Dalam beberapa tulisan yang akan datang kita akan membahas tema ‘pertumbuhan rohani’ dan bagaimana kita bisa mengalaminya. Alkitab berbicara pertumbuhan rohani orang percaya. Namun seperti hal-hal yang penting dalam kerohanian orang percaya, fakta penting ini seperti tersembunyi dari mata banyak orang percaya. Banyak orang yang tidak tahu bahwa Tuhan menghendaki dan menyediakan kehidupan rohani yang bertumbuh.
Sebagian orang percaya menginginkan pertumbuhan rohani tapi tidak tahu seperti apa orang yang mengalami pertumbuhan dan bagaimana caranya agar kehidupan rohaninya bertumbuh. Banyak yang berpikir mereka cukup rajin beribadah minggu, memberi persembahan, dan terlibat dalam pelayanan jika ada kesempatan. Ada yang memikirkan perbuatan-perbuatan baik, seperti berpuasa, memberi orang miskin (sedekah), membela orang yang lemah, dsb. Seringkali pada akhirnya, kerohanian ditampilkan di luar saja, tidak dari dalam ke luar.
Dengan demikian, banyak orang Kristen tidak menyadari potensi pertumbuhan rohani mereka. Bahwa mereka bisa mengalami kehidupan yang Tuhan rencanakan bagi orang percaya – mengalami damai sejahtera, sukacita dan berdampak di lingkungannya. Memiliki kehidupan yang memuliakan Dia.
Alkitab menyatakan Tuhan menghendaki orang percaya bertumbuh di banyak tempat. Satu ayat tentang pertumbuhan menyatakan: “Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya.” (2 Petrus 3:18)
Ayat ini bernada perintah, tampaknya mengingat banyak orang tidak begitu menyadari kehendak Tuhan bagi setiap orang percaya ini. Tidak diberikan ketentuan perintah ini untuk siapa dan sampai kapan. Berarti Tuhan perintahkan kepada semua orang bercaya, tidak bergantung usia, gender, pendidikan, posisi sosial atau gerejawi, dsb.
Area pertumbuhan yang disebutkan adalah ‘dalam kasih karunia’ dan ‘dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.’ Kasih karunia Allah (Efesus 2:8-9) adalah dasar iman orang diselamatkan, yang tidak alami dan banyak dilemahkan oleh dunia dan musuh kekristenan. Banyak orang memulai iman mereka dengan menerima kasih karunia, tapi dalam perjalanan iman, mereka semakin mengandalkan kekuatan sendiri.
Area utama lain dalam pertumbuhan orang percaya adalah pengenalan akan Yesus Kristus. Ini juga landasan utama iman orang Kristen dan berhubungan dengan kasih karunia. Bahwa Allah mengasihi manusia ciptaan-Nya. Dia mencari manusia untuk Dia selamatkan, dengan mengirimkan utusan-utusan-Nya – para nabi, imam, dan raja; dan pada puncaknya mengirim Anak-Nya sendiri, Yesus Kristus. Yesus adalah Allah yang menjadi manusia. Yesus Kristus yang kemudian menjalankan misi penyelamatan manusia dari dosa melalui kematian-Nya di kayu salib. Karena Dia Allah tapi sekaligus manusia, maka pengorbanan-Nya cukup untuk penebusan dosa manusia kepada Allah.
Pertumbuhan dalam pengenalan akan Yesus Kristus yang dimaksudkan juga dalam arti relasi intim dengan Kristus. Tidak cukup orang kenal Kristus secara kognitif, seperti ahli Taurat dan orang Farisi pada jaman Yesus, yang bahkan tidak berusaha menyelidiki sendiri kelahiran-Nya (Matius 2). Tapi seharusnya seperti ditunjukkan oleh Orang-orang Majus, yang datang dari jauh (Persia) untuk bertemu, menyembah dan menyampaikan persembahan mereka. Orang percaya setelah kelahiran baru mengalami proses ‘pengudusan’ sepanjang hidupnya. Proses pengudusan itu adalah melalui relasi dengan Kristus (Yohanes 15:5), bukan melalui pelatihan perilaku semata.
Pertumbuhan rohani ini bukan untuk menjadi orang Kristen yang hebat. Tujuan pertumbuhan manusia itu adalah untuk ‘kemuliaan Allah.’ Dia yang mengerjakan pertumbuhan kita. Sudah barang tentu kita terlibat di dalam proses pertumbuhan itu. Dia mengerjakan di tengah umat-Nya, untuk kemuliaan nama-Nya. Seperti keselamatan adalah anugerah, demikian juga pertumbuhan rohani adalah pemberian Allah. Karena itu manusia tidak bisa membanggakan dirinya. Dan kita memuliakan “sekarang dan sampai selama-lamanya.” Berarti kita mengalami pertumbuhan sepanjang kita hidup di dunia ini.
Pertumbuhan rohani kita alami pada waktunya. Umumnya kita tidak menyadari pertumbuhan itu. Bahkan bisa di luar dugaan kita, di saat yang sangat menentukan. Dalam kisah ‘penghakiman terakhir’ seperti dicerikatakan dalam Matius 25:31 – 46 ada satu ungkapan: Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? Matius 25:44.
Karena itu fokus kita bukan pada pertumbuhan itu sendiri, bukan pada usaha kita (baca Firman, doa, bersekutu) tapi pada Kristus dan kasih karunia-Nya, yaitumengenal dan menikmati Kristus, menikmati kebaikan-kebaikan-Nya seperti yang Dia siapkan. Dan fokus kita adalah pada kemuliaan Allah. Tuhan Yesus memberkati!