pencipta, menjadi sama dengan ciptaan-Nya. Dia rela menjadi Tuhan yang “terbatas”, sekalipun sejatinya Tuhan itu tak terbatas. Sehingga Yesus Kristus sendiri menyebutkan, bahwa Bapa yang mengutus-Nya lebih besar dari diri-Nya. Bahwa semua yang dikatakan-Nya berasal dari Bapa-Nya. Bahwa Dia tidak mengetahui tentang hari kiamat, kecuali Bapa. Bahwa Dia berteriak: Eloi, Eloi, Sabakhtani, karena terpisah dari Bapa akibat dosa yang dipikul-Nya. Semuanya itu bisa terjadi karena Dia, Yesus Kristus, adalah Allah yang mengosongkan diri. Nah, jadi, Ryan yang dikasihi Tuhan, yang digoda setan bukanlah Tuhan dalam kepenuhan-Nya, melainkan Tuhan yang mengosongkan diri-Nya. Ingat, Tuhan tidak bisa mati, tapi Yesus Kristus mati. Inilah rahasia Kenosis. Ini sangat penting untuk dimengerti, karena banyak umat terpeleset disini, sehingga memberi kesimpulan yang tidak pas. Dan inilah yang menciptakan pertanyaan, kenapa setan bisa mencobai Tuhan.
Jadi, Yesus dicobai setan setelah puasa empatpulah hari, adalah awal dari pelayanannya. Apakah setan mengenalnya? Jelas sekali, karena setan berasal dari surga, dan peristiwa di Gadara (Matius 8), membuktikannya. Dan, justru karena itu, setan berusaha sekuat tenaga untuk menggagalkan keselamatan yang akan dikerjakan Tuhan Yesus. Karena itu berarti kekalahannya, sekaligus penghukuman kekal yang akan diterimanya. Setan tahu semua hal itu.
Mari kita telusuri Matius 4, ketika setan mencobai Tuhan Yesus. Dimulai dari godaan kuasa mujizat membuat batu menjadi roti, mengingat Yesus lapar setelah puasa panjang. Tawaran yang sangat jitu, namun ditolak mentah-mentah oleh Tuhan Yesus. Berbeda dengan manusia masa kini yang selalu ingin membuat mujizat, sehingga pendeta menjadi mirip dengan dukun, orang sakti mandraguna. Lalu juga godaan untuk membuktikan perlidungan Allah, dengan menjatuhkan diri, dan penjagaan para malaikat. Juga godaan seluruh harta dunia, yang kini telah menjatuhkan banyak orang, ternyata juga tak mempan terhadap Yesus Kristus. Hingga akhirnya Yesus Kristus mengusir setan. Jelas sekali setan kalah disini. Ketaatan Yesus Kristus pada misi suci penyelamatan, adalah kunci kemenangan. Berbeda dengan Adam yang tergoda setan, karena tak mau taat pada ketetapan Allah agar jangan memakan buah yang dilarang. Sebuah perbandingan yang ironis. Ingat, setan bisa mencobai Yesus Kristus, yang adalah Tuhan yang mengosongkan diri, bukan Tuhan sebelum mengosongkan diri.
Sementara dalam Matius 8: setan tak dalam posisi mengoda Yesus Kristus, dan situasinya jauh berbeda. Yesus Kristus justru datang ingin mengusir setan dari orang yang dirasuknya. Setan yang sudah mencatat kekalahan dalam penggodaan setelah puasa, kini harus menghadapi kehadiran Yesus Kristus yang suci (tidak ada dosa, dan tidak terhisab dalam dosa turunan, karena lahir dari perawan Maria, oleh kuasa Roh Kudus). Setan si pendosa tak berdaya, dan memohon agar diijinkan merasuki babi-babi yang ada di sekitar tempat itu. Ingat, setan memang mengenal Yesus Kristus, dan tahu bahwa Yesus Kristus Tuhan yang mengosongkan diri. Juga ingat, ketika setan mencobai Ayub, tidak pernah setan melakukan apapun atas Ayub tanpa seijin Tuhan. Jelas sekali setan tahu apa yang dihadapinya.
Ryan yang dikasihi Tuhan, maka jadi jelas pula, betapa Matius 4 dan Matius 8, tentang Yesus Kristus dan setan, tidak ada perbedaan yang mengganggu, selain perbedaan konteks peristiwa. Yesus Kristus tidak pernah sekalipun jatuh dalam godaan setan. Ibrani 4:15, mengatakan: Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sejatinya, setiap orang percaya yang sungguh-sungguh, seperti para rasul setelah kebangkitan Yesus Kristus, tak lagi jatuh dalam godaan setan. Mereka peka, mengenali, dan terjaga senantiasa, karena hidup mereka sepenuhnya untuk Kristus. Seperti kata rasul Paulus dalam Filipi 1:21: Karena bagiku hidup adalah Kristus, dan mati adalah keuntungan.”
Akhirnya, Ryan yang dikasihi Tuhan, sangat jelas setan tak bisa mencobai Tuhan dalam kepenuhan-Nya, dan Yesus Kristus yang dicobai setan, adalah Tuhan yang mengosongkan diri-Nya. Nanti, pada kedatangan-Nya yang kedua sebagai Tuhan yang sepenuhnya (bukan kenosis), Dia akan menghukum setan beserta seluruh pengikutnya selama-lamanya. Nah, ini juga akan menjadi konteks yang berbeda dengan ketika Tuhan Yesus kenosis bukan? Setan kalah total.
Ingat, kenosis adalah kata kuncinya. Yesus Kristus adalah manusia sejati, tetapi juga Allah sejati, tapi Allah yang mengosongkan diri-Nya. Itu sebab manusia bisa bersama-Nya, karena sejatinya, tidak ada orang yang bisa melihat Allah, pasti binasa. Para nabi, rasul, hanya melihat kemuliaan-Nya, bukan Allah sepenuhnya. Tuhan memberkati kita.