Oleh Pdt. Bigman Sirait—–
DOSA tidak cuma membuat kita terpisah dari Allah. Dosa merusak seluruh tatanan hidup indah dan sempurna, yang Tuhan ciptakan. Di Taman Eden, Tuhan menyediakan biji-bijian untuk makanan manusia. Pekerjaan manusia hanya menata, mengatur, makan dan tidur. Maka ekonominya sangat perfek, artinya ada suplai terhadap kebutuhan. Mau makan apa saja ada. Itulah ekonomi yang paling hebat, luar biasa. Tetapi semuanya luluh lantak. Biji-bijian tak bisa lagi sekadar dipetik seenak perut, karena ada onak dan duri merintangi.
Bicara ekonomi, manusia adalah makhluk pekerja. Ketika Tuhan membawa manusia ke Taman Eden, Dia memerintahkan manusia untuk mengusahakan dan memelihara taman itu (Kej 2: 15). Dalam konsep pemahaman seperti ini, manusia adalah pengelola, peñata layan yang baik. Manusia bisa menikmati apa yang Tuhan berikan. Kehidupan seperti ini sangat indah, sebab segala kebutuhan itu bisa dipenuhi.
Tapi manusia kehilangan jaman keemasannya. Untuk mengisi pe-rut, dia harus ber-juang dan berta-rung. Kalau malas, manusia kehilang-an momentum-momentum indah dalam memba-ngun perekonomi-an. Dalam Perjan-jian Baru ada ter-tulis “barang siapa yang malas, jangan dikasih makan”. Ini betul. Ada orang yang belum dapat kerja, tetapi mengerjakan apa saja yang bisa dia kerjakan. Dia bukan orang malas. Tetapi ada orang yang tidak punya kerja, mau enaknya saja. Membersihkan rumah pun tidak mau. Ini pemalas, yang tidak punya tanggung jawab, hanya menjadi beban keluarga. Banyak yang bisa kita kerjakan, karena kita makhluk pekerja. Tuhan menciptakan kita bukan sebagai makhluk pemalas. Kalau memang berniat kerja, memungut dan mengelola sampah di Jakarta pun orang bisa hidup. Memang tidak gampang, karena ada rasa gengsi. Kesulitan mencari pekerjaan itu lumrah, karena alam semesta ini menjadi lawan kita. Kita harus lewati semak duri dulu. Tidak ada rezeki tanpa keringat, jadi bekerja harus ada pertarungan. Tapi sekalipun kita bersusah payah bekerja, kita bisa bangga dan puas karena memakan hasil jerih payah sendiri, hasil keringat sendiri, bukan mencuri, bukan mengambil apa yang bukan menjadi hak kita. Susah payah atau kesakitan mencari uang itu terjadi pada semua orang. Orang beriman atau orang benar juga akan demikian. Tidak berarti karena kau orang beriman maka tidak perlu bekerja.
Jangan cengeng
Dalam mencari rejeki kita harus melewati berbagai rintangan yang kita sebut semak duri. Jadi rintangan-rintangan dalam bekerja itu lumrah. Jadi kalau kita menyerah karena berbagai rintangan dalam pekerjaan, itu artinya mau enak-nya saja. Artinya kita tidak menyadari realita hidup yang berat ini, karena memang itu yang sudah terjadi. Itu sebab Tuhan selalu mengajarkan agar kita tidak menjadi orang cengeng, mudah menyerah. Kalau kita cengeng, di mana iman kita? Orang beriman itu pasti tangguh, mengerti bahwa semuanya susah, tetapi dia berjuang dan Tuhan akan bukakan jalan.
Matius 6: 33 berkata, “Cari dahulu kerajaan Allah maka semua akan ditambahkan”. Kerja dulu untuk Tu-han, maka Tuhan akan mencukup-kan bagimu, karena Dia lebih tahu apa yang kita butuhkan dalam hidup ini. Kita hanya mengerjakan apa yang Dia mau. Dia memberkati dengan cara yang limpah. Ada saja cara Tuhan untuk memberi rejeki. Maka jangan hina pemeliharaan Tuhan karena kesulitan. Bahwa akan ada rintangan, itu pasti. Tetapi yakinlah, bersama Kristus kita bisa melewati rintangan itu. Siapa pun kita, berapa pun umur kita, mari belajar sebagai anak Tuhan yang bersaksi melalui pekerjaan sehing-ga nama Tuhan dipermuliakan.
Pekerjaan harus bisa menjadi ibadah, pola hidup kita. Roma 12: 1 mengatakan, “Persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, kudus”. Persembah-kanlah seluruh aktivitasmu, pekerjaanmu sebagai persem-bahan iman, berkenan pada Allah. Itulah ibadah yang sejati. Jadi, jangan karena kerja sulit lalu kita mengeluh saja. Ingatlah kita sudah berdosa pada Tuhan. Kalau kehilangan pekerjaan, tenangkan hati, bersandar pada Tuhan. Banyak lowongan kerja, banyak peluang. Hanya, mungkin kita tidak mau karena gengsi.
Oleh karena itu dalam realita pergumulan seperti ini seharusnya orang Kristen punya kemampuan ekstra dibandingkan orang lain, karena kita adalah makhluk pekerja yang disuruh Tuhan untuk bekerja. Jadi, mari sama-sama maju di dalam semangat. Jangan menghina Tuhan dengan cara tidak bertanggung jawab pada pekerjaan, seakan-akan kita tidak lagi bisa bekerja. Berkeringat, itu sudah menjadi bagian kita, karena keberdosaan kita. Tetapi perto-longan Yesus atas penebusan dosa itu juga memungkinkan dan membuka banyak peluang bagi kita. Karena itu mari bertarung menghadapi realita tanpa menyerah. Berjuang, biarlah pekerjaan menjadi ibadah kita.q
(Diringkas dari kaset Khotbah Populer oleh Hans P.Tan)