Toleransi dan Kompromi-Dimana posisi Kekristenan?

 

Di tengah peringatan dan perayaan hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, kita perlu prihatin karena masih mendapati belum semua hal benar-benar merdeka di negara ini.

Kesenjangan hidup sosial dan pendidikan rakyat Indonesia, membuat cara pandang terhadap toleransi dan kompromi di dalam masyarakat Indonesia yang plural, menjadi bias. Sehingga kekristenan perlu meletakkan pondasi cara pikir dan sikap yang berprinsip kepada Alkitab.

Toleransi dan Kompromi dalam Perspektif Kristen adalah dua kutub yang berbeda. Tetapi sering diartikan kalau toleransi berarti pasti kompromi. Di sisi lain, kompromi adalah salah satu jalan keluar dari toleransi.

Bagaimana kekristenan menjelaskan hal ini?

Toleransi sering diartikan sebagai sikap menerima dan menghargai perbedaan, termasuk perbedaan dalam cara pandang kepercayaan. Dalam kekristenan, iman menjadi landasan untuk toleransi. Hal ini dapat ditemukan dalam ajaran Kasih. Yesus Kristus mengajarkan untuk mengasihi sesama manusia, bahkan musuh sekalipun (Matius 5:43-44). Mengasihi bukan berarti setuju dengan semua hal, tetapi memperlakukan sesama manusia dengan sikap hormat, menghargai, dan teladan, terlepas dari apa yang mereka yakini.

Toleransi berbeda dengan sinkretisme. Ini sangat penting untuk dimengerti. Toleransi adalah sikap menghargai kemanusiaan orang lain dengan keyakinan berbeda, tanpa harus mengorbankan keyakinan diri sendiri. Sebaliknya, sinkretisme adalah pencampuran berbagai kepercayaan, dapat mengaburkan atau bahkan menghapus esensi dan keunikan iman Kristen. Semangat agar dapat diterima semua pihak, sinkretisme menjadikan kompromi sebagai solusi.

Toleransi bukan Kompromi

Masih ingat dengan apa yang dialami rasul Paulus? Demi memenangkan jiwa orang-orang yang dikasihi Kristus, dia menggunakan Toleransi sebagai salah satu pola pendekatannya.

1 Korintus 9:20 (TB)  Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat.

Tetapi dalam semua hal tersebut, rasul Paulus tidak pernah Kompromi terhadap kebenaran. Hidup sesuai hukum Taurat itu baik, tetapi hal itu tidak menyelamatkan. Oleh sebab itu di dalam perilaku, rasul Paulus hidup dalam koridor hukum Taurat, tetapi dia tahu bahwa keselamatan bukan datang karena melakukan hukum Taurat. Oleh sebab itu dia tidak hidup di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia Allah.

Toleransi harus dilakukan sejauh tidak mengorbankan ajaran-ajaran mendasar dalam iman Kristen. Ada beberapa hal prinsip yang tidak boleh dilewati, seperti:

 – Pengakuan atas Keunikan Yesus Kristus.

Iman Kristen mengajarkan bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan keselamatan (Yohanes 14:6).

– Komitmen pada Kebenaran Alkitab

Alkitab adalah firman Tuhan dan menjadi pedoman hidup.

– Tidak Berpartisipasi dalam Ritual Keagamaan Lain.

Menghormati ibadah orang lain tidak berarti kita harus ikut serta di dalamnya.

Pemahaman akan Toleransi yang Benar dan mencegah perilaku toleransi yang Keliru, perlu kita perkuat di antara orang Kristen. Untuk mencegah toleransi yang keliru, kita dapat menjalankan beberapa prinsip berikut:

  1. Perkuat Pondasi Iman

Baca dan pelajari Alkitab. Ajaran Kristen, sangat jelas batas-batas yang harus dijaga. Siapkan waktu untuk itu dan bukan menunggu waktu luang.

  1. Bangun hubungan pribadi yang lebih erat dengan Allah Tritunggal

Doa dan selalu ingat akan firman-Nya akan menjaga perilaku kita dari hal-hal menyimpang

  1. Fokus pada Relasi, Bukan Kompromi Hidup toleran berarti membangun hubungan yang sehat dan penuh kasih dengan orang dari latar belakang agama lain.
  2. Berani Berbeda dengan Bijaksana

Seringkali, tekanan sosial mendorong kita untuk berkompromi. Bersikaplah berani untuk berdiri teguh pada iman kepada Kristus. Tuhan Yesus bergaul dengan banyak orang yang berbeda, tetapi Dia tidak pernah mengkompromikan kebenaran tentang diri-Nya.

  1. Jadilah Saksi yang Hidup

Cara terbaik untuk menunjukkan toleransi yang benar adalah dengan hidup sebagai teladan. Jadikan hidup kita cermin dari kasih, integritas, dan damai sejahtera Kristus. Dengan demikian, kita tidak hanya menghormati orang lain, tetapi juga memuliakan Tuhan.

Toleransi sejati bagi seorang Kristen adalah kemampuan untuk mengasihi dan menghormati orang lain tanpa harus mengorbankan kebenaran iman Anda. Ini tentang menjadi jembatan kasih, bukan jembatan kompromi.

Selamat menjalani hidup bertoleransi yang benar.

Soli Deo Gloria

Jakarta, 28 Agustus 2025

Recommended For You

About the Author: Sugihono Subeno

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *