
Ada beragam maksud dan pemaknaan orang tentang arti Natal. Beragam pandangan dan silang pendapat muncul terkait alasan Yesus lahir ke dunia. Untuk apa Dia, Tuhan nun jauh di sana (transenden) itu merelakan diri-Nya menyatakan diri sebagai manusia. Kitab Lukas 4:16-21 memberikan informasi yang gamblang tentang hal ini. Ayatnya yang ke 18 hingga 20, merupakan nukilan ayat yang dibacakan Yesus dari kitab Yesaya yang kemudian ditegaskan telah digenapi oleh-Nyadalam ayat selanjutnya. Nukilan ayat tersebut juga menyatakan dengan tegas dan lugas tentang prinsip-prinsip penting, ajaran yang sangat menarik untuk apa sebenarnya Dia datang ke dunia ini. Di dalamnya juga tergambar kepada siapa “obyek” karya dan pelayan-Nya itu hendak ditujukan.
Kabar baik untuk orang miskin
Miskin bukan melulu soal penghidupan atau soal jasmani semata. Miskin di sini menunjuk kepada mereka yang secara rohani miskin, artinya orang-orang yang menyadari kemiskinanannya. Miskin dimaksud adalah orang yang mengaku butuh juruselamat, butuh Tuhan, dan haus akan kebenaran, yang karenanya dia akan bergumul, bergelut dan berkutat di situ. Orang miskin seperti ini adalah orang yang jeli, tepat, dan pas sebagai orang yang memerlukan kebenaran. Orang-orang yang merasa miskin akan kebenaran adalah orang yang selalu rindu pada firman Tuhan. Tentu mereka adalah orang yang berbahagia, dan kepada merekalah Yesus datang. Karena memang mereka merindukan itu, dan betul haus akan Kebenaran ultimat itu, yakni kebenaran sejati dari Allah sejati. Firman yang hidup itu tidak datang kepada orang-orang yang congkak. Firman juga tidak datang kepada golongan orang yang merasa hebat dan mempunyai segala-galanya.
Kisah tentang perbedaan mendasar doa ahli taurat dan pemungut cukai memberikan gambaran jelas tentang hal ini. dari kisah itu terlihat jelas kemiskinan si pemungut cukai yang disertai dengan keminderan rohaninya, sementara ahli taurat teramat bangga dengan “kekayaan” (baca: kecongkakan) spiritualitasnya. Berbeda sama sekali dengan Nikodemus, pemimpin kelompok orang Yahudi yang disebut sebagai Farisi, yang justru merasa miskin di hadapan Tuhan. Sehingga ia merasa perlu dan penting untuk mencari Yesus, tanpa pernah merasa bahwa dia adalah seorang guru taurat, imam, atau orang Yahudi yang hebat. Nikodemus pergi malam hari untuk bertemu Yesus. Nikodemus merasa kemiskinan spiritualnya itu membutuhkan pengayaan, perlu diperkaya oleh firman yang hidup itu. Nikodemus adalah teladan yang sangat baik untuk dicontoh dan praktikkan dalam hidup. Kemiskinan dan dahaga rohaninya terhadap firman Tuhan memang harus terus ada di hidup kita. Nikodemus menjadi alasan tersendiri mengapa orang semakin menggali kebenaran (firman), maka dia semakin mendapat limpahan kebenaran. Perasaan miskin akan kebenaran patut ditumbuhkembangkan dan dirayakan di hidup kita.
Pembebasan pada orang yang ditawan
Mereka yang dikungkung, dikurung oleh dosa, seringkali hidupnya lebih murni daripada orang beragama tapi sombong. Ada hal menarik dari apa yang dikatakan Allah kepada jemaat Laodikia: “Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku”. Orang berlaku baik, bahkan baik sekali, itu adalah tindakan benar dan niscaya Tuhan akan menyukainya. Tetapi orang gemar ke gereja, tapi hidupnya tidak baik, itu justru menjadi kebencian bagi Tuhan. Tuhan lebih suka orang tertawan oleh dosa, yang hidupnya hancur. Orang yang hidup dalam dosa karena memang dia tidak tahu kebenaran. Kedatangan Tuhan justru untuk berbicara kepada orang-orang seperti ini. Tuhan membebaskan mereka dari jerat ikat dan pikat belenggu dosa. Tuhan menyelamatkan mereka.
