Shalom pak Pdt. Bigman Sirait.
Dalam Injil Matius 5:17 dikatakan “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Sedangkan ketika membaca Efesus 2:15 berbunyi “sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera”.
Pertanyaannya:
1. Apakah bagian alkitab ini saling kontradiksi, kalau ya mengapa? Kalau tidak bagaimana cara memahaminya?
2. Hukum Taurat dibatalkan? Lalu untuk apa diberikan?
Terimakasih untuk penjelasannya.Tuhan Yesus Memberkati.
Suryadi – Jakarta
Pertanyaan yang memang sering menimbulkan perdebatan, apakah Taurat masih berlaku atau sudah dibatalkan. Sdr Suryadi yang dikasihi Tuhan, pertama kita perlu bersama memahami arti Taurat dulu, baru mendiskusikannya. Yang dimaksud hukum Taurat, bukan hanya sepuluh hukum saja, tetapi juga peraturan atau ketentuan yang mengikutinya. Taurat bisa dikatakan sebagai kitab perjanjian anatar Allah dan umat NYA, dimana kesucian menjadi tuntutan mutlak Allah. Semua detailnya tertuang didalamnya.
Kitab para nabi juga mengacu dan mengikat diri kepada Taurat. Tidak berdiri sendiri, tapi merupakan penjelasan, peringatan, bagi tiap generasi, bagaimana hidup yang dikehendaki Allah.
Dalam Matius 22:37-40, ketika Tuhan Yesus menjawab pertanyaan ahli Taurat tentang hukum mana yang paling utama. Sebuah pertanyaan jebakan, seakan ada hukum Tuhan yang utama dan yang tidak. Jawaban Tuhan Yesus, sangat menarik; Bahwa Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Dan hukum yang sama dengan itu adalah; Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum taurat dan kitab para nabi. Jelas sekali, Tuhan Yesus menunjuk tentang kesimpulan sepuluh hukum, dan keterikatan kitab para nabi. Sementara kesepuluh hukum itu diuarai dalam peraturan yang banyak terdapat dikitab Imamat. Misalnya, soal penebusan dosa oleh darah domba yang tidak bercacat cela. Juga soal pembalasan yang diatur sangat jelas.
Nah, sekarang mari kita memahami apa yang diucapkan Tuhan Yesus; Bahwa Dia datang bukan untuk meniadakan, melainkan menggenapi Hukum Taurat. Ini sangat jelas, yaitu, Yesus Kristus menggenapi tuntutan hukum Taurat, bahwa bukan lagi darah domba yang tidak bercacat cela yang menebus dosa, melainkan darah suci Yesus Kristus sendiri (band; Ibrani 9:12). Begitu juga soal pembalasan, mata ganti mata yang diatur dalam Taurat, digenapi Yesus Kristus dalam kematian NYA. DIA menanggung semuanya, sehingga kita tidak lagi boleh mengambil mata ganti mata, sebaliknya, sama seperti DIA memberi pipi kiri, jika pipi kanan ditampar (Matius 5:39).
Inilah makna penggenapan, yaitu Yesus Kristus menggenapi seluruh tuntutan hukum Taurat atas jalan keselamatan. Sehingga apa yang seharusnya dijalankan umat untuk mencapai keselamatan, yaitu dengan memenuhi hukum Taurat yang tak pernah mampu dipenuhi sepenuhnya, menjadi nyata terpenuhi dalam kematian Yesus Kristus. Itu sebab dikatakan dibawah kolong langit ini tidak ada keselamatan, kecuali didalam nama NYA (Kisah 4:11).
Begitu juga keimam-man, yang seharusnya dari garis Lewi, kini digenapai dari garis Yesus Kristus yang adalah suku Yehuda. Karena itu dikatakan Yesus Kristus adalah kepala gereja yang agung dan kekal. Masih banyak hal lain yang digenapi Yesus Kristus, sebagai anak domba Allah, sebagai penebus. Jadi jelas arti Yesus Kristus menggenapi Taurat, bukan meniadakannya, bahkan dengan sangat jelas DIA berkata, selama belum lenyap langit dan bumi, tidak ada satu titikpun yang ditiadakan dari Taurat (Matius 5:18).
Apakah perkatan Rasul Paulus bertentangan dengan Tuhan Yesus. Jelas sekali; Tidak. Tapi memang banyak sekali orang salah memahami, bahkan salah mengajarkan. Mari kita lihat Efesus 5:15, konteks ini membicarakan soal keselamatan. Bahwa keselamatn dikerjakan oleh Yeus Kristus, diperdamaikan dalam kematian NYA diatas salib. Jelas sekali darah domba, sesuai ketentuan Taurat, tak berlaku, batal. Mengapa? Karena Yesus Kristus sudah menggenapi semuanya diatas kayu salib. Tidak ada yang salah dengan ucapan Rasul paulus. Yang salah adalah memahami arti batal, seakan membatalkan hukum Taurat sepenuhnya. Padahal yang batal adalah ketentuan penebusan dosa, dan batal karena tuntutan Taurat sudah digenapi dalam Yesus Kristus.
Hukum Taurat masih berlaku, ya betul, yang disimpulkan oleh Tuhan Yesus sendiri, dalam hukum kasih kepada Allah dan sesama. Ini jelas tidak mungkin batal bukan. Tetapi ketentuan ritualnya yang batal. Tapi sekali lagi, itupun batal, karena telah digenapi Kristsu, bukan dibatalakan sepihak. Pada banyak tulisan Rasul Paulus, hal Taurat yang dibatalkan, tidak berlaku, banyak dibicarakan dalam rangka menjawab berbagai sinkretis paham. Misalnya jemaat di Galatia yang diganggu oleh ajaran, bahwa tidak cukup hanya percaya, tapi juga harus sunat. Jelas ini tidak Alkitabiah. Disisi lain, Rasul Paulus juga disalah pahami oleh orang Yahudi, dan harus menjawab tuduhan bahwa dia membuang Taurat. Namun sejatinya bukan begitu. Sebagai ahli PL, Paulus ingin menjelaskan titik singgung dan titik sambung, dan titik pisah Taurat dan Injil. Dan penjelasan Paulus sangat berkelas. Bahwa banyak yang salah paham, Petrus sebagi rasul senior juga mengatakan hal itu (2 Petrus 3:15-16). Jadi jika ada kesalahpahaman dimasa kini, bisa dipahami. Dan, pertanyaan ini menjadi sangat penting, untuk menolong kita mendudukan paham yang sesungguhnya. Kiranya jadi berkat bagi kita semua. Amin.