Orang Kristen Punya Musuh?

“Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Efesus 2:1-3.

Dalam beberapa tulisan ke depan kita akan membahas bagaimana sebagai orang percaya kita bisa hidup ‘berkemenangan’ dalam hidup sehari-hari. Pertanyaan yang timbul adalah orang percaya berkemenangan terhadap apa – siapa musuh-musuh kita? Apakah kalau begitu orang percaya ada dalam situasi peperangan terus menerus? Dan penting, bagaimana kita bisa berkemenangan? Pada tulisan ini kita akan dimulai dengan membicarakan tentang musuh-musuh orang percaya.

Alkitab (antara lain, dalam Efesus 2:1-3) menyatakan di dunia sekarang orang percaya memiliki musuh-musuh. Alkitab menyebutkan mereka kita adalah ‘dunia, daging dan Iblis,’ yang bersekutu melawan kita. Mereka mendorong dosa masuk dalam hidup kita, sehingga kita kembali ke hidup lama kita dan jauh dari persekutuan dengan Allah yang telah menyelamatkan kita, ketika kita menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselmat kita. Ketika kita kembali hidup dalam dosa, maka kita dalam penguasaan dosa. Hidup dalam dosa menyebabkan kita tidak bisa mengalami hidup ‘dalam segala kelimpahan’ dari Kristus (Yoh 10:10b) – mengalami damai sejahtera dan sukacita-Nya, dan memiliki hidup yang berdampak sehingga kehidupannya memuliakan Allah.

Musuh akhir kita sudah tentu adalah Iblis, yang memusuhi Allah, dan yang berhasil menjatuhkan Adam dan Hawa ke dalam dosa, sehingga hidup mereka dan manusia keturunannya hidup terpisah dari Allah. Iblis adalah kekuatan roh jahat – bukan fisik, yang nyata tapi tidak terlihat. Usianya sudah lebih dari umur generasi manusia. Walau tidak seperti Allah, yang Mahakuasa, tapi Iblis sangat berkuasa, sangat tahu, dan sangat mengenali manusia. Tujuan hidupnya yang sementara adalah untuk menarik manusia ke neraka, tempat akhirnya. Dalam menjatuhkan manusia dia menghalalkan segala cara. Alkitab menyebut dia dalah ‘pembunuh manusia, tidak ada kebenaran, pendusta, dan bapa segala dusta.’ (Yoh 8:44). Sungguh dia adalah musuh yang sangat berbahaya.

Berikut musuh kita, di luar dugaan, adalah tubuh kita sendiri. Tubuh kita dulu dikuasai dosa dan hanya bisa digunakan untuk berbuat dosa. Setelah kelahiran baru tubuh kita tidak dikuasai dosa lagi karena sudah dibebaskan oleh penebusan Kristus melalui salib, sehingga kita tidak perlu lagi menghambakan kepada dosa jika kita mau (Roma 6:6). Namun dalam kenyataannya, dosa masih sangat berkuasa atas tubuh orang percaya. Paulus sendiri mengatkan ‘dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa.’ Daging, dengan natur lamanya, yang menjadikan Iblis punya kuasa atas kita sebab tubuh kita rentan terhadap cobaan-cobaan dosa.

Lawan berat kita lain adalah ‘dunia.’ Sudah barang tentu bukan dunia fisik ciptaan Allah, yang Allah sendiri katakan ‘semuanya itu baik’ (Kejadian 1:21). Namun dunia yang memusuhi manusia adalah sistim dalam dunia dari kejatuhan manusia, yang diwarnai dosa dan permusuhan terhadap Allah. Dunia itu telah diwarnai oleh kesombongan, nafsu dan segala ketidak-salehan. Tidak saja manusia dunia – orang tidak percaya, yang memusuhi orang percaya, tapi sering mereka menentang kita dengan berusaha mempengaruhi kita dengan nilai-nilai mereka yang bertentangan dengan Firman. Mereka menawarkan nilai-nilai relatifisme (tidak ada kebenaran mutlak), materialisme, hedonism, kesombongan, kebebasan seks, dsb, dsb untuk kita adopsi. Dengan dunia, Iblis dan kedagingan menjadi sangat berkuasa atas manusia sebab Iblis menggunakan dunia, nilai-nilai dunia dan daya tariknya untuk menarik kedagingan kita pada tujuannya, yaitu menarik manusia ke dalam kehidupan dosa.

Alkitab menyingkapkan bahwa musuh manusia ada dimana-mana, yang terus mengancam. Pada akhirnya tujuan dari musuh orang percaya itu adalah menjadikan manusia menyerahkan dirinya kepada ‘dosa’ kembali. Karena itu Alkitab juga menyebut dosa adalah musuh manusia. Musuh yang mencobainya dari mana-mana, tapi musuh dosa ada dalam diri kita. Karena peperangan terhadap dosa terjadi di dalam diri kita (Roma 6:12-14). Kita berperang rohani, tapi kemenangan atau kekalahan terjadi melalui tubuh kita.

Penting kita memahami situasi kita dan mengenali musuh kita dan memiliki strategi yang ampuh untuk memenangkan peperangan dengan musuh kita itu. Jika tidak, maka kita sebenarnya sudah kalah. Berarti kita hidup dalam ‘pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa’ yang membawa kepada keterpisahan dengan Allah. Ketika kita menyerah kepada dosa, maka kita tidak bisa memenuhi panggilan-Nya dan mengalami kehidupan yang Dia sediakan bagi kita. Apakah Anda mengenali dan waspada terhadap musuh-musuh rohani kita itu? Tuhan Yesus memberkati!

Recommended For You

About the Author: Reformata

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *