Orang Percaya Sejati atau KTP?

Selamat pagi Pak Pendeta Julius.

Saya ingin bertanya di 1 kor  3:12-15, ada metafora 2 bahan yang digunakan dalam membangun setelah diletakkannya dasar Yesus Kristus, bahan tersebut adalah

  1. emas, perak, batu permata
  2. kayu, rumput kering, jerami.

Melalui api pemurnian pada hari Tuhan semua jenis bahan membangun akan nampak mana yang bertahan, emas, perak, batu permata semakin dibakar semakin murni, makin indah. Tetapi kayu, rumput kering, jerami bila terkena api pasti menjadi abu.

Pertanyaannya:

  1. Apakah penulis sedang membuat suatu perbedaan antara dua jenis bahan membangun tersebut bagi pembaca masa kini bahwa dua bahan ini adalah orang percaya sejati dan percaya KTP?
  2. Jika demikian apa maksud frasa selanjutnya yang mengatakan di selamatkan ay 15.

Secara tendensi teologis apakah hal ini tidak menimbulkan kontradiksi?

Terima kasih

Jandrie. Rombe

 

Jawaban:

Saudara Jandrie yang dikasihi Tuhan,

Dalam konteks 1 Korintus pasal 3, dimulai dengan adanya perselisihan yang terjadi diantara jemaat Korintus, serta kelompok-kelompok yang menganggap dirinya sebagai pengikut pemimpin yang berbeda. Ada yang menyebut golongan Apolos, juga golongan Paulus. Penyebabnya Adalah karena mareka tidak tumbuh dewasa di dalam Kristus. Hanya menginginkan minum susu, tetapi menolak menerima makanan keras. Ini berarti, bahwa manusia duniawi hidup secara manusiawi. Namun dengan tegas, Paulus menegur dan menasihati jemaat Korintus dengan berkata: “Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan” (I Kor.3:6-7).

Delapan belas bulan, Paulus tinggal di Korintus (Kisah Para Rasul 18), Ia memberitakan dan mengajarkan Injil Yesus Kristus kepada umat Tuhan.  Ia menuliskan: “aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya”(ayat 10). Paulus sebagai Rasul, dipilih Kristus, untuk menjadi Alat Pemberita Kabar Sukacita, supaya mereka yang menerima, menjadi percaya kepada Yesus Kristus akan diselamatkan.

Persoalannya, bagaimana orang percaya membangun kehidupannya diatas dasar yang benar, yaitu Kristus? Maka, Paulus menjelaskan dengan menganalogikan: “Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu (1 Korintus 3:12-13).

Paulus sebagai ahli bangunan, meletakkan dasarnya, yaitu Yesus Kristus. Tipe orang yang membangun; Yang pertama, seseorang membangun diatasnya dengan emas, perak, batu permata.

Yang kedua, seseorang membangunnya dengan kayu, rumput kering dan Jerami.

Perumpamaan ini menjelaskan bahwa, ada dua ketegori orang percaya. Kelompok pertama, Kumpulan orang percaya yang menerima dan mampu untuk makan “makanan keras” mereka tidak mudah terbawa arus kehidupan yang salah. Kuat menghadapi setiap tantangan dan rintangan, tidak tergoyahkan dengan badai dunia yang menghancurkan, tetapi semakin tampil murni dikehidupan. Merekalah yang disebut Paulus sebagai orang percaya yang sudah dewasa rohani. Namun berbeda dengan kelompok kedua, kumpulan orang percaya yang mudah hanyut bersama derasnya gelombang kehidupan yang salah, iri hati dan perselisihan, sehingga mereka disebut hanya mau yang mudah, minum susu dan tidak berani  menerima makanan keras. Mereka kelompok orang percaya yang tidak dewasa secara rohani, atau dapat dikatakan sebagai orang-orang Kristen KTP, dan bukan Kristen yang sejati.

Dalam kehidupan gereja masa kini, istilah Kristen KTP sudah menjadi hal yang biasa. Mengaku percaya Kristus, rajin beribadah, mengikuti kegiatan-kegiatan rohani, tetapi “cengeng” mudah tersinggung, iri hati, gampang dipengaruhi oleh sikap-sikap negatif, tidak mampu bersikap bijak. Akibatnya, tidak mau beribadah (ngambek), suka berpindah gereja, karena tidak sesuai dengan keinginannya. Mereka bukan mencari kehendak Tuhan, tetapi justru keinginan diri. Tetapi Kristen sejati, berani bersikap benar, sekalipun tidak disukai, konsisten sebagai jemaat, komitmen bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan, serta setia pada kehendak Tuhan.

Paulus melanjutkan, bahwa orang Kristen, masing-masing akan diuji oleh api, apakah semua sudah tahan uji? Hanya orang-orang yang dewasa rohani, yang mampu bertahan dalam himpitan zaman yang rusak. Tetapi yang tidak dewasa, akan mengalami kerugian yang besar. “Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api (1 Korintus 3:15).

Dengan demikian, Rasul Paulus tidak sedang mempersoalkan keselamatan umat Tuhan, tetapi kualitas hidup orang yang percaya. Artinya, keselamatan sudah diberikan oleh Kristus kepada setiap orang yang percaya kepadaNya. maka, seharusnya, setiap orang percaya, bertumbuh menjadi dewasa rohani. Siap menghadapi tantangan zaman dan bukan sebaliknya. Tuhan Memberkati.

Recommended For You

About the Author: Pdt. Julius Mokolomban

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *