
Dunia pendidikan sebagai dapur Sumber Daya Manusia tak pernah selesai dengan permasalahannya. Kemajuan dunia yang pesat di berbagai sisi, termasuk dunia kejahatan, membuat institusi pendidikan semakin perlu mengevaluasi diri dan menata ulang apa yang sebetulnya perlu dilakukan bagi tiap tingkatan generasi.
Berikut ini adalah potret dunia pendidikan Indonesia dan galaunya peserta didik dalam menghadapi kehidupan.
1. Kualitas pendidikan rendah & kurikulum gonta-ganti
Peringkat internasional rendah: Indonesia berada jauh di bawah rata-rata OECD. Dalam PISA 2022, rata-rata OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) untuk matematika adalah 472; Indonesia bahkan di bawah angka tersebut. Menunjukkan rendahnya sistem logika dalam pola pikir rakyat Indonesia kebanyakan. Bahasa Inggris masuk kategori “rendah”. Hal ini semakin diperparah dengan pergantian kurikulum setiap kali ganti menteri. Menyebabkan guru mengalami padat transfer materi, hanya fokus pada materi hafalan, dan mengabaikan pengembangan creativity, critical thinking, dan problem solving bagi siswanya.z
2. Sarjana penganggur & kegagalan kompetensi
Tingkat pengangguran sarjana yang tinggi. Menurut hasil survei yang dilakukan UNAIR pada Februari 2024, angka Sarjana yang menganggur sekitar 14%. Penganggur adalah lulusan Diploma atau S1 . Di sisi lain, terjadi skill mismatch. Sarjana S1 semakin sulit bertarung di market place.
3. Krisis kesehatan mental dan inklusi Pendidikan
Mental health problem menjadi trend berita akhir-akhir ini. Aksi “Dark Indonesia” pada Feb 2025, melibatkan ribuan mahasiswa, memprotes pemotongan anggaran pendidikan tinggi, serta tingginya pengangguran usia 15–24 yang mencapai 17,3%, menimbulkan perasaan putus asa dan galau generasi muda. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) terbengkalai. Meskipun data agregat untuk ABK tidak tersedia nasional, skrining internasional menunjukkan inklusi sangat terbatas—kebanyakan masih bermain di ranah pemenuhan jumlah, bukan adaptasi esensial kurikulum dan dukungan psikologis.
Pengelolaan Anggaran yang kemungkinan tidak terkonsentrasi hal-hal konstruktif, membuka peluang korupsi dan pengelolaan yang tidak efektif. Anggaran pendidikan tinggi dipotong hingga 25%, tanpa strategi mitigasi untuk mental dan dukungan pelajar, memicu kepanikan sosial dan gelombang emosi negatif. Sudah sangat mendesak perlu dilakukannya refomasi dan perubahan mendasar, bagi masa depan Indonesia yang lebih baik.
Dengan situasi dan alasan mirip demikian, Yayasan MIKA sejak 2002 telah mengerjakannya apa yang sering di kritik masyarakat mengenai dunia pendidikan Indonesia. Ketimbang banyak protes dan hanya bicara, Alm.Pdt. Bigman Sirait bertindak proaktif dengan membangun Sekolah Kristen Makedonia berasrama di pelosok kampung di Kalimantan Barat.
Tidak ada seorangpun dari latar belakang dunia pendidikan, tetapi jelas pimpinan Tuhan kepada Almarhum, membuat hikmat-Nya mengalir membentuk sebuah sekolah Kristen yang menjadi rumah kedua bagi banyak anak desa pedalaman Kalimantan. Hari ini ada lebih dari 1.500 Kalumi (nama Ikatan Alumni Sekolah Kristen Makedonia) yang telah menembus dunia international sebagai bagian dunia dalam karya nyata.
Apa sebetulnya kunci perubahan yang dikerjakan Almarhum dan kawan-kawan.
1. Reformasi Kurikulum & Pelatihan Guru
– Standar kurikulum harus stabil minimal 20–30 tahun, dengan pelatihan intensif pada soft skills, bukan hafalan. Hal ini terus dikembangkan menjadi proses pendidikan yang menyenangkan dan membuat para siswa-siswi kreatif, kritis di dalam berpikir dan terbiasa memecahkan masalah secara komprehensif. Tentunya para guru semakin serius belajar dan mempersiapkan diri menjadi mentor yang baik bagi para siswa.⁵
2. Sinergi Pendidikan–Dunia Kerja
– Kolaborasi vokasi, magang, praktik kurikulum dengan berbagai jenis dunia kerja, pengembangan riset siswa dan mencipta berbagai hal yang berguna bagi sesama. Mereka dilatih sejak remaja untuk menjadi pribadi yang berani menghadapi masa depan yang serba tidak pasti. Diperlengkapi untuk memperlengkapi orang lain.
3. Dukungan Pembangunan Mental dan Karakter melalui Asrama dan Kelompok Tumbuh Bersama (KTB)
Siswa-siswa dibina dengan pendekatan keluarga. Persoalan di dalam keluarga mereka masing-masing diusahakan untuk dibantu dan memberi dukungan bagi siswa agar semakin tegar dalam menghadapi tantangan zaman. Apakah Anda ingin terlibat di dalam membangun bangsa ini melalui Dunia Pendidikan? Jangan lagi galau menatap diri, bangkitlah menjadi pribadi yang berguna bagi orang lain. Tuhan menolong dan memberkati kita.
Sugihono Subeno
Perubahan nyata bisa terjadi melalui keberanian bertindak, bukan sekadar kritik. Reformasi kurikulum jangka panjang, pelatihan guru intensif, integrasi pendidikan – dunia kerja, serta pembinaan karakter dan mental melalui asrama menjadi kunci sukses. Fakta di Sekolah Makedonia ini menekankan bhw pendidikan bukan cuma soal angka dan statistik, tapi tentang membentuk manusia utuh yg kreatif, kritis, dan siap melayani sesama. Sangat menginspirasi, Pak Yuke. Inspirasi ini relevan bagi siapa saja yg ingin berkontribusi pada pembangunan bangsa melalui pendidikan. Lanjut, Sir!