
Pertanyaan:
Bagaimana sikap gereja terhadap kondisi bangsa saat ini dikaitkan dengan supremasi sipil yang tetap bersandar dengan kebenaran firman Tuhan?
R, Jambi
Jawaban:
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Supremasi berarti kekuasaan tertinggi, dan Sipil berkenaan dengan penduduk atau rakyat yang bukan militer. Maka Supremasi Sipil dalam sistem demokrasi adalah kekuasaan tertinggi atau dominasi yang dimiliki oleh warga sipil dalam pemerintahan yang dipilih secara demokratis atas kekuatan militer atau lembaga lainnya dalam suatu negara. Pemerintahan bukan dikuasai oleh militer yang biasa disebut dengan junta militer.
Supremasi Sipil yang tidak sekadar memenuhi legal formal tetapi juga legal moral, adalah cita-cita semua anak bangsa agar berlangsung pemerintahan yang bersih, benar dan baik. Pemerintahan yang bebas dari praktik yang melawan hukum. Pemerintahan yang mengakar pada hukum sipil yang dipraktikkan dan dihidupi dan pada gilirannya memberikan kemaslahatan kepada seluruh rakyat dalam kelompok masyarakat.
Apakah supremasi sipil dalam pemerintah Indonesia sudah sesuai dengan kesepakatan dan pemahaman semua elemen anak bangsa di negara kita Indonesia? Secara legal formal, semua komponen yang mengarah kepada supremasi sipil sudah ada dalam pemerintahan di Indonesia yang menganut trias politika yang berfalsafah Pancasila dan UUD’45. Namun secara legal moral, semua perangkat ini belum memberikan kemaslahatan kepada seluruh rakyat Indonesia. Akibatnya: Gap sosial semakin luas antara yang kaya dan miskin. Hukum diperjualbelikan sehingga praktik ketidakadilan adalah hal yang lumrah. Untuk praktik ketidakadilan ini kita sebagai orang percaya perlu dan wajib berbenah diri untuk membenahi situasi dan kondisi bangsa yang sedang tidak baik-baik saja.
Sebagai warga gereja, kita diajar untuk taat kepada pemerintah, seperti yang tertulis dalam Roma 13:4 (TB 2), “Karena ia adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Namun, jika engkau berbuat jahat, takutlah kepadanya, karena tidak percuma ia menyandang pedang. Ia adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat.” Bagaimana jika pemerintah begitu culas dan jahat? Apakah kita tetap harus taat? Jawabannya, “Ya!” karena orang percaya sebagai Gereja adalah orang yang diberikan kunci untuk membuka sekaligus menyelesaikan masalah seperti ditulis dalam Matius 16:19 (TB 2), “Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga. Apa pun yang kauikat di bumi ini akan terikat di surga dan apa pun yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.”
Tetap menjadi garam & terang di dunia, apa pun profesi kita entah sebagai pengusaha, politisi, atau praktisi yang ikhlas membayar harga untuk mendatangkan kemaslahatan bagi orang banyak. Bukan menuntut harga dari mereka untuk memperkaya diri. Keteladanan moral seperti ini lebih ampuh mengubah hal buruk dan bobrok dalam komunitas sosial masyarakat yang sedang sakit.
Jika anda membutuhkan konsultasi teologi,
silakan mengirim pertanyaan ke sekretariat yapama WA: 0811-8888-804