Orang-orang itu “dingin”, tapi “kedinginannya” lantaran ada dalam situasi ketidaktahuan mereka. Tuhan menyelamatkan mereka, memberikan pencerahan, memerdekakan dan pengharapan kehidupan. Jamahan Allah atas hidup mereka mewujud dalam pembekalan prinsip-prinsip hidup yang seharusnya. Orang yang sebelumnya jahat, betul-betul jahat bisa berubah menjadi orang yang baik sama sekali. Ini adalah kabar menyenangkan dan membahagiakan. Ini juga yang seharusnya menjadi pemahaman umat kristiani tentang natal. Dengan natal kita membawa dan mengarahkan orang kepada kehidupan sejati, kehidupan yang sesungguhnya. Sesuatu yang Allah kehendaki kita lakukan di hari-hari kita.
Memberi penglihatan kepada orang-orang buta
Pokok perbincangan pada bagian ini mirip dengan penjelasan terhadap orang-orang yang tertawan tadi. Orang-orang buta yang dimaksud adalah orang-orang yang yang benar-benar tidak dapat melihat kebenaran sama sekali. Orang buta adalah orang yang tidak tahu tentang apa itu kebenaran. Orang buta adalah mereka yang tersesat dan salah jalan. Orang-orang yang dalam kebutaannya terjerumus dan kacau balau dalam kehidupan. Orang-orang seperti inilah yang kemudian dijangkau oleh Tuhan. Merekalah yang menjadi target karya Tuhan yang mencelikkan. Ini bukan bicara soal buta atau buta fisik. Layaknya orang-orang tawanan dibebaskan, begitulah orang-orang buta dicelikkan dari kegelapannya. Sehingga mereka yang sebelumnya tidak mampu memandang dan melihat nilai-nilai rohani, kini menjadi terang benderang.
Fanny Crosby, seorang pencipta lagu dan penulis lirik asal Amerika Serikat yang terkenal adalah seorang yang buta sejak kecil. Namun dalam kebutaannya dia pernah menciptakan 8000 hymne, yang 6000 diantaranya cukup populer, bahkan hingga saat ini. Pada suatu ketika Fanny diwawancarai. Salah satu hal yang ditanyakan oleh jurnalis adalah sebagai berikut “kalau Tuhan memberimu satu kali lagi kesempatan hidup, apa yang akan engkau minta”? Sungguh mengejutkan, pertanyaan itu dijawab Fanny dengan gamblang dan amat sangat mengagumkan: “Kalau aku lahir lagi, dan Tuhan memberikan aku kesempatan sekali lagi, aku akan meminta kepada Tuhan agar tetap terlahir buta, tetapi dicintai dan mencintai Tuhan!” Buta bagi Fanny bukanlah masalah besar, sebab yang terpenting bagi dia adalah kasih dan cinta Tuhan itu. Buta mata tak mengapa, asal tidak spiritualitas, hati kita yang buta. Kiranya Tuhan pun berkenan mencelikkan hati, spiritualitas yang buta, yang tidak mampu melihat kebenaran.
Tuhan berkenan hadir ke dunia, menyatakan diri sebagai manusia untuk mengabarkan warta indah kepada orang yang miskin hatinya, mereka yang haus akan kebenaran. Dia juga akan memberitakan pembebasan pada orang-orang yang tertawan oleh dosa, dibelenggu oleh dosa. Tidak itu saja, Dia pun akan memberi penglihatan pada mereka yang tidak mampu melihat kebenaran. Inilah sesungguhnya tujuan dari natal itu. Sungguh beruntunglah orang buta yang melihat kebenaran, tapi malanglah orang yang belajar dan mencari kebenaran tapi tidak bisa melihat kebenaran itu, meski sudah gamblang nampak jelas di depan mata.
Adakah tujuan Yesus datang menyatakan diri ke dunia itu juga menjadi spirit dan ada di dalam kita. ? Slawi