Kebangkitan Kristus: Pengampunan Yang Membebaskan

Salam Pak Pendeta, Kematian adalah akhir perjalanan hidup manusia di bumi, sedangkan kebangkitan masih menjadi misteri Allah bagi manusia. Maka, saya ingin menyampaikan pertanyaan sebagai berikut:

  1. Apa perbedaan Kebangkitan Kristus dan kebangkitan yang terjadi pada manusia selama hidup di dunia?
  2. Kebangkitan Kristus memberi pengampunan yang membebaskan, mungkinkah terjadi?
  3. Apa sebenarnya yang Alkitab ajarkan dalam kehidupan orang percaya?

(Charlie, Jogja)

Saudara Charlie,

Bangkit dari kematian bukanlah cerita yang baru, bahkan dalam kalangan hidup orang Kristen, sangat meyakini akan adanya kebangkitan sesudah kematian. Namun kebangkitan Yesus Kristus itu berbeda.

Di zaman Perjanjian Lama, nabi Elia pernah membangkitkan anak seorang janda, “TUHAN mendengarkan permintaan Elia itu, dan nyawa anak itu pulang ke dalam tubuhnya, sehingga ia hidup Kembali” (1 Raja-Raja 17:22).

Peristiwa ini bertujuan supaya perempuan janda itu percaya, bahwa Elia adalah abdi Allah dan firman Tuhan yang diucapkannya adalah benar, karena sebelumnya perempuan itu berpikir bahwa Elia adalah penyebab dari kematian anaknya.

Selain nabi Elia, alkitab mencatat bahwa nabi Elisa pun pernah membangkitan anak laki-laki dari seorang Perempuan Sunem (2 Raja-Raja 4), bahkan ketika Elisa mati pun, mayat seseorang yang dilemparkan ke kubur Elisa bangkit kembali: “Ketika mereka sedang menguburkan mayat, tampak terlihatlah oleh mereka gerombolan itu sehingga mereka melemparkan mayat itu ke dalam kubur Elisa dan pergi. Saat mayat itu menyentuh tulang-tulang Elisa, dia hidup kembali lalu bangkit ke atas dan berdiri (2 Raja-Raja 13:21).

Peristiwa kebangkitan memberikan nilai tersendiri pada zaman itu, kekaguman yang luar biasa dirasakan oleh orang-orang yang melihat bahkan orang yang mengalami kematian dan kebangkitannya. Mereka terbebas dari kematian sementara, menuju kematian berikutnya, mereka mengalami kebangkitan tetapi tidak membebaskan mereka dari kematian.

Berbeda dengan kematian dan kebangkitan Kristus. Injil Lukas menuliskan: “Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu berkata kepada mereka: “Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan segala sesuatu yang ditulis oleh para nabi mengenai Anak Manusia akan digenapi. Sebab Ia akan diserahkan kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, diolok-olokkan, dihina dan diludahi, dan mereka menyesah dan membunuh Dia, dan pada hari ketiga Ia akan bangkit.”(Lukas 18:31-33).

Ayat ini menjelaskan bahwa, sebelum semuanya terjadi, Yesus sudah tahu, Ia memberitahukan apa yang akan terjadi, diriNya akan disiksa dan mati namun akan bangkit pada hari yang ketiga. Mati terkubur dan tertutup dengan batu yang besar, tidak menghalangi kebangkitan Kristus “Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit.

Ingatlah apa yang dikatakan-Nya kepada kamu, ketika Ia masih di Galilea, yaitu bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga.”(Matius 24:6-7). KebangkitanNya bersifat kekal, sekali untuk selamanya.

Kebangkitan Kristus adalah bukti, maut telah dikalahkannya. Allah membangkitkanNya dan kematianNya tidak mengalami kebinasaanTetapi Yesus, yang dibangkitkan Allah, tidak demikian. Jadi ketahuilah, hai saudara-saudara, oleh karena Dialah maka diberitakan kepada kamu pengampunan dosa. Dan di dalam Dialah setiap orang yang percaya memperoleh pembebasan dari segala dosa, yang tidak dapat kamu peroleh dari hukum Musa.” (Kisah Para Rasul 13:37-39).

Dalam Kristus ada pengampunan dosa, dan setiap orang yang percaya kepadaNya memperoleh pembebasan dari segala dosa. KebangkitanNya memberi pengampunan yang membebaskan, manusia terbebas dari kematian kekal, manusia dibebaskan dari murka Allah. Sungguh mulia karya agung Sang Anak Domba Allah.

Pengampunan yang membebaskan, menjadi kekuatan besar bagi orang yang percaya kepadaNya, untuk bebas mengikuti kehendak dan ketetapanNya. Kuasa dosa sudah dikalahkanNya, kemenangan diberiNya untuk selamanya, masihkah kita berhitung untuk melakukan kehendakNya? Gereja dipanggil untuk beribadah kepadaNya, tidak peduli dimanapun, apa pun kondisi kita ada saat ini.

Jangan terikat pada hal-hal yang salah, yang hanya menyenangkan hati kita. Belajarlah menyenangkan hati Tuhan dalam setiap tingkah laku kita. Ampunilah mereka yang bersalah padamu, bebaskanlah dirimu dari kebencian, iri hati, kesombongan dan kedengkian, maka bahagialah hidupmu dan hidupku.

Dengan demikian, tahulah kita, berita Paskah, menjadi kebahagiaan orang yang percaya. Jadi, biarlah di setiap perayaan Paskah, kita tidak hanya sibuk dan tertuju dalam mempersiapkan segala bentuk acara perayaan, undangan dan kehadiran jemaat, tetapi, biarlah kita semakin terikat kuat dengan Sang Empunya Kehidupan, Yesus Kristus yang telah bangkit, memberi pengampunan yang membebaskan, sekali untuk selama-lamanya. Tuhan memberkati!

Salam

Pdt.Julius Mokolomban

Recommended For You

About the Author: Pdt. Julius Mokolomban

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *