
Industri training dan seminar adalah salah satu bisnis yang berkembang pesat dalam dasawarsa ini. Pada masa sebelum-nya tidak terbayangkan orang rela membayar ratusan ribu, jutaan hingga puluhan juta rupiah untuk menghadiri beberapa jam atau beberapa hari seminar.
Seminar-se-minar kerohanian (baca: kristiani) mungkin bahkan sudah lebih awal menjamur. Menjadi pertanyaan se-jauh mana pembelajaran ini efektif mengubah orang.
Dalam kelas-kelas training atau seminar atau pembelajaran lain, termasuk khotbah-khotbah di iba-dah, orang hadir dengan berbagai sikap dan respon. Ada yang me-ngantuk dan tidak tertarik tapi ada yang tertarik.
Ada yang masuk telinga kiri keluar telinga kanan, tapi ada yang mencerna dalam piki-ran dan hatinya. Ada yang sekadar mendengar dan ada yang melaku-kan sesuatu sehingga dia berubah dan berubah. Apa yang membe-dakan kedua tipe pendengar atau pembelajar ini?
Bisa banyak jawaban diberikan namun jelas dalam setiap kelom-pok pendengar terdapat berma-cam-macam orang yang berbeda-beda. Dalam perumpamaan ten-tang seorang penabur (Matius 13: 1 – 23) disebutkan ada 4 (empat) tipe tanah, yaitu di ‘pinggir jalan’, ‘tanah yang berbatu-batu’, ‘tengah semak duri’ dan ‘tanah yang baik’.
Benih jatuh di pinggir jalan meng-gambarkan orang yang tidak me-ngerti dan berita segera diambil si jahat yang berkepentingan agar orang tidak bertumbuh. Tipe ke-dua, tanah yang berbatu-batu me-nyebabkan benih yang tumbuh tidak berakar dan tahan sebentar saja kemudian mati.
Sedangkan di tengah semak duri menggambar-kan orang mendengar firman tapi kekhawatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.
Dan tanah yang baik menyebabkan orang yang mendengar firman, me-ngerti, berbuah dan jumlah buah-nya beragam ada yang seratus kali lipat, enam puluh kali lipat, dan ada yang tiga puluh kali lipat.
‘Variabel’ apa, menggunakan istilah riset, yang kuat membedakan orang-orang yang digambarkan da-lam berbagai jenis penerima benih itu? Menurut penulis, faktor pem-beda alami yang utama yang bisa kita pahami adalah faktor ‘kedewa-saan’. Setiap manusia bertumbuh dari bayi menjadi dewasa, dan ini terjadi pada fisik maupun aspek-aspek non-fisiknya seperti emosi, pikiran, iman, dsb.
Selengkapnya dapat anda baca dalam REFORMATA edis 99
Bisa banyak jawaban diberikan namun jelas dalam setiap kelom-pok pendengar terdapat berma-cam-macam orang yang berbeda-beda. Dalam perumpamaan ten-tang seorang penabur (Matius 13: 1 – 23) disebutkan ada 4 (empat) tipe tanah, yaitu di ‘pinggir jalan’, ‘tanah yang berbatu-batu’, ‘tengah semak duri’ dan ‘tanah yang baik’.
Benih jatuh di pinggir jalan meng-gambarkan orang yang tidak me-ngerti dan berita segera diambil si jahat yang berkepentingan agar orang tidak bertumbuh. Tipe ke-dua, tanah yang berbatu-batu me-nyebabkan benih yang tumbuh tidak berakar dan tahan sebentar saja kemudian mati.
Sedangkan di tengah semak duri menggambar-kan orang mendengar firman tapi kekhawatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.
Dan tanah yang baik menyebabkan orang yang mendengar firman, me-ngerti, berbuah dan jumlah buah-nya beragam ada yang seratus kali lipat, enam puluh kali lipat, dan ada yang tiga puluh kali lipat.
‘Variabel’ apa, menggunakan istilah riset, yang kuat membedakan orang-orang yang digambarkan da-lam berbagai jenis penerima benih itu? Menurut penulis, faktor pem-beda alami yang utama yang bisa kita pahami adalah faktor ‘kedewa-saan’. Setiap manusia bertumbuh dari bayi menjadi dewasa, dan ini terjadi pada fisik maupun aspek-aspek non-fisiknya seperti emosi, pikiran, iman, dsb.