Apakah Alkitab itu benar Firman Tuhan?

Pertanyaan:

Pdt. Simon,

  • Apakah alkitab itu benar Firman Tuhan?
  • Alkitab ditulis ribuan tahun yang lalu, apakah Alkitab itu masih relevan untuk saat ini?

Alkitab adalah buku catatan perihal karya Allah yang ditulis manusia dalam konteks sejarah & budayanya”

Untuk memahami isinya ada metodologi yang disepakati dengan sebutan: “interpretasi berdasarkan historika dan gramatika”. Artinya bahwa apa yang tertulis dipahami sebagaimana kebiasaan berlaku dalam sebuah budaya yang tercatat dalam sejarah.

Berikutnya, nilai-nilai yang menggerakkan kehidupan dalam masyarakat yang tertulis dapat dipahami dengan memerhatikan tata bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan dinamika kehidupan. Metodologi ini biasa disebut dengan eksegese. Dengan catatan bahwa kemungkinan salah penyalinan dan lain sebagainya bisa saja terjadi. Namun demikian tidak serta merta bahwa Alkitab itu salah.

Alkitab adalah firman Allah yang infallible (sempurna) karena mengekspresikan hasrat hati TUHAN kepada umat-Nya. Untuk itu kita perlu perhatikan genre tulisan dalam setiap kitab.

Alkitab tetap relevan hingga saat ini karena kita dapat mencari makna padanannya dari hasil eksegese dengan tantangan hidup modern. Jadi nilai-nilai yang berlaku pada zaman ribuan tahun tetap bisa diterapkan dengan nilai-nilai yang berlaku hari ini. Metodologi ini biasa disebut dengan eksposisi.

Ada prasuposisi yang dibangun bahwa Alkitab adalah Firman Allah yang tetap relevan sepanjang masa karena sebutan Inerrancy of the Bible (ketidakbersalahan alkitab). Sebagai contoh perihal bumi datar, matahari berhenti. Itu semua ungkapan yang secara fisika salah. Namun apa yang tertulis tidak perlu diubah (revisi) karena demikianlah pemahaman pembaca dan pendengar sabda Tuhan. Dan belakangan istilah inerrancy ini sering diparalelkan dengan “The Truthfulness of the Bible”. Karena makna yang tersirat dan tersurat adalah benar meski nampaknya salah. Penjelasan praktisnya saat itu bahwa mereka susah mencerna jika bumi itu bulat mengapa orang berdiri tidak tergelincir. Begitu juga mereka terbiasa melihat lintasan matahari terbit dan terbenam di tempat yang berbeda. Maka matahari berhenti di Gibeon sebagai kesempatan untuk menuntaskan tugas, disebutkan di sana.

Jika anda membutuhkan konsultasi teologi,
silakan mengirim pertanyaan ke sekretariat yapama WA: 0811-8888-804

Recommended For You

About the Author: Pdt. Simon Stevi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *