Perjalanan Pertumbuhan: Dari Iman Menuju Kasih

Pada umumnya orang Kristen ketika baru bertobat, bersemangat mau bertumbuh dalam iman dan pengenalan mereka kepada Tuhan. Tapi tentu ada yang terus ingin menjadi bayi rohani untuk mendapatkan perhatian. Dan banyak yang setelah sekian lama, semangat pertumbuhan mereka mengalami kemandegan. Mereka berhenti hidup dalam rutinitas, rutin beribadah, dan merasa cukup.

Namun Alkitab menyatakan, Allah mau kita terus bertumbuh. 2 Petrus 3:18 mengatakan “Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.” Kita diminta terus bertumbuh hingga sempurna menjadi seperti Kristus, yang tidak akan terjadi hingga kita bertemu dengan Dia muka dengan muka. Dalam bacaan kita, 2 Petrus 1:5-7, Petrus memberikan satu strategi untuk bisa mengalami pertumbuhan itu.

Karena Allah telah mengaruniakan hidup baru dengan segala kekayaan rohani dalam Kristus, maka kita harusnya rajin bertumbuh dalam kerohanian kita itu. Kita akan belajar dari Petrus melalui bacaan hari ini, bagaimana strategi yang bisa kita tempuh untuk bertumbuh dalam kerohanian kita.

Kita dihubungkan dengan Allah Sang Pencipta, melalui iman. Kita tidak diminta menambahkan iman, karena iman itu telah diberikan; iman adalah anugerah dari Allah (Ef 2:8-9). Kita tidak bisa mulai bertumbuh sebagai orang percaya sebelum kita menerima hidup baru dari Allah melalui iman kepada Yesus Kristus.

Iman adalah fondasi dimana kita diminta menambahkan kebajikan-kebajikan lain. Karena itu untuk bertumbuh dalam kerohanian Anda pastikan Anda telah mempercayakan hidup Anda pada pribadi Yesus Kristus dan janji-janji-Nya. Pertumbuhan kita dimulai dari iman dan tujuan akhirnya adalah kasih, kasih agape. Kasih adalah tujuan kita berjalan bersama dengan Kristus, dan merupakan tujuan dan arah dari semua karakter yang kita bangun.

Jika kita mau bertumbuh sehat, Petrus mensiratkan, pertama pelihara motivasi yang benar (1:5) mengapa kita mau bertumbuh. Mudah kita memiliki motivasi yang salah, yang bisa berakibat Tuhan tidak berkenan, dan menyebabkan kita tidak mengalami pertumbuhan sejati itu. Misalnya agar kita terlihat hebat, tampak rohani; atau agar hidup kita sukses dan bahagia.

Motivasi kita untuk dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan ketujuh kualitas itu pada iman kita adalah karena Allah telah memberikan segala yang kita butuhkan untuk hidup saleh, memanggil kita untuk berbagi dalam kodrat ilahi-Nya, dan menjanjikan berkat besar bagi mereka yang mengenal-Nya (1:3, 4); yaitu, karena anugerah-Nya. Anugerah Allah adalah motivasi yang benar untuk mengerjakan kerajinan kita untuk bertumbuh secara rohani.

Berikut, kalau mau bertumbuh sehat, kita harus mau dengan sungguh-sungguh (1:5) mengerjakannya. Ungkapan dengan sungguh-sungguh berusaha artinya: “Tuhan telah memberikan hidup-Nya dan semua janji-Nya kepadamu. Sekarang, kita harus membawa kerajinan kita agar kamu dapat bertumbuh. Oleh karena Allah telah bekerja dengan penuh kuasa dalam diri Anda, Anda sendiri harus melakukan segala upaya. Memang pertumbuhan rohani memerlukan sumberdaya dari Allah tapi juga menuntut usaha kita. Allah berdaulat tapi manusia bertanggung-jawab untuk hidupnya. Kita dipanggil untuk mengerjakan iman kita dan mengerjakan segala kerajinan untuk hidup seperti yang Allah mau kita jalani. Kita tidak bekerja keras untuk diselamatkan; tapi bekerja keras karena kita telah diselamatkan.

Dan berusaha berarti kita mau, sungguh-sungguh, bersemangat tidak menunda-nunda  dalam mengerjakan pertumbuhan kita. Sedang menambahkan berarti memberikan dengan murah hati. Dengan ungkapan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan, Petrus mau mengatakan: “Berusahalah dengan sungguh-sungguh dan dengan berlebih untuk menyediakan karakter-karakter ini di atas dasar imanmu kepada Kristus.”

Selanjutnya, jika kita mau bertumbuh sehat, kita diminta untuk bertumbuhlah dalam tujuh area. Bertumbuhlah secara holistik atau utuh. Pada fondasi iman ini kita diperintahkan untuk menambahkan: kebajikan, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan, kasih akan saudara-saudara, dan kasih akan semua orang.

Jika dibandingkan dengan daftar-daftar kebajikan lain (misal Galatia 5:22:23; 1 Timotius 6:11), bisa disimpulkan daftar Petrus tidak lengkap. Kita perlu melengkapi dengan daftar-2 yang lain. Dan walau urutan ketujuh Kebajikan itu logis, tapi jelas tidak kronologis. Ada aliran yang masuk akal, iman adalah fondasi dasar. Tanpa iman kita bukan orang Kristen. Kebajikan perlu segera mengikuti, agar kita memiliki hati nurani yang jernih. Pengetahuan mengikuti segera, karena kita perlu tahu Firman Allah untuk memberitahu nurani dan memimpin kita dalam pikiran dan perilaku. Pengetahuan tidak membantu kalau kita tidak bisa penguasaan diri untuk melakukan kebenaran itu. Penguasaan diri tidak berguna kalau kita mudah menyerah dan itu akan menghancurkan kesaksian kita – kita perlu penguasaan diri secara konsisten ketika cobaan datang. Ketika kita tekun, kita mengembangkan kesalehan, yaitu hidup dengan takut akan Allah dalam setiap situasi. Kesalehan tampil dalam hubungan, karena itu kita membutuhkan kasih akan saudara-saudara dan kasih akan semua orang.

Sebagai orang percaya yang bertumbuh kita akan giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus (2 Petrus 1:8). Untuk menjadi berguna dan berbuah kita harus bertumbuh dengan sehat dalam kerohanian kita. Pertumbuhan rohani adalah proses yang panjang, bahkan terjadi seumur hidup kita. Pertumbuhan rohani menunjukkan hasil ketika kita mempraktekkan secara konsisten dan melekat dalam jangka panjang.

Untuk bertumbuh, Petrus memberikan kunci dengan menambahkan kepada iman kita:  kebajikan, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan, kasih akan saudara-saudara, dan kasih akan semua orang. Satu tanda orang Kristen sejati adalah mereka terus berjuang untuk mengembangkan karakter-karakter ini dalam hidup mereka. Hanya dengan bertumbuh maka sebagai orang percaya hidup kita akan produktif (1: 8, 10-11). Karena itu mari kita bekerja keras untuk bertumbuh dalam ciri-ciri kedewasaan rohani dari Petrus ini. Tuhan Yesus memberkati.

Recommended For You

About the Author: EV. Harry Puspito

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *