
“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan Aku memberi kepadamu tidak seperti dunia memberi. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” (Yohanes 14:27)
Kita hidup di dunia yang memberi banyak persoalan untuk membuat kita khawatir: krisis ekonomi, peperangan, serangan teroris, perkosaan, pembunuhan, dsb. Apalagi di era media sosial sekarang ini, kita segera tahu apa yang terjadi di mana saja. Ini bisa menimbulkan stres, kemarahan, ketakutan dan kecemasan terus menerus.
Hidup di tengah dunia yang membuat stres ini sungguh kita perlu memiliki damai yang sempurna, yang menolong kita mengarungi badai kehidupan dengan damai dan sukacita.
Damai yang sempurna dimulai dengan damai dengan Allah, Sang Pencipta yang Maha Kuasa itu, Allah yang memiliki damai yang sempurna.
Kata damai itu dari Bahasa Ibrani ‘shalom’ dan kata Yunani ‘eirene’ yang punya arti paling dasar ‘lengkap’ atau ‘utuh’. Kata ini bisa menunjuk kepada sebuah batu tanpa retak atau cacat, atau dinding batu utuh yang tidak ada celah (gap) dan tidak ada bata yang terhilang. Kata ini menunjuk kepada kesejahteraan umum atau kepuasan yang datang dari Tuhan.
Yesaya menulis tentang kedatangan Raja Damai (Yesaya 9:5-6). Dalam Lukas 2:14 kedatangan Yesus disebut kedatangan Eirene. Kristus sendiri adalah Eirene kita, karena Dia telah memulihkan hubungan yang rusak menjadi utuh antara manusia dengan Sang Pencipta. Seperti yang ditulis Paulus dalam Roma 5:1, dan dijelaskan juga dalam Kolose 1:19-20, yaitu sebab Dia mendamaikan semua di surga dan di bumi, membuat damai melalui darah-Nya.
Ini damai antara Allah dan manusia yang hanya bisa diberikan oleh Yesus Kristus. Ini sesuai dengan apa yang Yesus kerjakan saat itu; Dia akan disalib, mati, dikubur dan bangkit, naik ke surga dan duduk di kanan Allah Bapa Yang Maha Kuasa. Ini harus terjadi agar Yesus memperdamaikan Allah dengan manusia (lihat Roma 5:1).
Kepada orang yang sudah diperdamaikan dengan Allah, telah menerima damai dengan Allah, Yesus juga memberikan damai-Nya, damai Allah, yaitu damai batin yang tidak dapat direbut oleh siapa pun. Damai Yesus melampaui situasi kita. Allah tidak melihat kita sebagai musuh tetapi sebagai anak dan kasih-Nya tidak pernah meninggalkan kita. Bukankah kasih ini melampaui semua pengertian (dunia)? Damai ini sama sekali berbeda dengan damai dari dunia. Kita menerima kedua damai — damai dengan Allah dan damai Allah – melalui Yesus.
Seperti apa damai Allah yang dari Kristus itu?
- DAMAI PERPISAHAN: Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu
Waktu itu tentu para murid sedang dalam situasi stres. Mereka tahu Yesus akan pergi, meninggalkan mereka. Mereka tahu otoritas Yahudi mau membunuh Dia. Mereka tahu mungkin hidup mereka sendiri juga terancam.
Dan Yesus meninggalkan mereka dengan damai-Nya. Yesus memberikan ‘damai perpisahan.’ Damai ini adalah warisan Yesus untuk para murid. Yesus mewariskannya melalui Roh Kudus yang datang dan menguatkan dan menghibur kita.
- DAMAI KRISTUS PRIBADI: Damai sejahtera-Ku
Damai sejahtera itu dari Yesus – yang adalah Anak Allah, Allah dalam rupa manusia; Juruselamat, yang mati untuk dosa-dosa kita; Dia adalah Alfa dan Omega, yang awal dan akhir, kekal. Yesus adalah Raja Damai (Yesaya 9:6).
Raja Damai itu ingin kita memiliki damai-Nya. Raja Damai itu mengatakan: Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu. Dia meninggalkan kita dengan damai-Nya. Yesus memberikan damai pribadi-Nya – ‘damai sejahtera-Ku.’ Ini adalah damai Yesus sendiri.
- DAMAI PEMBERIAN – Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu
Banyak orang berpikir bahwa mereka harus bekerja keras untuk mengalami damai. Jika mereka berusaha keras, maka hal-hal pribadi mereka kendalikan, mereka memiliki damai. Ini tidak begitu, karena begitu banyak hal yang kita tidak bisa kendalikan. Damai adalah anugerah dari Allah. Yesus, Anak Allah, memberikan hadiah damai itu kepada kita.
Seperti kita menerima anugerah damai dengan Allah dari Allah untuk hidup kekal, kita juga menerima anugerah-Nya ‘damai Allah’ menguasai hidup kita. Kita menerima damai dengan Allah melalui iman dalam Kristus. Kita mengalami damai Allah melalui iman (Yesaya 26:3-4).
- DAMAI YANG SEMPURNA: Damai tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu
Menarik bahwa dunia juga menawarkan damai. Namun apa pun yang dunia berikan tidak sempurna. Dunia tidak tahu tentang damai sejati.
Untuk mengalami damai, dunia mengatakan kita harus pergi ke satu tempat; membeli sesuatu; mengonsumsi sesuatu. Orang mencari damai melalui olahraga, konseling, agama, obat resep, narkoba, alkohol, dsb. Apa pun, damai dunia tidak dari Yesus atau bergantung kepada Dia, karena itu damai yang diberikan dunia bersifat sementara, musiman dan bergantung pada situasi orang, dan bersifat eksternal. Tetapi damai Allah itu sempurna, karena Allah itu sempurna. Damai itulah yang Kristus berikan.
- DAMAI YANG DIKERJAKAN: Janganlah gelisah dan gentar hatimu.
Damai Allah diberikan. Tetapi kepada kita diperintahkan: Janganlah gelisah dan gentar hatimu. Dia memerintahkan kepada para murid agar perasaan-perasaan negatif itu tidak dibiarkan menguasai diri mereka. Tuhan menganugerahkan damai-Nya, dan kita menerima dengan iman. Namun kita bertanggung-jawab membiarkan damai Kristus itu menguasai hidup kita.
Bagaimana kita “mengerjakan” damai sejahtera ini?
- Menyerahkan kekhawatiran kita kepada Tuhan dalam doa (Filipi 4:6-7)
- Membaca dan merenungkan firman Tuhan dan membiarkan kebenaran-Nya menenangkan hati kita (Mazmur 119:165)
- Mempercayai janji-janji Tuhan dan melepaskan kendali atas situasi yang kita hadapi.
- Memusatkan pikiran kita pada Yesus dan kebaikan-Nya.
Kepada orang yang belum menerima-Nya, Yesus menawarkan damai dengan Allah. Apa Anda sudah menerimanya? Mari buka hati, minta Kristus masuk dalam hidup Anda.
Kepada orang percaya, Yesus menawarkan damai Allah. Bagaimana kita bisa memperoleh damai yang sempurna itu? Kita harus pergi kepada sumber damai itu, yaitu Kristus saja. Hanya melalui Yesus Kristus kita mengalami damai Allah itu. Apa Anda mau menerima damai Allah itu?