Orang Kristen boleh dikremasi?

Shalom, Pak Pendeta

Saya mau bertanya: Menurut firman Tuhan, apakah orang Kristen yang meninggal boleh dikremasi?

Marthin, Jakarta

Shalom Pak Marthin,

Kematian adalah sebuah kepastian. Semua kita sedang menuju kesana. Alkitab mencatat: “dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu”(Kejadian 3:19). Hal yang sama juga dituliskan oleh raja Salomo “dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya” (Pengkhotbah 12:7). Melalui ayat di atas, memberikan pengertian bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan dari debu tanah dan akan kembali menjadi debu ketika mengalami kematian.

Dikuburkan atau dikremasi sering menjadi pertanyaan, apalagi dikalangan orang Kristen. Beberapa waktu lalu seorang hamba Tuhan dengan tegas berkata, “Kristen tidak mengenal kremasi yang ada adalah dikuburkan”. Namun di sisi yang lain, seorang pendeta/pastor mengatakan “orang Kristen boleh melakukan pengabuan jenazah/kremasi”. Perbedaan pandangan ini biasanya dilatar belakangi oleh sebuah kebiasaan yang dibangun dari generasi ke generasi, aturan organisasi gereja dimana ia melayani. Namun tidak dapat disangkal, bahwa jauh lebih banyak gereja yang melakukan dan tidak mempersoalkan tentang kremasi. Mengapa demikian? karena dikremasi dan dikuburkan hanya sebagai cara untuk menghormati sekaligus menghilangkan jenazah manusia. Bukankah debu tanah akan kembali menjadi debu ketika mengalami kematian? Disinilah orang Kristen harus belajar dan menjadi bijak dalam menyikapi kehidupan dan kematian. Tidak ada tubuh manusia (daging) yang bersifat kekal setelah kematian, semua akan kembali menjadi debu, karena dari situlah ia dibentuk, hanya rohlah yang akan kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.

Kematian adalah hukuman Allah bagi manusia (Kejadian 2:17). Alkitab mencatat dalam peristiwa Sodom dan Gomora, manusia dibakar (kremasi) hidup-hidup oleh Allah sendiri (Kejadian 19:27-29), Saul dan anak-anaknya dibakar (dikremasi) sesudah kematian (1 Samuel 31:1-13). Maka hal ini mengajarkan kita semua, tidak ada yang salah dengan kremasi, yang salah adalah ketika kita memaksakan sesuatu yang tidak dijelaskan oleh Alkitab menjadi sebuah aturan/pemahaman/pegangan untuk menyalahkan yang lain.

Rasul Paulus menuliskan: “Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah”(1 Korintus 15:44a) Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa (1 Korintus 15:50). Disini kita belajar, tubuh daging kita akan binasa dan tidak mendapat tempat dalam kerajaanNya, karena yang akan dibangkitkan adalah tubuh rohaniah (tubuh kemuliaan).

Sejarah mencatat, Polikarpus dari Smirna yang diyakini sebagai murid dari rasul Yohanes, hidup di abad pertama sampai abad ke dua, demi mempertahankan imannya kepada Yesus Kristus, akhirnya iapun mati dibakar. Hal yang sama, terjadi juga pada tokoh Reformator gereja di abad 13-14, ia pun dibakar hidup-hidup dan abunya dibuang ke Sungai Rhein. Demikian juga yang terjadi pada William Thyndale, tokoh Reformator (abad ke 14-15) ia digantung dan dibakar ditiang. Semua ini terjadi karena mempertahankan kebenaran. Tubuh mereka dibakar/kremasi, apakah salah? Tentu tidak! Tubuh daging tidak menjadi penting lagi karena memang akan menjadi debu dan binasa, tetapi tubuh rohani akan hidup selama-lamanya.

Dengan demikian, pengabuan jenazah/kremasi bukanlah hal yang salah, karena Alkitab tidak menjelaskannya secara rinci, justru sebaliknya, ada yang hidup dibakar, ada pula yang dibakar  sesudah mati. Bahkan tokoh-tokoh iman Kristenpun banyak yang mengalaminya. Maka, terlalu berlebihan, ketika kita menyimpulkan bahwa, kremasi adalah hal yang salah. Harus kita ingat adalah, dikuburkan atau dikremasi hanya sebuah cara untuk menghilangkan jenazah manusia yang mengalami kematian. Hal penting untuk kita ingat, kremasi tidak memengaruhi keselamatan seseorang. Tuhan memberkati!

Jika anda membutuhkan konsultasi teologi,
silakan mengirim pertanyaan ke sekretariat yapama: 0811-8888-804

Recommended For You

About the Author: Pdt. Julius Mokolomban

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *