Tantangan Baru Produktif Dengan Waktu

 Harry Puspito
(harry.puspito@yahoo.com)*

Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal,
tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.
Efesus 5:15-16

Teknik-teknik ‘time management’ bertujuan untuk mengatur penggunaan waktu agar mencapai produktivitas yang maksimal atau paling tidak optimal. Berbagai teknik dan sarana dikembangkan untuk tujuan pengelolahan waktu. Dari cara konvensional menggunakan penggunaan buku harian, pembuatan to do list secara tertulis, penggunaan berbagai ‘reminder’ hingga penggunaan berbagai sarana ini dalam komputer atau gadget. Namun tetap saja orang merasa kekurangan waktu. Perusahaan atau organisasi merasa para karyawan tidak bekerja dengan produktif. Apa penyebabnya?
Teknologi bisa membantu tapi juga bisa merugikan tergantung pribadi yang menggunakannya. Pengamatan dan survei-survei produktivitas pekerja (sayangnya kebanyakan dilakukan di negara maju) membuktikan hal ini. Suatu survey mendapatkan bahwa ‘time wasters’ pekerja yang utama ternyata adalah penggunaan waktu di kantor oleh karyawan mengunjungi situs-situs media sosial, seperti Facebook, Linked, Google, Twitter dan lain-lain. Banyak hal yang bisa dilakukan orang ketika mereka berselancar ke lokasi-lokasi tersebut, apakah mengirimkan pesan, chatting, mencari info, mengirimkan info atau gambar-gambar, bermain games, dsb., …..dsb., ……dsb. Aktivitas ini sudah pasti bisa berlanjut di luar jam kerja, apakah jam istirahat kerja atau jam pulang kerja.
Kebiasaan lain yang memboroskan waktu produktif seseorang di tempat kerja adalah sosialisasi dengan rekan-rekan sekerja. Pada pagi hari orang berbasa-basi dengan teman-teman yang duduk berdekatan. Dengan sistim ruangan yang berdekatan dan terbuka, mereka dengan mudah saling berkomunikasi bahkan ketika orang-orang lain bekerja. Waktu beristirahat jam makan siang, kembali orang berkesempatan bersosialisasi. Ketika bersama maka orang-orang mudah sekali mengambil waktu lebih untuk istirahat mereka. Beberapa waktu sembahyang atau berdoa bersama, kembali menciptakan pemborosan waktu kerja karyawan.
Hal lain yang ditemukan dalam survey penggunaan waktu pekerja yang membuat mereka tidak produktif adalah penggunaan waktu dan bahkan fasilitas kantor untuk urusan-urusan pribadi. Karyawan menggunakan fasilitas telepon kantor untuk urusan pribadi, menghubungi keluarga, teman, pacar, orang tua, dsb. Dalam penelitian yang pernah penulis lakukan beberapa tahun yang lalu, penggunaan telepon kantor yang banyak antara lain adalah untuk urusan pribadi ini. Pada masa sekarang dengan banyaknya sarana komunikasi seperti sms, aplikasi chatting seperti ‘Line’, ‘WatchUp’, ‘BBM’, ‘Yahoo Messenger’, dsb. Ketika seseorang terlibat dalam group apalagi beberapa kelompok, misalnya teman SMA, perguruan tinggi, kantor, gereja, dsb dan kelompok-kelompok itu aktif chatting, bisa dibayangkan betapa sibuknya dia dengan kegiatan chatting itu. Tidak terhindarkan dia akan menggunakan banyak waktu kerja untuk me-reply dan melihat-lihat berbagai bahan yang teman-temannya kirim. Belum lagi mulai maraknya online shopping, banyak karyawan melakukan pembelian barang keperluannya pada waktu mereka bekerja. Di kota-kota ‘macet’ seperti di Jakarta, keterlambatan hadir sangat umum dan banyak ditolerir – menjadi penyebab berkurangnya produktivitas karyawan. Demikian juga penggunaan waktu istirahat yang berkepanjangan. Rapat-rapat yang tidak diatur dengan baik dan rapat-rapat rutin yang tidak perlu menambah jumlah pemboros waktu seorang pekerja. Sedangkan di luar itu, pemboros waktu yang klasik adalah menonton TV yang saat ini tampak mulai berkurang digantikan oleh keasyikan orang bermain dengan gadgetnya. Di samping itu, orang bisa mengurangi waktu produktifnya dengan tidur berlebihan, sosialisasi berlebihan, membaca bacaan-bacaan yang tidak penting, dsb., dsb. Tidak heran banyak ayat-ayat Alkitab memperingatkan orang agar hidup dengan arif, mempergunakan waktu dengan baik, jangan malas, tuntutan Tuhan agar orang percaya memiliki kinerja, dsb. Walaupun Alkitab juga berbicara mengenai perencanaan yang tersirat didalamnya mengenai penggunaan waktu, tapi dia lebih banyak berbicara mengenai perilaku orang sehubungan dengan waktu yang ‘jahat’. Benarlah bahwa masalah produktivitas adalah masalah ‘self management’ daripada ‘time management.’ Tidak heran masalah disiplin adalah salah satu topik yang banyak disorot oleh Alkitab, baik manfaat disiplin versus mudarat tidak disiplin, peringatan-peringatan agar disiplin, kebodohan orang yang tidak bisa disiplin dan korelasi disiplin dengan hikmat, perlunya membangun disiplin, dsb. Terlebih Alkitab mengingatkan sebagai manusia berdosa kita hanya bisa hidup disiplin ketika kita dipimpin oleh Roh-nya sendiri (lihat Galatia 5:23). Jelas hidup produktif bagi Tuhan memerlukan disiplin dan untuk itu kita memerlukan pimpinan Roh Allah. Tuhan memberkati!!!

Recommended For You

About the Author: Reformata

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *