Baptis Ulang Setelah Murtad, Benarkah?

 

Pertanyaan:

Bapak Pendeta Julius,

Saya mau bertanya. Saya Wanita Kristen yang telah dibaptis dan disidi. Namun, seiring waktu saya jatuh dalam pernikahan dengan pasangan yang tak seiman dan mengikuti agamanya (non Kristen). Setelah punya anak, kami bercerai. Setelah bercerai saya mau kembali ke Kristen. Apakah saya harus dibaptis ulang?

Yutin, Palembang (Nama samaran)

Jawaban:

Sdr Yutin, untuk pertanyaanmu seputar baptis ulang mari simak penjelasan berikut ini:

Menikah dengan pasangan tidak seiman bukanlah hal yang baru dikehidupan ini. Tidak bisa dipungkiri, zaman sekarang semua bisa dilakukan oleh pasangan-pasangan muda atas dasar cinta. Namun sangat menyedihkan ketika itu terjadi dalam kehidupan orang yang percaya kepada Kristus. Tetapi yang menjadi persoalan, ketika perempuan Kristen menikah dengan pasangan beda iman, bercerai dan kini mau kembali menjadi Kristen, apakah ia harus dibaptis Kembali?

Baptisan adalah ketetapan Tuhan bukan keinginan manusia. Alkitab menuliskan: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah  mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”(Matius 28:19a). Maka, sebagai orang yang percaya kepadaNya, baptisan menjadi bagian penting dalam kehidupan seseorang. Baptisan menjadi langkah awal, mengenal Tuhan dan mengikuti perintah-perintahNya.

Seseorang yang dibaptis di dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, berarti dipersekutukan di dalam Yesus Kristus. Firman Tuhan dalam Roma 6:3-4, berkata: “Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis  dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan  dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati  oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup  yang baru”. Maka mereka yang sudah dibaptis berarti hidupnya dipersekutukan di dalam kematian dan kebangkitan Kristus,  dan hidup dalam kehidupan yang baru.

Menjadi orang Kristen yang sudah dibaptis, berarti berani mengarahkan roda kehidupan kepada kehendak dan ketetapan Tuhan dalam pertolongan kuasa Roh Kudus. Seiring berjalan waktu, tantangan dan godaaan iman seringkali datang, namun tetap teguh dan kuat. Mereka yang lemah seperti Yutin bisa meninggalkan imannya dengan mengembara tanpa tujuan yang jelas, dan akhirnya sadar dan mau kembali kepada Kristus.

Seseorang yang kembali menjadi Kristen, yang ia butuhkan bukanlah baptisan ulang, melainkan perubahan hidup untuk percaya sungguh kepada Kristus, dengan hidup dalam pertobatan. Injil Lukas 23:42-43, menuliskan: “Lalu ia berkata: ”Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.”Kata Yesus kepadanya: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus”. Penjahat yang disalib disamping Kristus, diselamatkan karena ia kembali kepada imannya, tanpa harus dibaptis kembali.

Baptisan di dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, menjadi pengikat yang kuat akan kehidupan seseorang, dipersekutukan dalam Kristus, menjadi keluarga Allah, sekali untuk selamanya. Mungkinkah seseorang dipersekutukan di dalam Kristus dilakukan berkali-kali melalui baptisan? Tentu TIDAK. Kristus mati, bangkit, naik ke surga, sekali untuk selama-lamanya. Renungkanlah dan jadilah bijak.

Dengan demikian, baptisan tidak akan menjadi berarti bagi seseorang yang percaya, ketika ia meninggalkan imannya dan tidak kunjung kembali sampai ajal menjemputnya. Tetapi, baptisan sekali akan mengikat seseorang seumur hidupnya, sekalipun ia hilang (pergi mengembara sesaat tanpa tujuan), namun akhirnya, ia kembali pada imannya yang sesungguhnya, yaitu percaya kepada Yesus Kristus yang adalah Tuhan dan Juruselamat. Tuhan Memberkati!

Jika anda membutuhkan konsultasi teologi,
silakan mengirim pertanyaan ke sekretariat yapama WA: 0811-8888-804

Recommended For You

About the Author: Pdt. Julius Mokolomban

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *