
Kesibukan manusia menjadi semakin menggila, dengan aneka aktivitas dan ide untuk mempertahankan hidup. Dalam kondisi dunia yang tak aman dan tak nyaman, kesibukan terjadi namun penuh kesunyian dimana-mana. Mengapa? karena setiap tangan sedang menggenggam gadget di tangannya.
Kenyamanan, hiburan, hubungan, dan informasi, dapat digenggam tanpa berlari dan letih untuk mengejarnya. Kini semuanya ada dalam genggaman tangan, dengan gadget yang terhubung oleh jaringan internet, di tangan penggunanya. Sangat menarik perhatian dan konsentrasi berjam-jam, oleh banyaknya pilihan untuk mengakses platform media sosial yang ditawarkan.
Melalui dunia internet yang ada di genggaman, serasa menjadi raja dan ratu untuk dilayani, tentang apa pun yang diinginkan. Hanya sekali menekan tombol, mengakses platform media sosial yang diinginkan. Betapa tidak? karena mengakses jejaring sosial atau platform per-pesanan setiap bulan telah menjadi aspek fundamental dalam kehidupan kontemporer yang membentuk cara masyarakat modern berkomunikasi dan mengonsumsi informasi.
“75% dari total basis pengguna internet di Indonesia menggunakan setidaknya satu platform media sosial pada bulan Januari 2024. Saat itu, 46,5% pengguna media sosial di Indonesia adalah perempuan, sementara 53,5% adalah laki-laki,” tulis We Are Social dalam laporannya.
Dari data tersebut, sebanyak 57,1% responden mengaku menggunakan media sosial untuk tetap terhubung bersama keluarga maupun rekannya masing-masing.
Gen Z, Super Konsumen Media di Tanah Air
World Population Review merilis Indonesia menjadi negara pengguna media sosial terbanyak keempat di dunia, setelah Cina, India, dan Amerika, dengan jumlah pengguna mencapai 167 juta.
Dengan populasi sekitar 281 juta jiwa, banyak orang Indonesia menggunakan media sosial untuk berkomunikasi dan membuat berbagai macam konten.
Sebaliknya melalui survei perusahaan riset dan analisis global, YouGov, menyebutkan, 81 persen masyarakat Indonesia aktif di media sosial. Pengguna media sosial (medsos) itu didominasi oleh generasi Z, kelahiran 1997-2012.
General Manager YouGov Indonesia & India Edward Hutasoit mengatakan, gen Z merupakan super konsumen media di Tanah Air. Sebanyak 48 persen gen Z menggunakan media dengan berbagai platform 1-5 jam per hari. ”Sebanyak 60 persen dari pengguna medsos itu adalah gen Z. Jadi, ini benar-benar makanan gen Z,” ucapnya lirih.
Platform Dominan di Indonesia
Menurut laporan terbaru (awal 2025 dan 2024 dari We Are Social), platform media sosial yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah:
WhatsApp: Platform paling dominan, digunakan oleh lebih dari 90% pengguna.
YouTube & Instagram: Mengikuti di posisi berikutnya, dengan tingkat penggunaan yang sangat tinggi di kalangan masyarakat, terutama Generasi Z.
Facebook: Masih memiliki basis pengguna yang kuat di Indonesia, dengan sekitar 81% pengguna aktif.
Penggunaan media sosial di 2025 semakin masif dan beragam. YouTube dan Instagram mendominasi karena konten yang variatif dan interaktif, sementara WhatsApp dan Facebook tetap penting untuk komunikasi sehari-hari. Bagi pengguna, memahami tren ini bisa membantu memilih platform yang sesuai kebutuhan, baik untuk hiburan, edukasi, maupun interaksi sosial.
Secara global, Facebook adalah platform media sosial terpopuler dan paling banyak digunakan di dunia, dengan lebih dari 3 miliar pengguna aktif bulanan. Ini berarti sekitar 37% populasi dunia menggunakan Facebook setidaknya sebulan sekali.
Dilansir dari situs Kominfo, Indonesia bahkan menempati peringkat 4 pengguna Facebook terbesar setelah Amerika Serikat, Brazil, dan India. Hal utama yang dapat disimpulkan dari data ini adalah bahwa media sosial kini tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga tentang hubungan sosial, sebagaimana dibuktikan oleh maraknya platform seperti TikTok.
Selain untuk komunikasi dan hiburan, media sosial juga menjadi sumber utama akses berita bagi sebagian besar publik. Di Indonesia, sekitar 60% publik mengakses berita melalui media sosial.

Pengamat media sosial mencatat bahwa pertumbuhan ini menunjukkan adaptasi platform terhadap kebutuhan pengguna. Inovasi fitur baru dan konten interaktif menjadi faktor kunci menarik lebih banyak pengguna.
Di Indonesia, platform seperti WhatsApp, Instagram, dan TikTok tetap menjadi favorit utama. Mereka digunakan untuk komunikasi, hiburan, serta mengikuti tren global yang terus berkembang.
Dampak dan Penggunaan yang Bijak
Dominasi ini membawa pengaruh signifikan terhadap perilaku dan interaksi sosial. Penting bagi pengguna untuk bijak dalam menggunakan media sosial, seperti menjunjung etika berkomunikasi, selektif dalam menyebarkan informasi, dan mengatur waktu daring secara efektif.
Pengguna media sosial perlu membangun wawasan (literasi) yang luas terkait motif pengguna. Juga *tidak melepaskan konteks dari setiap konten pesan*. Konteks pesan tak serius, jangan ditanggapi dengan serius. Demikian juga sebaliknya. Komunikasi dengan media sosial selalu menciptakan gap dengan keadaan senyatanya. Maka perlu ada keseimbangan komunikasi media sosial dengan komunikasi tatap muka, yang dapat mempersempit gap dengan kenyataan. Demikian dituturkan Doktor Kurniawan, pengajar ilmu komunikasi FISIP Universitas Indonesia, beliau juga pemerhati komunikasi dan budaya digital.
Menjadi pengingat bagi kita konsumen media sosial, perlu belajar literasi teknologi, Namun tak boleh ketinggalan belajar literasi moral dan spiritual. Kemampuan membedakan baik dan buruk, sehat dan merusak, membangun atau menjatuhkan. “Apakah postinganku menyenangkan hati Tuhan?”, ungkap Doktor Yohanes Moeljadi Pranata, M.Pd, selaku ahli Kurikulum, Pembelajaran, dan Asesmen di dunia pendidikan.
Kebutuhan akan media sosial (medsos) semakin tinggi, maka alangkah baiknya menggunakannya dengan menyebarkan nilai-nilai positif hidup bagi dunia. Jadikanlah medsos sebagai wahana karya, menyebar Kabar Baik bagi dunia. Tuhan sebagai pusat dari segala sesuatu, untuk memuliakan nama-Nya dan menjadi berkat bagi banyak orang.
Jak.20.11.25
(Kompilasi berbagai sumber)