Maut Dikalahkan

Kerajaan maut adalah wilayah kekuasaan iblis, dengan kematian menjadi pintu masuknya. Kematian adalah hukuman Tuhan atas dosa sejak manusia pertama diciptakan. Adam dan Hawa yang bisa hidup kekal, harus menghadapi kematian karena dosa yang diperbuatnya. Kematian kemudian menjadi akhir dari setiap manusia di dunia. Tidak peduli apakah dia seorang presiden, jenderal, rohaniwan, konglomerat, ilmuwan, semua orang tetap akan mati.

Iblis selalu ingin mencobai, membunuh dan membinasakan semua orang. Yesus Kristus tak luput dari sasaran. Yesus dicobai oleh iblis di padang gurun. Iblis tidak senang dengan segala yang telah dikerjakan Yesus selama di dunia ini. Yesus Kristus semasa bayi telah berhasil lolos dari pembunuhan. Iblis kecewa.

Dalam pelayananNya, Yesus Kristus melakukan pengusiran setan (exorcism) dari tubuh orang yang kerasukan setan. Murid-murid Yesus pun melakukannya dalam pelayanan mereka. Iblis sudah barang tentu menjadi kesal dan murka. Yesus Kristus menjadi biang kerok goyahnya kekuasaan iblis di dunia fana. Jumlah pengikutnya terus tergerus. Tidak sedikit mantan pengikut iblis yang bahkan berbalik melawannya dengan serius.

Iblis tentu menjadi senang melihat Yesus menderita. Saat Yesus disesah, dipukuli, dihina, diludahi, dimahkotai duri, ditelanjangi, dan disalibkan, iblis sangat menikmati pemandangan tersebut. Setiap adegan keji via dolorosa terhadap Yesus menambahkan rasa percaya diri. Iblis berpikir bahwa sebentar lagi Yesus mati, dan iblislah penguasa dunia orang mati. Iblis kira bahwa dia akan menang.

Apakah iblis adalah penguasa dunia orang mati? Benar. Itu sebelum Yesus Kristus mati untuk menebus dosa manusia. Di sini terjadi dua kontras yang paling ekstrim. Kematian Yesus Kristus bukan puncak kemenangan iblis, melainkan titik nadir kekalahan iblis. Yesus mati untuk kemudian mengalahkan maut. Yesus menunjukkan bahwa Ia bukan sekadar penguasa sorga dan dunia. Bahkan mampu mengalahkan iblis di kandangnya sendiri. Dunia orang mati, kerajaan maut.

Kematian adalah jalan kebangkitan. Maut telah dikalahkan. Yesus yang mendemonstrasikan. Maka setiap umat Tuhan juga punya pengharapan pasti akan kebangkitan setelah kematian. Kematian mendapatkan perspektif baru, yakni pintu menuju sorga dalam kekekalan. Kematian tidak lagi menakutkan. Umat jadi paham bahwa ada kehidupan abadi setelah kematian.

Sebagai penutup SUP edisi khusus Paskah tahun 2023 ini, mari kita membaca satu bagian firman Tuhan dari 1 Korintus 15:55, 57-58 demikian: “Hai maut, di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?” Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.

Kiranya di momen Paskah tahun ini, mendorong kita semakin intim dengan Tuhan, semakin giat melayani Tuhan, semakin mendukung pekerjaan pelayanan. Mari kita bagikan SUP edisi Paskah tahun 2023 ini, sehingga semakin banyak orang yang diberkati, dan pada gilirannya juga memberkati orang-orang yang mereka kasihi. Gemakan terus kemenangan Paskah yang telah dikerjakan Sang Mesias sejati, yang olehnya umat Tuhan mendapat pengharapan abadi. Selamat Paskah bagi semua umat yang merayakan Paskah dan terus terberkati!

Recommended For You

About the Author: Pdt Gelen Marpaung

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *