
Eka Darmaputera, pribadi sederhana dengan perjalanan hidup yang tak mudah menghantarnya menjadi sosok yang dikenal populer di Indonesia. Teolog sekaligus Penulis dengan buah pemikiran yang tajam dan menarik menghasilkan banyak tulisan yang sungguh mewarnai kerinduannya untuk pembaharuan gereja di Indonesia. Eka, sosok yang membangun gerakan ekumenis antara pihak Protestan dan Katolik, dan antara pihak Kristen dengan agama-agama lainnya. Bersama-sama dengan Abdurrahman Wahid, Gedong Bagus Oka, dll. Eka adalah salah satu tokoh di balik pembentukan Dian/Interfidei, sebuah organisasi yang aktif bergerak dalam dialog antar iman dan berkedudukan di Kaliurang, Sleman.
Mengingat masa kecil Eka dari keluarga yang susah, sepertinya mustahil bisa berhasil menjadi sosok yang memengaruhi banyak orang. Namun, kemurahan Tuhan berpihak padaNya, Eka bisa mendapatkan kesempatan belajar hingga ke Boston College di Boston dan Seminari Teologi Andover Newton, di Newton Center, kedua-duanya terletak di negara bagian Massachusetts, Amerika Serikat, dan lulus pada 1982 dengan gelar Ph.D. dalam bidang Agama dan Masyarakat. Eka menulis disertasinya dengan judul Pancasila and the Search for Identity and Modernity in Indonesian Society – An Ethical and Cultural Analysis. Fokus Eka tidak hanya masalah teologi namun juga dalam kehidupan berbangsa. Fokus ini dituangkan dalam tulisan-tulisan, seminar, dan praktek hidup di keseharian. Tak heran, pada Desember 1999 dari Seminari Teologi Princeton di New Jersey, Amerika Serikat, menganugerahkan kepadanya Kuyper Prize for Excellence in Reformed Theology and Public Life
Pemilik nama The Oen Hien ini, pernah bergabung dalam dunia politik dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, namun tak sempat berjuang lewat kursi parlemen. Si sulung dari dua bersaudara ini, mengidap penyakit lever kemudian berkembang menjadi sirosis dan kanker hati, hingga akhirnya merenggut nyawanya tepat 29 Juni 2005 di Rumah Sakit Mitra Internasional, Jakarta.
Eka, Sosiolog yang Teolog pantas digelar olehnya karena perjuangannya melalui banyak tulisan, bahkan seminar dan lokakarya di dalam maupun luar negeri, dengan pemikirannya yang tajam dan kritis menjadikan kehidupan masyarakat yang majemuk/beragam untuk hidup bersatu, rukun, dan damai seperti kasih Kristus yang memberi damai. Rangkuman.
Lahir : Magelang, 16 November 1942
Meninggal : Jakarta, 29 Juni 2005
Istri : Evang Meyati Kristiani
Anak : Arya Wicaksana
Mantu : Vera Iskandar
Pendidikan:
Lulus dari SD Masehi di Magelang Tahun 1953 ,
Lulus SMP BOPKRI Tahun 1957.
Lulus SMA Negeri Magelang Tahun 1960
Lulus STT JAKARTA Tahun 1966
Lulus Boston College di Boston Tahun 1982
Seminari Teologi Andover Newton,
di Newton Center, Tahun 1982
Penghargaan:
Kuyper Prize for Excellence in Reformed Theology and Public Life
dari Seminari Teologi Princeton, New Jersey, Amerika Serikat.
Pelayanan:
Pendeta di GKI Bekasi Timur,
Dosen STT Jakarta,
Universitas Kristen Satya Wacana,
Southeast Asia Graduate School of Theology, Manila.