Natal Penuh Kesukaran

Pertanyaan:

Shalom Pak Pendeta,
Bulan depan telah memasuki bulan NATAL, saya ingin bertanya:

1. Ada yang merayakan NATAL sebelum tanggal 25 dan bahkan setelah bulan Desember, bagaimana menurut Bapak memaknai hal ini?

2. NATAL bukan dari dunia, maka kalau kita tidak merayakan harusnya bukan kewajiban. Bagaimana menurut Pak Pendeta?

3. NATAL penuh kesukaran atau penderitaan, jika demikian bagaimana mengubah tradisi perayaan NATAL yang selalu mengeluarkan anggaran yang sangat besar? Bagaimana menurut Bapak, melihat konsep ini?

Natalia-Pontianak

Jawaban:

Natal selalu menjadi momen indah di kehidupan, secara khusus bagi yang merayakannya. Mulai menghias pohon natal yang dilengkapi lampu kelap-kelip serta berbagai aksesoris, biar tampak indah dipandang mata. Semua dipersiapkan demi menyongsong natal di tanggal 25 Desember. Hal ini bukan sesuatu yang baru, tetapi sudah menjadi tradisi dari tahun ke tahun yang terus dinantikan oleh banyak orang.

Akhir-akhir ini, perayaan Natal banyak mengalami perubahan, secara khusus untuk waktunya. Ada yang melakukannya sebelum tanggal 25, ada juga setelah bulan Desember. Apakah ada yang salah di sana? Memang tidak dapat dipungkiri, perubahan-perubahan ini terjadi karena masalah kesibukan pribadi, kelompok ataupun organisasi, sehingga perayaannya-pun mengalami perubahan. Hal ini tidak dapat dikatakan salah, karena yang terpenting adalah pemaknaan untuk mengingat dan merayakan kehadiran Sang Juruselamat ke dalam dunia.

Sang Juruselamat yang dikenal dengan Sang Natal itu sendiri, bukan berasal dari dunia, tetapi datangnya dari Surga. Dunia tidak menantikan-Nya, tetapi Ia tetap hadir dalam dunia. Natal adalah kerelaan hati Bapa memberikan Putra Tunggal-NYA. Natal adalah cerminan cinta dan kasih sayang Sang Kuasa dengan ciptaan-NYA.

Dalam ukuran manusia, perayaan Natal harus meriah, tampil indah penuh dengan gegap gempita karena Kristus telah lahir bagi kita. Tanpa kita sadari, perayaannya menjadi hal yang utama, jangan sampai ada yang kurang dibanding dengan ketulusan hati menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat yang lahir dan hadir dalam hidup pribadi kita.

Kemeriahan perayaan Natal sering kali mengaburkan nilai-nilai penting dari Natal itu sendiri. Kita harus berhati-hati, jangan sampai kita menjadi salah merayakan Natal yang sesungguhnya.

Gegap gempita Natal masa kini, sering kali berbanding terbalik dengan waktu kehadiran Sang Bayi Natal. Tidak ada tempat baginya, selain kandang domba Betlehem. Datang dari kemuliaan masuk dalam kehinaan. “Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.”(Lukas 2:6-7). Kesukaran dan penderitaan mewarnai kelahiran-Nya, terlahir di tempat yang hina, lari ke Mesir, nyawanya pun terancam. “Setelah orang-orang majus itu berangkat, tampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata, “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia.”  (Matius 2:13).

Tampak tidak ada yang indah di kehadiran Sang Natal, tidak ada penantian, yang ada penolakan, tidak ada kemeriahan selain suara kambing domba, tidak ada pohon Natal dan aksesoris selain kain lampin, para gembala dan orang majus.  Suasana yang begitu hening penuh pemaknaan, perenungan yang begitu dalam arti kasih kehadiran Sang Natal. Siapkah kita, menantinya dalam ketaatan dan kerelaan diri menerima Sang Natal? Jangan sampai kita larut dan hanyut dalam kemeriahan natal dunia, dan tidak menemukan Sang Natal yang hadir dalam kehidupan kita sesungguhnya.

Selamat bercermin diri, menyongsong Natal yang sesungguhnya.  Jangan lupa diri, namun rendahkanlah diri di hadapan Tuhan.

Demikian Natalia, semoga menolongmu memahami apa yang menjadi kebingunganmu. Tuhan memberkati!

Recommended For You

About the Author: Pdt. Julius Mokolomban

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *