
Pertanyaan:
Salam kenal bu Greta,
Saya dalam situasi yang berat. Dunia pernikahan itu indah namun juga menyakitkan-ku. Hingga saya telah salah memutuskan bercerai dengan suami dan ayah dari anakku. Namun kini diriku disadarkan bahwa Tuhan tidak menginginkan adanya perceraian, karena Dia Tuhan yang telah merancangnya. Dalam kesadaranku yang mungkin sudah terlambat, saya ingin kembali dengan suami saya, namun kini dia punya pacar dan selalu ditampilkan melalui sosmed agar diriku tahu. Di sisi yang lain, dalam hukum dunia, kami telah bercerai namun dihadapan Tuhan saya isteri dari suamiku. Mantan suamiku tahu kalau saya mau kembali, tapi dia juga takut kalau hubungan kami tetap sama buruknya seperti sebelumnya. Situasi ini membuat saya menjadi bingung, saya butuh nasehat dan bimbingan Ibu, agar bisa kembali dengan suami saya.
Terimakasih.
Berliana- Bekasi
Jawaban:
Ibu Berliana, menjalani pernikahan memang tidaklah mudah. Ketika menikah dengan seseorang, kita mengharapkan semua berjalan indah dan bahagia, tetapi kadang kenyataan yang dialami berbeda dengan harapan yang ada. Tidak ada seorangpun yang sempurna, di dunia yang penuh dengan dosa, pasti akan menimbulkan konflik dan mungkin luka yang menyakitkan.
Kesadaran ibu Berliana untuk bersatu kembali adalah baik, tetapi masih ada perasaan takut dan bingung untuk menjalaninya. Tidaklah mudah untuk memperbaiki rumah yang sudah rusak daripada membangun rumah yang baru, karena adanya luka-luka lama. Tetapi tidak ada hal yang sulit ketika kedua belah pihak bersedia dan sepakat untuk tetap setia bersama-sama. Saling memperbaiki diri dan berkomitmen membangun kembali rumah tangga yang baru dengan cinta kasih dan saling percaya, agar tidak melakukan kesalahan yang sama di masa yang akan datang. Ini tidak semudah sebelum ada perpisahan, apalagi kondisi saat ini sudah tidak sama seperti dulu. Suatu hal yang wajar ketika pasangan ingin rujuk, ada perasaan takut terulang kembali pada hal-hal buruk sebelumnya. Untuk itu perlu mengetahui dan menemukan akar persoalan dan kesalahan yang telah dilakukan, ketika memutuskan untuk bercerai.
Mengingat masalah perceraian dan ingin rujuk kembali menyangkut hal yang personal, sensitif serta kompleks, maka keinginan tersebut harus dilihat sebagai kesempatan untuk hidup lebih bermakna, dengan mempertimbangkan beberapa hal di bawah ini:
1. Keinginan untuk bersatu kembali, bukan karena emosi dan situasi tertentu, tetapi karena kesadaran sungguh atas kesalahan yang telah dilakukan pada masa lalu. Mohon pengampunan dari Tuhan, serta mau memperbaiki diri.
2, Penyampaian keinginan untuk bersatu kembali harus didasarkan oleh kasih. Keinginan untuk saling mendukung dalam membangun kembali rumah tangga yang lebih baik, sehingga menolong dan memulihkan luka-luka lama.
3. Luka yang dialami akibat perceraian membutuhkan pemulihan baik untuk pasangan maupun anak. Proses pemulihan memerlukan waktu, untuk itu diperlukan persediaan cinta yang ada untuk memaafkan sebagai awal perdamaian. Diperlukan kerendahan hati, pengampunan, dan pengorbanan untuk memaafkan dan berdamai demi untuk membangun kebahagiaan bersama di masa yang akan datang.
4. Untuk mengatasi ketakutan, alihkan ketakutan yang ada kepada hal-hal yang baik yang mau dicapai. Semua dapat dilakukan ketika dapat dibicarakan dan diselesaikan bersama. Selamat memperbaiki diri dan menerima kembali pasangan dengan cinta yang tulus.