Kaum Awam Menjadi Narasumber Teologi?

Pertanyaan:

Shalom, Pdt. Simon

Mengamati perkembangan yang ada. Tuhan bisa memakai siapa saja untuk menyatakan kebenaranNya.

Pertanyaan saya, bagaimana Bapak mengamati seorang anak muda awam (tidak melewati bangku pendidikan teologi),  kini dipercaya menjadi narasumber di STT bahkan gereja, bersuara lantang di media yang disaksikan luas untuk menyampaikan topik-topik teologi yang tidak mudah bahkan mejadi perdebatan hingga saat ini. Contohnya masalah Trinitas.

Terimakasih Pak, saya menantikan jawaban Bapak!

Endro, Bekasi (Samaran)

 

Jawaban:

Saudara Endro yang terkasih,

Ada banyak contoh sepanjang sejarah manusia, “Mengapa bukan alumni seminarian bisa menjadi narasumber teologi?” Kita mulai pertama, dari para murid Yesus yang kala itu mengajar hukum Allah padahal mereka semua mayoritas adalah nelayan. Mereka menjadi narasumber karena kesaksian kehidupan Yesus yang mengubah mereka. Sang Kebenaran yang pada gilirannya semua ajaran-Nya tertulis dalam Alkitab. Bandingkan dengan para ahli Taurat, dan orang Farisi yang memimpin sebuah ordo/gerakan dengan berguru kepada senior mereka yang mumpuni; tetapi tidak menjadi narasumber kebenaran yang mengubah kehidupan.

Kedua, Yohanes Calvin seorang lawyer yang kristalisasi pikirannya menjadi sumber para kandidat teolog. Dia belajar secara otodidak tulisan-tulisan dari Martin Luther, selain mendalami Alkitab yang dibacanya. Refleksi teologinya menjadi tulisan yang dikenal dengan Institusio [sebuah rangkuman Alkitab yang menjadi bahan ajar agama Kristen], bahkan menjadi rujukan untuk belajar teologi sistimatika.

Ketiga, Youtuber muda yang sedang trend saat ini sebagai apologet Kristen. Dalam salah satu sesinya, dia menyatakan bahwa dia tidak pernah studi teologi di sebuah STT, selain membaca seluruh Alkitab dan memohon hikmat Allah untuk memahami dan kelak menyampaikan isi kebenaran kepada banyak orang. Dia banyak membuat konten teologi yang sulit dipahami; namun orang lain mudah mencerna apa yang dijelaskannya kepada audiennya.

Tuhan akan memakai siapapun menjadi narasumber kebenaran, saat orang itu setia dan taat untuk bertumbuh dalam anugerah Allah, dan pengenalannya akan Yesus Kristus Juruselamatnya. Kebenaran yang telah memerdekakan orang dari belenggu dosa dan dari pikiran yang sempit dan gelap dunia! Berikutnya, orang yang menggunakan pikirannya bukan untuk mejadi serupa dengan skema dunia; tetapi untuk mengaktualkan bentuk asli yang telah ditanamkan Allah dalam kehidupannya yang baru [sebuah kelahiran baru yang dikerjakan oleh Roh Kudus]. Sebuah kehidupan yang berkarakter Kristus untuk mejadi garam & terang dunia!

Siapapun akan dipakai Tuhan untuk menyalurkan kebenaran yang berdampak kebaikan bagi sesama, ketika dia dilahirkan baru. Sebuah status baru dari seorang pendosa menjadi umat-Nya. Seorang yang egois menjadi altruis bagi sesamanya. Sekarang malah semakin terang benderang terlihat bahwa pemimpin agama dan para teolog bukannya menjadi sumber untuk orang mendapatkan kebenaran. Mereka menjadi oportunis dengan menyalahgunakan status untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Waspadalah dan tetaplah semangat untuk melayani Tuhan, karena jerih lelahmu tidak akan sia-sia.

Anda akan menjadi narasumber kebenaran seperti yang tertulis dalam Alkitab, ketika apa yang dipahami dan diajarkan, dilakukan dan mengubah kehidupan anda. Perubahan hidup anda itu, dibaca orang seperti surat Kristus yang terbuka. Soli Deo Gloria.

Jika anda membutuhkan konsultasi teologi,
silakan mengirim pertanyaan ke sekretariat yapama WA: 0811-8888-804

 

Recommended For You

About the Author: Pdt. Simon Stevi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *