Raymond Lukas
Negosiasi merupakan aktivitas harian Anda. Sebagai pemimpin, Anda bernegosiasi dalam setiap kesempatan. Apakah itu dalam menentukan ‘deadline’ suatu pekerjaan, meng’hire’ tenaga kerja pilihan atau menentukan waktu cuti dan liburan Anda. Semuanya melalui suatu proses yang disebut ‘negosiasi’. Jadi penting bagi kita semua, para pemimpin, untuk memperhatikan beberapa strategi penting dalam melakukan negosiasi.
Seorang rekan saya menyesali negosiasi dengan calon majikannya yang baru. Dia ber-asumsi bahwa calon majikan sudah memberikan penawaran benefit dan gaji yang terbaik. Ternyata, setelah dia masuk bekerja di tempat baru tersebut, penawaran tersebut hanyalah “mediocre” saja. Karena perusahaan tempatnya bekerja sekarang belum memiliki standard yang baik, sehingga semua rekruitmen berdasarkan negosiasi atau tawar menawar murni. Kalau Anda ngotot sedikit, Anda akan dapatkan ‘deal’ terbaik Anda. Kalau “nrimo” alias “OK aja”, Anda akan menyesal.
Seorang rekan lain, kehilangan kesempatan bekerja di tempat yang baru karena meminta perubahan setelah “deal” disetujuinya, hal mana membuat ‘antipati’ pihak calon majikan.
Jadi, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan negosiasi Anda di berbagai bidang, antara lain sebagai berikut:
1. Lakukan negosiasi dengan pengambil keputusan. Hal ini akan membantu Anda untuk menghemat waktu dan tenaga. Apabila Anda belum bernegosiasi dengan pengambil keputusan, mintalah kepada pihak yang mewakili untuk segera mempertemukan Anda dengan pengambil keputusan. Percayalah, itu akan menghemat waktu mereka dan Anda juga.
2. Jangan menjadi emosional. Tetap sabar, apapun kondisinya. Hal ini akan mendukung Anda mendapatkan ‘deal’ terbaik.
3. Persiapkan informasi sebanyak mungkin. Karena pihak dengan informasi lengkap dan baik, akan memiliki ‘power’ yang lebih baik.
4. Berlatih dan lakukan uji coba (rehearsal). Pelajari medan Anda, apakah ‘deal’ yang akan dilakukan? Berlatihlah sesuai kondisi dan lakukan ‘rehearsal’ di tim Anda. ‘Rehearsal’ tersebut akan mem’fasih’kan Anda di meja perundingan.
5. Jangan langsung meng”iya”kan setiap proposal. Berikan waktu Anda dan tim Anda mempelajari dan mereview setiap penawaran yang ada. Anda pasti dapat lebih meng”optimal”kannya.
6. Jangan menyerang pihak dengan siapa Anda bernegosiasi, misalkan dengan merendahkan atau menjelek-jelekkan penawaran atau barang yang ditawarkan.
7. Jangan menjadikan negosiasi arena pribadi Anda sehingga Anda mementingkan ‘ego’ pribadi terpuaskan. Anda tidak akan mendapatkan apapun hanya dengan mementingkan ‘ego’ Anda. Biasanya Anda bernegosiasi dengan mewakili kepentingan organisasi atau pihak tertentu, jadi wakili kepentingan pihak yang Anda wakili. Sekalipun Anda mewakili diri sendiri, jangan jadikan arena negosiasi untuk ‘ego’ Anda sendiri. Ingat, masih ada pihak lawan yang tetap harus Anda hormati.
8. Jangan memberikan ultimatum. Jadi, jagalah sekali lagi emosi Anda. Jangan memberikan ultimatum, misalnya: “Saya berikan batas waktu hingga jam 6 sore ini, kalau tidak minat – saya sudah ada pihak lain yang mau”. Ingat, pihak lain tersebut pasti akan memiliki keinginan tersendiri juga. Anda harus mengoptimalkan setiap negosiasi Anda. Bisa saja pihak yang Anda tidak perhitungkan, ternyata “best buyer” Anda.
9. Berpikirkan diluar boks. Dalam medan negosiasi, Anda harus kreatif. Gunakan pemikiran diluar kebiasaan yang ada. Anda akan terkejut bila pihak lawan menyetujui kreativitas Anda.
10. Pengalaman Anda akan memberikan “cutting edge” Anda. Apabila dibandingkan antara pihak yang memiliki uang dengan pihak yang memiliki pengalaman, maka pihak yang terakhir biasanya akan mendapatkan ‘uang’nya karena kelihaiannya, dan pihak yang memiliki uang akan mendapatkan pengalaman yang berharga.
Rekan pemimpin Kristiani yang budiman, hadapilah negosiasi Anda dengan bijak. Berdoalah sebelum negosiasi berlangsung. Mintakan hikmat khusus yang akan membuat Anda berbeda penuh hikmat dari setiap orang di meja negosiasi tersebut. Saya yakin Anda semua adalah negosiator yang ulung.