
Pertanyaan:
Ibu Greta yang terkasih,
Saya ingin bertanya bagaimana saya menghadapi anak perempuan kami. Saat ini, dia memasuki dunia remaja. Mulai malas berkomunikasi, senang dengan gadgetnya. Dalam menghadapi persoalan, cepat menyerah dan tak bergairah untuk menghadapinya. Dalam mengerjakan tugas-tugasnya mulai suka menunda. Bagaimana kami sebagai orangtua, tetap membangun komunikasi yang manis dengannya, sehingga tetap dapat menjadi sahabat tapi juga menjadi orangtua yang tegas menegur dan mengarahkannya.
Terima kasih ibu. Tuhan memberkati.
Salam,
Nora, Sintang.
Jawaban:
Ibu Nora, sebagai orang tua kadang merasa kesulitan menghadapi anak yang mulai remaja, sulit untuk berkomunikasi. Perlu diketahui bahwa kehidupan remaja merupakan satu masa transisi yang paling sulit dihadapi. Sikap yang bijaksana dan tepat dari orangtua untuk tahu kapan bersikap keras, kapan bersikap lebih longgar, akan mendukung anak untuk dapat melalui masa-masa sulit ini.
Pertumbuhan dan perkembangan remaja saat ini sangat berbeda dengan dua puluh tahun yang lalu. Saat ini, di era digital memiliki peran penting yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan anak remaja, diantaranya pembentukan identitas diri.
Internet atau media sosial pada era ini, menawarkan berbagai kemudahan untuk memperoleh akses informasi, pengetahuan, interaksi sosial, hiburan, menghabiskan waktu. Komunikasi lewat gadget berkembang menjadi kebiasaan yang menyenangkan, tetapi dapat berubah menjadi kegiatan yang bermasalah dan merugikan. Bahkan dapat mengganggu kehidupan penggunanya, apabila sudah tidak dapat menggontrol diri.
Permainan games di dunia maya, dapat menimbulkan pelaku sulit untuk membedakan antara dunia nyata dan dunia maya. Jika gadget digunakan secara konsisten untuk meredakan disforia, dapat mengakibatkan terjadi perubahan perilaku. Dari pertimbangan secara sadar, menjadi kebiasaan yang tidak disadari, yang memengaruhi emosi dalam mengambil keputusan.
Relasi dan komunikasi yang wajar sudah digantikan dengan gadget yang mengakibatkan terjadi defisiensi diri seperti, malas untuk berkomunikasi dengan lingkungan , bahkan dengan orang tua. Mudah menyerah dan tidak bersemangat lagi, melakukan tugas-tugas dan kegiatan sehari-hari.
Bagaimana membangun komunikasi dengan anak remaja yang sudah terbiasa dengan gadget?
Sebagai orang tua kita perlu mengenali anak dengan baik, karena setiap anak unik pada dirinya. Ketika menghadapi anak yang memasuki usia remaja, maka cara mendidik anak sudah bukan lagi menngontrol tetapi mengajar dengan pendekatan, sebagai seorang sahabat.
Menemukan mengapa putri ibu mengalami keterikatann seperti itu, kemungkinan adanya gejala yang tersembunyi di baliknya, seperti: kecemasan, merasa terabaikan, kesepian, sedih, kemarahan atau kompensasi untuk menghindari dunia nyata atau self esteem (harga diri) dan self efficacy (kemampuan diri) yang rendah. Masalah-masalah emosional yang dialami dapat mengakibatkan keterikatan pada gadget untuk menghindari realita atau masalah yang sedang dihadapi.
Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan:
- Regulasi diri dan mengubah pola hidup, antara lain:
- Menggunakan filter situs web dengan memblokir akses ke konten yang menyebabkan masalah.
- Membuat catatan harian kegiatan penggunaan internet, dengan mengurangi penggunaannya secara bertahap.
- Refleksi dari suasana hati yang menyebabkan tidak dapat mengendalikan diri.
- Melakukan pendekatan self help (menolong diri sendiri) dengan cara memberi edukasi konsekuensi negatif dalam penggunaan internet secara berlebihan.
- Melakukan pendekatan kepada puteri ibu, memperbaiki relasi dan komunikasi, lebih menyediakan waktu bersama, memahami kebutuhannya baik fisik maupun emosional.
- Mengikutsertakan dalam aktifitas yang sehat sebagai pengganti gadget, seperti olahraga melakukan hobby.
Kalau sudah berkelanjutan dalam adiksi, silakan ibu dapat menghubungi konselor yang ada.
Selamat berkomuniaksi yang lebih sehat.
Jika anda membutuhkan konsultasi teologi,
silakan mengirim pertanyaan ke sekretariat yapama WA: 0811-8888-804