Pada masa kini perilaku ‘tidak sopan’ banyak terjadi, orang menjadi terbiasa dan perilaku ini mudah menular. Kita dengan mudah melihat orang membuang sampah di sembarangan tempat, mobil menerobos bahu jalan tol melewati mobil-mobil lain, orang memotong pembicaraan orang lain, dsb, dsb. Sementara bagi orang Kristen, mengasihi adalah utama dan menurut Alkitab, mengasihi, ‘tidak melakukan yang tidak sopan.’ Kita bisa mengatakan sudah mengasihi, tapi kalau kasih kita tidak sesuai dengan definisi Alkitab, sesungguhnya kita belum melakukannya.
Untuk mewujudkan kasih yang sejati, kita perlu memahami apa definisi Alkitab tentang kasih. Dalam 1 Korintus 13:4-7, Paulus menjelaskan bahwa kasih sejati memiliki 15 kata-kerja. Dan pada kesempatan ini kita akan membahas kata kerja yang ke-6, yaitu ‘tidak melakukan yang tidak sopan.’ Kata kerja asli yang digunakan memiliki arti “berperilaku tidak pantas, tidak sesuai dengan norma, atau tidak menyenangkan secara estetika.” Itu berarti melanggar standar-standar perilaku yang diterima masyarakat sedemikian sehingga membuat orang lain merasa tidak nyaman.
Walau tidak ada perintah ‘jangan tidak sopan, atau kasar atau tidak pantas’ dan kata ini hanya digunakan dua kali dalam Alkitab, tapi masalah perilaku kasar sangat penting karena berlawanan dengan hal utama dalam kekristenan yaitu mengasihi. Kekasaran berakar dari egoisme. Ketidak-sopanan menunjukkan tidak adanya pertimbangan untuk orang lain. Orang yang berperilaku tidak sopan terhadap orang lain menyampaikan bahwa saya adalah segalanya.
Sopan santun dimaksudkan untuk mengurangi friksi dalam interaksi antar manusia. Kasih tidak bisa ego tapi peduli dengan orang lain. Oleh karena itu kasih itu tidak bisa kasar terhadap orang lain, tapi sopan. Paulus berbicara tentang sopan santun yang umum. Ini adalah kasih dalam hubungan dengan masyarakat. Kita adalah mahluk sosial yang hidup dalam komunitas, yang mempunyai kebiasaan dan harapan-harapan sosial tertentu di lingkungannya. Kasih agape itu peduli dengan orang sehingga dia berusaha menghormati kebiasaan-kebiasaan bersama itu.
Orang yang tidak sopan merasa lebih penting dari pada orang lain. Karena itu dia merasa berhak untuk berperilaku semau sendiri. Di samping mereka bisa tidak berpikir atau mengabaikan orang lain. Mereka membuat keputusan tanpa memperhatikan pertimbangan orang lain. Orang ini juga sering merendahkan orang di depan orang lain, misal pasangan di depan kawan-kawan mereka; atasan meremehkan pekerjaan atau prestasi bawahan, dsb. Tentu ada hal-hal lain yang menyebabkan orang berperilaku tidak sopan, seperti kurang kontrol diri; trauma masa lalu; pengaruh orang lain; kondisi kesehatan mental; pengaruh budaya, dsb. Kelemahan-kelemahan ini dan pengaruh dunia membuat orang mudah berbuat dosa dan tidak mengasihi secara benar.
Kasih sejati ‘tidak melakukan yang tidak sopan.’ Yesus memberikan teladan yang sempurna dalam mempraktekkan kasih agape itu. Kalau kita mengamati hidup Yesus, kita tidak pernah melihat Yesus, bersikap tinggi hati, mengabaikan orang atau merendahkan orang lain di hadapan orang lain. Sebaliknya, Yesus menunjukkan sikap menghargai orang-orang yang pada jaman itu direndahkan seperti: anak-anak, pengemis, orang cacat, pemungut cukai, pelacur, dsb. Yesus tidak memperlakukan orang-orang ‘penting’ seperti ahli Taurat, orang-orang Farisi, pemimpin agama, lebih dari yang lain. Sebaliknya Yesus banyak menegur mereka.
Demikian dengan kasih agape orang tidak berpakaian, berbicara, atau berperilaku yang bertentangan dengan standar-standar umum dan menyinggung perasaan orang-orang lain. Orang yang mengasihi dengan kasih agape memiliki disiplin perilaku, mendisiplinan perilakunya dengan memikirkan kepentingan dan perasaan orang lain. Kasih agape adalah kasih yang berkorban demi kebaikan dan kenyamanan orang-orang yang mereka kasihi.
Bukan berarti orang Kristen tidak bisa menentang perbuatan orang lain yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Tapi ada cara yang benar dan cara yang salah untuk melakukan segala sesuatu. Menegur dosa tidak perlu dengan kata-kata kasar. Orang Kristen dipanggil untuk berbicara kebenaran dalam kasih.
Bagaimana kita bisa hidup dengan kasih agape, seperti Kristus yang “tidak melakukan yang tidak sopan”? Kuncinya adalah mengalami kasih Kristus, dan tinggal dalam kasih-Nya (Lihat Yohanes 15:5). Ketika kita tergoda untuk berlaku tidak sopan dan memikirkan keuntungan diri sendiri, maka obatnya adalah memusatkan mata rohani kita kepada Kristus, kepada kasih-Nya bagi kita dan kasih-Nya bagi orang lain. Maka di dalam Dia, kita bisa mengasihi sesama dengan kasih agape, kasih yang ‘tidak melakukan yang tidak sopan.’ Selamat mengasihi dengan melakukan yang sopan, pantas dan lembut.Tuhan Yesus memberkati!